Liputan6.com, Colorado Springs - Sebuah pesawat jet maskapai United Airlines dilaporkan jatuh menukik ke dalam sebuah selokan di taman dan meledak pada tanggal 3 Maret 1991, 33 tahun lalu.
"Tak ada yang selamat dari dalam pesawat Boeing 737-200 yang membawa 20 penumpang serta lima awak," kata pihak berwenang.
Baca Juga
Pesawat jatuh awalnya berangkat dari Peoria, kemudian melakukan pemberhentian di Moline, dan terakhir di Denver sebelum melanjutkan perjalanan menuju Bandara Munisipal Colorado Springs, AS.
Advertisement
Saat lepas landas, pesawat menuju landasan pacu 35, yang panjangnya sekitar 3.200 meter dan berada pada ketinggian sekitar 1.800 meter. Pilot hendak melakukan penurunan dari ketinggian sekitar 3.352 meter dari rute ke selatan, kemudian melakukan putaran 180 derajat ke kanan untuk mendarat di landasan pacu.
Mengutip dari LA Times, jatuhnya pesawat jet itu diketahui begitu dekat dengan kompleks apartemen sehingga setidaknya dua orang yang tinggal di sana menyatakan bahwa mereka bisa melihat wajah penumpang melalui jendela pesawat.
"Saya melihat wajah orang-orang di dalam pesawat," kata Jamin Duggan, 10 tahun. "Dalam posisi terbalik."
Warga lainnya, Lisa McDaniels, mengatakan dia juga melihat pesawat itu menukik ke arah padang rumput taman secara terbalik.
Saksi di sekitar lokasi kejadian sempat berlari ke arah pesawat jatuh, dengan harapan akan menemukan seseorang yang masih hidup, tetapi yang ditemukan hanyalah badan penumpang yang sudah tidak utuh.Â
Pesawat nyaris melewati area bermain ketika jatuh ke dalam parit di Taman Wildfield Community, yang dilaporkan hampir kosong dengan satu anak muda yang sedang bermain basket.
Juru bicara Komite Olimpiade Amerika Serikat, Mike Moran, mengatakan bahwa beberapa penumpang pesawat tersebut adalah Dr. Peter J. Van Handel (45 tahun) fisikolog olahraga senior, Dr. Andrzej J. Komor, (39 tahun) biokimiawan olahraga, dan Dan Birkholtz yang merupakan pelatih pengembangan dan koordinator olahraga sepeda.
Moran mengatakan ketiganya bekerja untuk komite dan tinggal di Colorado Springs.
Kondisi Hari Saat Kecelakaan Pesawat Terjadi
Kecelakaan maskapai United Airlines dengan kode 585 dalam perjalanan dari Denver terjadi sekitar pukul 9.45 pagi waktu setempat, empat hingga lima mil di selatan bandara, menurut Administrasi Penerbangan Federal di Washington.Â
Saat kecelakaan terjadi, cuaca dilaporkan cerah akan tetapi ada angin yang cukup kencang. National Weather Service mengatakan angin bertiup dari barat laut dengan kecepatan 23 mph dan berembus hingga 32 mph.
Sgt. Randall Johnson, seorang polisi bandara, mengatakan pesawat tersebut sebelumnya sempat melaporkan ke menara kontrol bahwa pesawat mengalami masalah wind shear (perubahan arah dan kecepatan angin) yang cukup parah.
Namun, pejabat bandara menolak untuk berspekulasi apakah wind shear yang mendadak dan kuat mungkin menjadi faktor penyebab kecelakaan, "Itu tidak terlalu berangin di luar sana," ungkapnya.
Anggota Dewan Penasehat Bandara Munisipal, Don Bates, mengatakan bahwa menurutnya cuaca bukan menjadi faktor utama penyebab kecelakaan, "Angin hari ini berhembus kencang dengan jarak pandang 100 mil," katanya, "Itu akan menjadi penerbangan yang bergelombang, tetapi tidak seharusnya menjadi masalah."
Advertisement
Keterangan Para Saksi di Sekitar TKP
Beberapa saksi yang berada di sekitar taman mengatakan bahwa mereka mengira pilot mungkin sengaja membawa pesawat itu masuk ke dalam lembah untuk menghindari benturan dengan kompleks apartemen. Sementara saksi lain mengatakan pesawat jet itu menabrak atap dua bangunan di kompleks tersebut, tetapi itu tidak dapat dikonfirmasi, demikian seperti dilansir dari LA Times.
Darlene Dezso, seorang terapis, mengatakan bahwa ia sedang berjalan-jalan dengan anjingnya di taman ketika pesawat jet itu jatuh sekitar 50 kaki atau 15 meter di depannya, "Saya sedang berjalan ke arah utara, saya tidak mendengar suara apa pun. Tiba-tiba saya melihat ke atas dan melihat pesawat besar itu turun lalu berbelok ke kiri dan terjun ke bawah," ujarnya.
Saksi lain mengatakan jikalau kecelakaan itu terjadi beberapa jam kemudian, taman tersebut pasti sudah dipadati anak-anak yang sedang bermain di hari Minggu yang cerah, "Saya melihat ke atas dan ada pesawat... kecelakaan tersebut membuat saya terlempar ke tanah," ujar Chris Miller, 14 tahun, satu-satunya yang sedang berada di lokasi ketika pesawat jatuh.
Seorang gadis berusia delapan tahun yang tinggal dekat lokasi kecelakaan juga terjatuh ke tanah karena terkena dampak benturan pesawat jatuh, ia selamat dengan luka yang tidak parah.Â
Ancaman Wind Shear bagi Penerbangan
Meskipun kecepatan angin jarang menjadi masalah bagi pesawat komersial untuk terbang, situs pilotinstitute.com menyebut ada beberapa kendala lain yang mungkin dapat dihadapi pesawat. Yakni crosswind, angin yang bertiup ke arah lain selain headwind atau tailwind. Ketiga jenis angin ini mempengaruhi pesawat dengan cara yang berbeda.
Walaupun tidak ada batasan kekuatan maksimum angin keseluruhan bagi sebagian besar pesawat komersial untuk terbang, dan para pilot tentu telah dilatih dengan baik dalam mengendalikan pesawat selama kondisi sedang berangin, embusan angin yang berubah arah secara cepat dan tiba-tiba dapat membahayakan pesawat, terutama saat lepas landas dan mendarat.
Perubahan tiba-tiba dalam headwind atau tailwind yang menyebabkan perubahan cepat dalam daya angkat pesawat dikenal sebagai wind shear, dan ini menjadi salah satu efek angin terburuk yang dialami.
Wind shear diyakini menjadi faktor kontributif dalam beberapa kecelakaan penerbangan, salah satunya kecelakaan pesawat jet United Airlines yang terjadi 33 tahun lalu.Â
Â
Advertisement