Sukses

Militer AS Lacak Balon Kecil di Wilayahnya, Perangkat Mata-mata?

NORAD dalam pernyataannya mengatakan jet-jet tempur dikirim untuk mencegat balon tersebut di atas Negara Bagian Utah dan memastikan bahwa balon tersebut tidak dapat bermanuver dan tidak menimbulkan ancaman terhadap keamanan nasional.

Liputan6.com, Washington - Jet-jet tempur Amerika Serikat (AS) sedang melacak sebuah balon yang terbang di ketinggian di wilayah AS bagian barat. Namun, para pejabat mengatakan balon itu tidak menimbulkan bahaya bagi siapa pun baik di darat maupun di udara.

Komando Pertahanan Dirgantara Amerika Utara atau yang dikenal sebagai NORAD (North American Aerospace Defense Command), menggambarkan objek tersebut sebagai "balon kecil" yang melayang pada ketinggian antara 43.000 dan 45.000 kaki (sekitar 13,72 kilometer) karena didorong oleh embusan angin.

NORAD dalam pernyataannya mengatakan jet-jet tempur dikirim untuk mencegat balon tersebut di atas Negara Bagian Utah dan memastikan bahwa balon tersebut tidak dapat bermanuver dan tidak menimbulkan ancaman terhadap keamanan nasional.

NORAD mengatakan pihaknya akan terus melacak balon tersebut dan pihaknya berhubungan dengan Administrasi Penerbangan Federal "untuk memastikan keselamatan penerbangan," dikutip dari VOA Indonesia, Senin (26/2/2024).

Hingga Jumat (23/2) malam, regulator penerbangan sipil AS atau FAA (Federal Aviation Administration) juga memastikan bahwa balon tersebut tidak menimbulkan bahaya bagi pesawat jet penumpang atau pesawat lain di wilayah tersebut, kata NORAD.

Militer AS telah mengamati langit di dalam dan sekitar wilayah udara Amerika Serikat dengan lebih cermat setelah ditemukannya balon mata-mata China yang transit di negara itu pada Februari 2023.

Pejabat China mengatakan bahwa balon tersebut dirancang untuk meneliti cuaca dan "menyimpang dari jalur yang direncanakan". Namun Pentagon menolak pernyataan tersebut, dengan mengatakan bahwa balon tersebut dirancang untuk pengawasan.

2 dari 2 halaman

Picu Ketegangan AS-China

Insiden tersebut meningkatkan ketegangan antara AS dan China, dan bahkan menyebabkan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken membatalkan perjalanan ke Beijing untuk bertemu dengan Presiden China Xi Jinping dan pejabat tinggi lainnya.

AS akhirnya menembak jatuh balon China tersebut di lepas pantai Carolina Selatan, setelah balon tersebut melintasi sebagian besar benua Amerika.

Menyusul insiden tersebut, AS mengambil langkah untuk meningkatkan pendeteksian objek di wilayah udaranya.

Mereka juga mulai berupaya untuk membuat inventarisasi benda-benda tak berawak dan benda-benda udara yang dapat diakses dan terkini, serta peraturan dan regulasi terkini untuk peluncuran dan pemeliharaan benda-benda tak berawak.