Sukses

Update Kecelakaan Kapal Penangkap Ikan di Korea Selatan, 3 dari 7 ABK WNI Tewas

Sebanyak 4 ABK WNI di kapal ikan 2 Haensinho yang tenggelam di Laut Yeosu Selatan dilaporkan masih dalam proses pencarian.

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak empat Anak Buah Kapal (ABK) dilaporkan meninggal pada Minggu (10/3/2024) dalam kecelakaan kapal ikan 2 Haensinho yang tenggelam di Laut Yeosu Selatan. Tiga orang di antaranya merupakan Warga Negara Indonesia (WNI), sementara satu orang lagi merupakan warga Korea Selatan.

"Proses pencarian masih terus dilakukan Korean Coast Guard (KCG) untuk 5 ABK lainnya, terdiri dari 4 ABK WNI dan 1 ABK Korsel," ungkap Direktur Pelindungan WNI dan BHI Judha Nugraha dalam pernyataan, Minggu (10/3).

KBRI Seoul, kata Judha, telah mengirimkan Tim Pelindungan WNI ke Tongyeong, sekitar 5 jam perjalanan darat dari Seoul.

"Tim berkoordinasi erat dengan KCG untuk proses pencarian dan Rumah Sakit SAE Tongyeong untuk proses penanganan jenazah," tambah Judha.

Hingga saat ini, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) telah berhasil menghubungi seluruh keluarga WNI untuk menyampaikan perkembangan proses pencarian dan penanganan jenazah.

Kabar tenggelamnya kapal penangkap ikan dengan ABK WNI dilaporkan pada Sabtu (9/3). Pihak KBRI kemudian merespons.

"Pada Sabtu (9/3) KBRI Seoul telah mendapat informasi dari pemerintah Korea terkait tenggelamnya kapal penangkap ikan "2 Haesinho" di perairan Korea, akibat kecelakaan. Dalam kapal tersebut terdapat 2 ABK Korea dan 7 ABK WNI," ujar Judha Nugraha dalam keterangan tertulis sebelumnya.

Per pukul 13.00 waktu setempat, sambung Judha, telah ditemukan 3 ABK terdiri dari 2 ABK WNI dan 1 ABK Korea Selatan. Ketiga ABK ditemukan dalam kondisi tidak sadarkan diri.

"Setelah perawatan intensif di RS SAR Tongyeong, ketiganya meninggal dunia," jelas Judha.

2 dari 3 halaman

Kecelakaan Kapal Lain yang Melibatkan WNI

Sebelumnya, kecelakaan kapal yang membawa ABK WNI terjadi di Jepang. Seluruh ABK WNI selamat dalam kecelakaan penangkap ikan tuna pada Minggu (3/3/2024). Hal tersebut dikonfirmasi oleh KBRI Tokyo.

"KBRI Tokyo telah menerima info dari Japan Coast Guard (JCG) di Shimoda, Shizuoka mengenai kecelakaan kapal penangkap ikan tuna, Fukuei-maru nomor 8, yang kandas di Kepulauan Izu, Tokyo, Jepang, pada 3 Maret 2024," demikian kutipan pernyataan KBRI Tokyo pada Selasa (5/3).

Kapal nahas tersebut berlayar dari Pelabuhan Kagoshima di Prefektur Kagoshima dengan jumlah total kru 25 orang yang terdiri atas satu kapten, dua orang officer, serta 22 ABK. Dari ke-25 orang tersebut, 20 di antaranya WNI.

3 dari 3 halaman

Kapal Ikan Korea Selatan Kecelakaan Akibat Cuaca Buruk, 3 ABK WNI Hilang

Kecelakaan kapal di Korea Selatan (Korsel) sebelumnya melanda kapal penangkap ikan "32 Myongminho", terbalik di laut dekat Pulau Jeju pada malam Selasa, 29 Desember 2020, sekitar jam 19.45 waktu setempat.

Kecelakaan ini terjadi di tengah cuaca sangat buruk dengan angin kencang, ombak tinggi dan suhu dingin.

Pada malam hari itu juga, KBRI Seoul memperoleh informasi dari Korean Coast Guard (KCG) bahwa 3 dari 7 awak kapal tersebut adalah WNI dengan inisial IHP, S, dan DIS.

"KBRI Seoul telah memastikan identitas ketiga WNI tersebut dan melakukan komunikasi dengan keluarga mereka di tanah air. Pada hari Rabu pagi, 30 Desember 2020, tim KBRI Seoul telah berada di Pulau Jeju untuk melakukan koordinasi langsung dengan operasi SAR gabungan Korea Selatan," jelas pihak KBRI Seoul dalam keterangan tertulisnya yang diterima Kamis (31/12/2020).

Perdana Menteri Korsel telah memerintahkan operasi gabungan yang melibatkan 964 personel dari KCG, polisi, pemadam kebakaran, dan Angkatan Laut Korsel dengan pengerahan helikopter dan 8 kapal penyelamat.

Dalam kondisi lapangan yang sangat sulit di tengah cuaca sangat buruk, kapal "32 Myongminho" dapat diapungkan dalam keadaan terbalik dan diseret mendekati daratan. Tim SAR gabungan berupaya menyelamatkan awak kapal yang waktu itu diduga masih terperangkap di dalam kapal. Namun operasi tersebut dihentikan sementara pada malam hari tanggal 30 Desember 2020 karena cuaca sangat buruk.

Cuaca buruk terus berlanjut hingga hari Kamis tanggal 31 Desember 2020 yang mengakibatkan kapal akhirnya hilang tenggelam dan sudah tidak tampak lagi di permukaan laut.

Pada siang harinya, Komandan KCG Pulau Jeju menyampaikan kepada tim KBRI Seoul bahwa saat ini 7 orang ABK tersebut dinyatakan hilang di laut.

Tim SAR kemudian menyatakan menemukan 1 jenazah ABK warga Korsel. Selain itu juga ditemukan beberapa barang terhanyut ke pantai, termasuk yang kemungkinan milik salah seorang ABK WNI.