Sukses

Tabrakan Kereta Api di India Terjadi Karena Masinis Nonton Pertandingan Kriket

Tabrakan fatal, yang menewaskan 14 orang, itu terjadi pada Oktober 2023 saat India sebagai tuan rumah melawan Inggris dalam Piala Dunia Kriket 2023.

Liputan6.com, New Delhi - Insiden tabrakan kereta api yang menewaskan 14 orang di Negara Bagian Andhra Pradesh, India, dikonfirmasi karena masinis menonton pertandingan kriket melalui telepon genggam saat bertugas.

Tabrakan fatal itu terjadi pada Oktober 2023 saat India sebagai tuan rumah melawan Inggris dalam Piala Dunia Kriket 2023.

"Kasus baru-baru ini di Andhra Pradesh terjadi karena loco-pilot dan co-pilot terdistraksi oleh pertandingan kriket," kata Menteri Perkeretaapian Ashwini Vaishnaw, seperti yang dilaporkan kantor berita Press Trust of India dan dilansir CNA, Senin (4/3/2024).

"Sekarang kami memasang sistem yang dapat mendeteksi gangguan tersebut dan memastikan bahwa pilot (pengemudi kereta) dan asisten pilot sepenuhnya fokus dalam mengemudikan kereta api."

2 dari 3 halaman

Salah Satu Pemilik Jaringan Kereta Api Terbesar

Ratusan juta orang di India yang menggemari kriket menonton siaran langsung pertandingan Piala Dunia Kriket 2023, yang dimenangkan oleh tuan rumah.

India memiliki salah satu jaringan kereta api terbesar di dunia dan telah mencatat sejumlah bencana mematikan selama bertahun-tahun. Yang terburuk terjadi pada tahun 1981 ketika sebuah kereta tergelincir saat melintasi jembatan di Negara Bagian Bihar, menewaskan sekitar 800 orang.

Pada Juni 2023, tabrakan tiga kereta menewaskan hampir 300 orang di Negara Bagian Odisha.

Dalam beberapa tahun terakhir, India telah menginvestasikan sejumlah besar uang untuk meningkatkan jaringan stasiun modern dan sistem sinyal elektronik.

3 dari 3 halaman

Insiden Lain

Sementara itu, secara terpisah Hindustan Times melaporkan, para pejabat terkait memecat kepala stasiun dan tiga karyawan lainnya setelah kereta barang melaju sejauh 70 km tanpa masinis bulan lalu.

Orang-orang tersebut dikeluarkan dari pos mereka karena kelalaian setelah sekitar 50 gerbong melaju sendiri selama hampir dua jam.