Sukses

Keberagaman, Demokrasi dan Kemakmuran Jadi Prinsip Utama 75 Tahun Hubungan Diplomatik AS-Indonesia

Indonesia dan Amerika Serikat sepakat untuk meningkatkan kemitraan dalam peringatan 75 tahun hubungan diplomatik kedua negara.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia dan Amerika Serikat (AS) menjunjung prinsip keberagaman, demokrasi dan kemakmuran dalam peringatan 75 tahun hubungan diplomatik kedua negara. Demikian diungkapkan oleh Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Umar Hadi.

"AS dan Indonesia menegaskan kembali kemitraan dan dedikasi berkelanjutan kedua negara untuk mendorong dunia di mana keberagaman dirayakan, demokrasi dijunjung tinggi, dan kemakmuran dimiliki oleh semua orang," kata Umar Hadi dalam perayaan 75 tahun hubungan kedua negara di @america, Jakarta, Rabu (6/3/2024).

Umar menyebut bahwa hubungan bilateral kedua negara harus didasari dengan kepercayaan antara satu sama lain.

"Ini yang diungkapkan oleh Presiden Joe Biden dan Presiden Jokowi dalam pertemuan di Washington D.C November lalu. Ini tentang saling percaya. Kami percaya satu sama lain," tambahnya.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Kuasa Usaha Ad Interim Kedutaan Besar AS Michael F. Kleine, ia mengatakan "Saat kita merayakan persahabatan yang mendalam, kemitraan yang erat, dan 75 tahun hubungan diplomatik, kami berkomitmen untuk bekerja sama mengatasi tantangan-tantangan yang muncul di abad ke-21 dan mewujudkan masa depan yang lebih baik bagi warga negara kita."

Wakil Asisten Menteri Luar Negeri AS Melissa Brown, yang turut hadir dalam acara tersebut, berharap bahwa Indonesia dan Amerika Serikat dapat terus meningkatkan hubungan kerja sama dan kemitraan.

"Kami terus meningkatkan kemitraan yang berakar pada nilai-nilai bersama, mendukung stabilitas dan kemakmuran yang luas. Ada banyak hal yang dapat dicapai bersama sebagai dua negara demokrasi dengan keberagaman, menciptakan masa depan yang sejahtera bagi generasi mendatang masyarakat Indonesia dan Amerika," ungkap Brown.

2 dari 3 halaman

Kemitraan Strategis Komprehensif AS dan Indonesia

Hubungan diplomatik antara AS dan Indonesia telah meningkat menjadi Kemitraan Strategis Komprehensif (CSP), ditandai dengan pertemuan Presiden Jokowi dan Presiden AS Joe Biden di Washington, Senin (13/11/2023) sore waktu setempat.

Peningkatan status hubungan tersebut bertepatan dengan perayaan 75 tahun hubungan diplomatik antara negara demokrasi terbesar kedua dan ketiga di dunia.

"Di bawah kerangka yang ditingkatkan dari Kemitraan Strategis Komprehensif, Presiden Biden dan Presiden Widodo bermaksud untuk memperluas kerja sama dalam semua isu yang menjadi perhatian bersama," demikian dikutip dari pernyataan resmi Kedutaan Besar Amerika Serikat di Indonesia, Rabu (15/11).

3 dari 3 halaman

Fokus Kerja Sama Hubungan

Berikut adalah enam fokus kerja sama dalam kerangka status hubungan tersebut yang disepakati oleh Presiden Jokowi dan Presiden Joe Biden:

1. Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Inklusif melalui Inovasi, Pembangunan Berkelanjutan, Kesehatan Masyarakat, dan Transformasi Digital

Dalam hal ini, Jokowi dan Biden sepakat untuk bekerja sama terkait kebijakan ekonomi, termasuk melalui Perjanjian Kerangka Kerja Perdagangan dan Investasi (TIFA) AS-Indonesia dan platform lainnya, serta dengan menyiapkan langkah-langkah regulasi secara terbuka dan transparan.

"Presiden Widodo dan Presiden Biden menyatakan niat yang kuat untuk mendukung reformasi ekonomi berbasis pasar yang mendorong pekerjaan yang layak, keadilan sosial, kebebasan berserikat, dan perundingan bersama, serta menegaskan keterlibatan bilateral yang luas, suportif, dan konstruktif untuk memastikan hubungan perdagangan dan investasi yang dibangun di atas standar-standar yang tinggi," sambung pernyataan tersebut.

Komitmen kerja sama ini diharapkan dapat membuka peluang kerja sama kedua negara dalam berbagai bidang, termasuk perdagangan dalam bidang jasa, kekayaan intelektual, ketenagakerjaan, investasi, pertanian dan barang-barang industri, dan untuk memfasilitasi pertukaran dan dialog di antara para pemangku kepentingan yang relevan.

Selengkapnya di sini...