Liputan6.com, Jakarta - Fenomena ekuinoks diperkirakan akan terjadi pada Maret 2024 ini. Melansir laman National Weather Service pada kamis (14/03/2024), Fenomena ekuinoks terjadi saat matahari tepat berada di atas garis khatulistiwa.
Fenomena ini sekaligus penanda musim semi akan segera dimulai di belahan bumi Utara. Sedangkan, musim gugur akan dimulai di Belahan bumi Selatan.
Ekuinoks terjadi dua kali dalam setahun. Ketika fenomena ini terjadi, durasi siang dan malam hampir sama panjangnya di belahan bumi Selatan dan Utara.
Advertisement
Baca Juga
Berikut fakta menarik fenomena ekuinoks yang akan segera terjadi.
1. Apa itu Ekuinoks?
Fenomena ekuinoks berasal dari bahasa latin 'aequus' (sama) dan 'nox' (malam). Saat perjalanannya menuju ekuinoks, matahari akan membuat fenomena Hari Tanpa Bayangan atau Kulminasi Utama di berbagai wilayah.
Pada waktu tersebut, posisi matahari akan tepat berada di atas kepala pengamat, sehingga menyebabkan bayangan bertumpuk pada benda di tengah hari. Karena posisi Indonesia berada di khatulistiwa, maka fenomena Hari Tanpa Bayangan akan berdekatan dengan waktu ekuinoks.
Â
Kapan Terjadi
2. Kapan Ekuinoks Terjadi?
Pada 2024, ekuinoks musim semi terjadi pada pukul 23.06 EDT tanggal 19 Maret (11.06 WIB tanggal 20 Maret) di Belahan bumi Utara. Sementara itu, ekuinoks musim gugur akan terjadi pada pukul 08.43 EDT (20.43 UTC) pada 22 September 2024.
Di Indonesia, menurut data BMKG, fenomena ini bakal terjadi pada 20 Maret. Hal ini merujuk pada posisi lintang 0 derajat yang melalui Kota Pontianak, Kalimantan Barat.
Kulminasi utamanya atau puncak hari tanpa bayangan terjadi pada pukul 11.50 WIB.
3. Jadwal Fenomena Equinoks
Ekuinoks disebut tidak selalu terjadi pada 19 Maret dan 22 September, tetapi terkadang pada 20 Maret dan 23 September. Hal ini dikarenakan satu tahun bumi tidak tepat 365 hari.
Ada seperempat hari ekstra (6 jam) yang terakumulasi setiap tahun, menyebabkan tanggal ekuinoks bergeser. Orientasi planet bumi terhadap matahari juga terus bergeser, sehingga mengubah waktu ekuinoks.
Â
Advertisement
Panjang Hari
4. Panjang Hari yang Hampir Sama
Belahan bumi Utara mengalami periode siang hari yang lebih panjang sekitar bulan Juli. Sedangkan Belahan bumi Selatan mengalami periode siang hari yang lebih pendek.
Lalu, sekitar bulan Desember, yang terjadi adalah sebaliknya. Ada lebih banyak waktu siang hari di Belahan bumi Selatan dan lebih sedikit di Belahan bumi Utara.
Namun, dua kali dalam setahun, pada Maret dan September, kemiringan planet kita selaras dengan orbitnya mengelilingi matahari. Saat fenomena ini, bumi tidak terlihat miring terhadap matahari.
Pada waktu-waktu ini, matahari berada tepat di atas garis khatulistiwa dan kedua belahan bumi mengalami waktu siang dan malam yang sama. Namun, siang dan malam tidak sepenuhnya sama selama ekuinoks, meskipun sangat dekat.
Selama ekuinoks, bumi mendapatkan cahaya matahari beberapa menit lebih lama.
5. Gerak Semu Matahari
Melansir laman Live Science pada Kamis (14/03/2024), bumi mengorbit matahari dengan kemiringan sekitar 23,5 derajat. Hal ini membuat bagian yang berbeda dari planet kita menerima lebih banyak atau lebih sedikit radiasi matahari pada waktu yang berbeda sepanjang tahun, tergantung pada posisi planet kita dalam orbitnya.
Sebagaimana diketahui, matahari terbit di timur dan terbenam di barat. Namun, matahari juga tampak bergerak ke utara selama setengah tahun dan ke selatan selama setengah tahun berikutnya, tergantung di mana pengamat berada.
Â
Awal Musim Semi dan Gugur
6. Awal musim semi dan musim gugur
Ekuinoks menandai awal musim semi atau musim gugur secara astronomis, tergantung pada belahan bumi. Namun, awal meteorologis dari musim-musim ini adalah 1 Maret dan 1 September.
Di Belahan Bumi Utara, ekuinoks Maret menandai awal musim semi. Hal ini disebut sebagai ekuinoks musim semi atau musim semi (vernal berasal dari istilah Latin "ver" yang berarti musim semi).
Pada saat yang sama, Belahan Bumi Selatan bergeser ke musim gugur. Kebalikannya terjadi pada bulan September, ketika belahan bumi utara memasuki musim gugur yang lebih dingin dan belahan bumi selatan memasuki musim semi.
7. Dampak Ekuinoks Bagi Bumi
Dampak yang ditimbulkan dari ekuinoks tidak hanya sebagai tanda pergantian musim. Saat fenomena ini terjadi, bumi menerima lebih banyak radiasi dari matahari dibanding hari-hari biasanya.
Efek lainnya adalah kemunculan aurora yang paling berwarna sepanjang tahun di wilayah kutub. Dikutip dari Space pada Kamis (14/03/2024), aurora memuncak di sekitar dua ekuinoks dan menurun sekitar bulan Juni dan Desember, yakni saat titik balik matahari.
Hal itu terjadi akibat penyelarasan medan magnet bumi. Meskipun kutub-kutub magnet bumi tidak cocok dengan wilayah kutub secara geografis, keduanya tetap miring terhadap Matahari.
Pada momen ekuinoks, orbit Bumi membawa medan miring ini ke posisi utama untuk menerima partikel bermuatan yang menyebabkan aurora.
(Tifani)
Advertisement