Sukses

Penelitian Ungkap 5 Hal Ini Bisa Picu Perceraian Suami Istri

Berdasarkan hasil penelitian, berikut 5 hal yang kemungkinan bikin seseorang bercerai.

Liputan6.com, Jakarta - Semua orang menginginkan cinta seumur hidup, namun praktik menunjukkan bahwa skenario seperti ini merupakan pengecualian yang jarang terjadi.

Pada kenyataannya, menjalani cinta dalam hidup terkadang pahit. Pada tahun 2017 di Eropa, terdapat sekitar 2 perceraian per 1.000 orang.

Dikutip dari laman Brightside, Senin (4/2/2024) berdasarkan hasil penelitian, berikut 5 hal yang kemungkinan bikin seseorang bercerai:

1. Nada Emosional dari Suara Seseorang

Algoritme komputer dapat memprediksi keberhasilan sebuah pernikahan, dengan akurasi 79%, hanya menggunakan nada suara pasangan saat berkomunikasi satu sama lain.

Para ilmuwan menganalisis percakapan lebih dari 100 pasangan yang menemui psikolog dan kemudian mengamati status pernikahan mereka selama 5 tahun.

Ternyata intensitas, nad “jitter” dan “shimmer” maka dapat menunjukkan emosi yang kuat dari satu sama lain dan berpotensi memicu perpisahan.

2. Rekan Kerja Lawan Jenis

Menurut peneliti Denmark, orang yang bekerja dikelilingi oleh lawan jenis 15% lebih sering bercerai.

Studi tentang masalah ini mencapai skala yang lebih besar ketika mereka mempelajari semua pasangan yang menikah dari tahun 1981 hingga 2002 di Denmark.

Mereka menemukan bahwa 100.000 di antaranya telah bercerai.

 

2 dari 4 halaman

3. Gaya Asuhan Ibu

Perempuanlah yang lebih sering mengajukan gugatan cerai. Terlebih lagi, ada penelitian yang menunjukkan bahwa sebagian besar pasangan meniru perilaku orang tuanya, terutama ibunya.

Sosiolog mempelajari perilaku 7.000 orang dan menemukan bahwa jika seorang ibu menjalin hubungan baru, sering kali (baik itu pernikahan atau sekadar hidup bersama), anak-anak mereka yang sudah dewasa akan berperilaku sama.

 

3 dari 4 halaman

4. Sikap Negatif Seorang Suami Terhadap Teman Istrinya

Menurut para ilmuwan, hal ini disebabkan oleh fakta bahwa hubungan antara perempuan dan teman-temannya yang bercirikan keintiman dan dukungan emosional bertahan lebih lama, sedangkan persahabatan laki-laki lebih sering bergantung pada aktivitas bersama.

Oleh karena itu, laki-laki lebih mudah mengubah lingkaran komunikasinya dan lebih sulit berdamai dengan teman-teman istrinya, yang menurut mereka tidak menyenangkan.

Kebanyakan, sikap negatif seorang suami ke teman perempuan istri bisa mempengaruhi hubungan rumah tangga seseorang.

 

4 dari 4 halaman

5. Kasih Sayang Pengantin Baru yang Terlalu Berlebihan

Psikolog Ted Huston mempelajari 168 pasangan dalam waktu 13 tahun pernikahan mereka. Hasilnya dipublikasikan dalam jurnal Interpersonal Relations and Group Processes pada tahun 2001.

Hasilnya menyatakan: Pasangan yang bercerai menunjukkan bahwa mereka terlalu memberikan perhatian atau rasa cinta serta sayang yang berlebihan satu sama lain.

“Percaya atau tidak, pernikahan yang dimulai dengan sedikit romansa biasanya memiliki masa depan yang lebih menjanjikan,” kata pakar Aviva Patz.