Liputan6.com, Bangkok - Dalam penerbangan menuju ke Thailand, pilot pesawat, Sararnrakskul, terpaksa meninggalkan kokpit untuk membantu persalinan bayi. Meskipun sudah memiliki pengalaman sebagai pilot selama 18 tahun, ini adalah kali pertama baginya menghadapi situasi seperti itu.
Seperti dilansir dari Fox News, Rabu (13/3/2024), peristiwa ini tentu menambahkan pengalaman baru yang unik dalam karirnya serta memberinya pengalaman yang luar biasa.
Baca Juga
Sararnrakskul sang pilot pesawat, dikabarkan meninggalkan kokpit setelah mendapat laporan bahwa seorang wanita dalam proses persalinan aktif, dengan kata lain akan segera melahirkan di pesawat. Tugas mengemudikan pesawat akhirnya dialihkan ke rekan kopilot wanita dan Sararnrakskul langsung menuju calon ibu yang akan melahirkan.
Advertisement
Setelah tiba di toilet pesawat, proses persalinan aktif terjadi dan Sararnrakskul melakukan tindakan cepat tanggap untuk membantu dalam situasi yang sangat darurat tersebut.
Ketika pesawat masih berada di ketinggian ribuan kaki di udara, Sararnrakskul membantu si wanita dalam melahirkan bayi, ia merasa bangga bisa memberikan bantuan dalam proses persalinan tersebut, "Saya merasa sangat bangga bisa membantu membawa bayi mungil ini ke dunia," ujarnya.
Baik ibu maupun sang bayi akhirnya dilaporkan selamat dan sehat, hal tersebut menunjukkan keberhasilan dari upaya pertolongan dari sang pilot dalam situasi darurat yang berlangsung ketika pesawat sedang terbang.Â
Sararnraksul dikabarkan telah diberi penghargaan atas tindakannya membantu seorang ibu melahirkan bayi di pesawat.Â
Sang Bayi Diberi Julukan Sky
Jakarin Sararnkrakskul, seorang pilot yang membantu persalinan saat pesawat sedang mengudara ternyata memiliki satu anak dan telah memiliki pengalaman selama 18 tahun menjadi pilot.
Ia sedang menerbangkan pesawat VietJet dari Taipei, Taiwan, menuju Bangkok, Thailand, ketika terjadi keadaan darurat di dalam pesawat yang membutuhkan intervensi medis, yaitu proses persalinan seorang penumpang di pesawat.Â
Para kru pesawat dikabarkan memberi julukan "Sky" atau yang berarti "langit" kepada bayi yang dibantu proses kelahirannya oleh sang pilot. Sebagai penghormatan atas kelahirannya yang terjadi di langit dalam situasi darurat di pesawat.Â
Meskipun tidak disebutkan secara eksplisit, pernyataan Sararnrakskul tidak memberikan informasi mengenai latar belakang medis yang dimilikinya.Â
"Ia akan dapat menceritakan kepada semua orang selama sisa hidupnya bahwa ia lahir di udara," ujar Sararnrakskul tentang bayi laki-laki yang baru lahir itu. Kejadian tersebut dianggap sebagai pengalaman yang luar biasa bagi semua yang terlibat.Â
Advertisement
Kejadian Serupa
Kejadian serupa juga terjadi pada penerbangan maskapai Pegasus Airlines yang hendak terbang dari Istanbul menuju Marseille, Prancis. Setelah menaiki pesawat, seorang ibu hamil terpaksa harus melahirkan di dalam pesawat, seperti dikutip dari New York Post, Senin (4/3/2024).
Wanita hamil tersebut dilaporkan mulai mengalami nyeri persalinan yang hebat saat kru pesawat melakukan persiapan akhir untuk lepas landas. Akhirnya salah satu pramugari melakukan pertolongan pertama pada wanita hamil tersebut sebelum memindahkannya ke bagian belakang pesawat untuk melahirkan.
Menurut rekaman video, seorang paramedis wanita menggendong bayi yang dibedong, yang tidak terdengar mengeluarkan suara tangisan, untuk keluar dari pesawat.
Beberapa rekaman lain dari peristiwa heboh ini menunjukkan para penumpang yang terpesona memiringkan leher mereka untuk melihat sekilas kelahiran yang dilakukan mendadak tersebut. Beberapa penumpang lain juga dikabarkan memberi hadiah pakaian bayi untuk ibu dan anak sebagai tanda selamat.
Setelah bayi berhasil dievakuasi, sorakan bahagia dari para penumpang pesawat Pegasus Airlines pun juga terdengar.Â
Amankah bagi Wanita Hamil untuk Bepergian Menggunakan Pesawat?
Dilansir dari Health Hub, Senin (4/3/2024), seluruh wanita yang sedang hamil diperbolehkan untuk naik pesawat selama mereka memiliki kehamilan yang tidak memiliki komplikasi kesehatan yang serius, yang tidak mengalami kondisi medis yang memengaruhi kesehatan dirinya atau bayi yang sedang dikandung.
Batas perjalanan juga berbeda untuk setiap maskapai. Secara umum, kebanyakan maskapai mengizinkan perjalanan hingga usia kehamilan 35 hingga 36 minggu. Untuk perjalanan internasional, maskapai juga berharap para wanita hamil memiliki vaksin perjalanan yang sekiranya akan dibutuhkan.Â
Umur kehamilan yang dianggap sebagai "waktu emas" untuk melaksanakan liburan menggunakan transportasi pesawat diperkirakan antara minggu ke-14 dan minggu ke-28. Pada waktu tersebut, para wanita hamil masih merasa aman dan risiko terjadi sesuatu yang buruk ketika sedang berada di ketinggian ratusan ribu meter diatas langit pun juga rendah.
Ketika sudah sampai di lokasi liburan, para wanita hamil juga disarankan untuk tinggal dekat dengan rumah sakit.
Advertisement