Liputan6.com, Jakarta - Point Nemo adalah titik di Samudra Pasifik bagian selatan yang merupakan kawasan paling sulit diakses dari tempat mana pun di dunia. Wilayah ini juga dikenal sebagai "kutub samudra yang tidak dapat diakses".
Point Nemo terletak di antara Australia, Amerika Selatan, dan Selandia Baru. Point Nemo dalam Latin memiliki arti 'tidak seorang pun'.
Point Nemo terletak sekitar 4,8 juta kilometer di lepas pantai Selandia Baru, 3,2 juta kilometer di utara Antartika, dan dikelilingi oleh lebih dari 1,6 juta kilometer lautan. Nama Point Nemo diambil dari karakter pahlawan fiksi bernama Kapten Nemo dalam cerita novel karya Jules Verne bertajuk Vingt mille lieues sous les mers atau Twenty Thousand Leagues Under the Sea yang terbit pada 1869.
Advertisement
Baca Juga
Menariknya,kawasan Point Nemo menjadi kuburat roket dan puing pesawat antarikasa milik badan antarika seluruh dunia. Melansir laman Live Science pada Jumat (08/03/2024), berikut fakta menarik Point Nemo kuburan roket di Bumi.
1. Bukan Sebuah Pulau
Point Nemo sebetulnya bukanlah pulau atau pun daratan. Tempat ini hanya merupakan titik yang terletak di Samudra Pasifik.
Wilayah ini sangat terisolasi dibandingkan dengan segala titik yang ada di Bumi, sebab jaraknya yang jauh dari manapun. Lokasi Point Nemo ini terletak sekitar 2.688 kilometer dari daratan yang terdekat, yaitu Pulau Ducie, bagian dari Kepulauan Pitcairn di Utara. T
Tak heran rasanya apabila Point Nemo ini menjadi titik terjauh dari berbagai daratan yang ada di Bumi.
Â
22 Juta Kilometer Persegi
2. Memiliki Luas 22 Juta Kilometer
Point Nemo terletak di Samudra Pasifik Selatan dan memiliki luas sekitar 22 juta kilometer persegi. Kedalaman yang terdapat di Point Nemo ini diperkirakan sekitar 2 ribu meter.
Kapal pertama yang berhasil berlayar ke Point Nemo adalah kapal penelitian Spanyol Hespérides pada 1999.
3. Lebih Dekat dengan ISS
Jarak dari Point Nemo ke berbagai daratan di Bumi memang sangatlah jauh. Bahkan, jarak terdekat saja bisa mencapai 2.688 kilometer.
Alih-alih dekat dengan daratan Bumi, Point Nemo ini jauh lebih dekat dengan stasiun ruang angkasa ISS jika diukur dari segi jarak saja. Jarak dari Point Nemo ke stasiun ruang angkasa adalah 400 kilometer di atasnya.
Itulah mengapa cara paling ideal apabila ingin mengakses Point Nemo bukanlah dengan cara menggunakan kapal. Namun, justru terbang dengan pesawat ruang angkasa di atasnya.
Â
Advertisement
Tak Ada Kehidupan
4. Tidak Ada Kehidupan
Point Nemo sebetulnya hanyalah area teraman di mana merupakan zona jatuhnya puing-puing lama dari segala proyek luar angkasa. Selain itu, Point Nemo berada di luar yurisdiksi negara bagian mana pun dan tidak ada kehidupan manusia.
Meski begitu, Point Nemo tidak bebas dari jejak dampak manusia seperti sampah.
5. Memiliki Tekanan Ekstrem
Point Nemo tak bisa mendukung kehidupan dengan mudah. Sebab, tak ada sumber daya yang dapat menunjang kehidupan manusia di tempat ini. Tekanan ekstrim dari laut dalam dan suhu dingin pada Point Nemo ini membuatnya tak dapat dihuni oleh sebagian besar bentuk kehidupan.
Bahkan tak ada pula ikan atau kehidupan laut lainnya di wilayah tersebut, apalagi dengan kurangnya sinar Matahari, serta nutrisi yang menyulitkan spesies untuk bisa bertahan hidup.
6. Tempat yang Cocok untuk Sampah Luar Angkasa
Point Nemo menjadi kuburan laut untuk tangki bahan bakar titanium dan puing-puing luar angkasa berteknologi tinggi. Badam antariksa di dunia biasanya sengaja menjatuhkan roket bekas pakai, pesawat antariksa, hingga satelit ke titik ini.
Hal itu dilakukan agar benda antariksa yang jatuh ke Bumi itu tidak membahayakan wilayah berpenduduk. Sejauh ini, objek terbesar yang turun dari langit untuk jatuh di Point Nemo adalah laboratorium ruang angkasa MIR Rusia, yang beratnya 120 ton pada 2001.
Selain laboratorium luar angkasa MIR Rusia, diperkirakan Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) sebarat 420 ton juga akan ditenggelamkan di tempat ini setelah 2024. Tempat tersebut membantu mencegah penumpukan sampah luar angkasa orbital berbahaya yang dapat bertabrakan dengan satelit dan peluncuran roket di masa depan.
(Tifani)