Sukses

Putin Ajak Rakyat Ikut Tentukan Masa Depan Melalui Pilpres Rusia

Vladimir Putin masih berada di posisi teratas dalam jajak pendapat jelang Pilpres Rusia.

Liputan6.com, Moskow - Presiden Rusia Vladimir Putin pada Kamis (14/3/2024) mengimbau para pemilih, termasuk di wilayah-wilayah yang dicaplok Ukraina, untuk bersatu dalam menentukan masa depan Rusia dengan memberikan suara dalam pemilihan presiden minggu ini. Putin sendiri diyakini bakal keluar sebagai pemenang dalam pilpres Rusia.

"Penting untuk menekankan kesatuan dan tekad kita serta maju bersama. Setiap suara yang Anda berikan memiliki nilai dan makna yang penting," kata Putin dalam sebuah pidato video yang pertama kali ditayangkan di timur jauh Rusia dan dilaporkan oleh kantor berita nasional.

"Oleh karena itu saya meminta Anda dalam tiga hari mendatang untuk menggunakan hak pilih Anda," lanjut dia, seperti dilansir VOA Indonesia, Jumat. 

Putin, 71 tahun dan berkuasa sebagai presiden atau perdana menteri sejak 2000. Ia berhadapan dengan tiga penantang dalam pemilu yang akan berlangsung selama tiga hari, dimulai pada Jumat (15/3). Tak satu pun penantang yang mengkritiknya.

Jajak pendapat menunjukkan ia didukung oleh mayoritas warga Rusia. Salah satu jajak pendapat yang digelar bulan lalu memberinya 75 persen dukungan.

Dua kandidat yang berencana untuk mencalonkan diri dengan alasan menyerukan untuk mengakhiri perang di Ukraina, yang secara resmi disebut oleh Rusia sebagai "operasi militer khusus", dinyatakan tidak memenuhi syarat.

Dalam pernyataannya, Putin mengatakan semua pemilih ingin melihat Rusia yang kuat, makmur, dan bebas "untuk meningkatkan standar hidup dan kualitas hidup. Dan itulah yang akan terjadi."

Menurut Putin, tindakan memilih saja merupakan "pembuktian perasaan patriotik." Dia menyatakan bahwa hal ini terutama dirasakan di wilayah-wilayah Ukraina bagian timur dan selatan yang sekarang dikuasai oleh pasukan Rusia - beberapa di antaranya sejak diluncurkannya invasi pada Februari 2022, dan yang lain direbut oleh separatis yang didukung oleh Rusia pada 2014.

Putin mengerahkan puluhan ribu tentara melintasi perbatasan ke Ukraina pada Februari 2022. Setelah gagal merebut ibu kota Kyiv, pasukan Moskow mengalihkan fokus mereka ke Ukraina timur dan selatan.

Ukraina merebut kembali sebagian besar wilayah pada akhir 2022, tetapi pasukan Rusia yang memiliki pertahanan kuat masih bertahan dan bulan lalu merebut Kota Avdiivka di bagian timur.

2 dari 2 halaman

Klaim Putin soal Donbas

Putin menyatakan bahwa penduduk di wilayah Donbas di Ukraina timur dan Novorossiya - yang merupakan istilah Tsar untuk wilayah selatan Ukraina - memiliki pilihan patriotik yang jelas.

Mereka telah memilih untuk bergabung dengan Rusia melalui referendum pada 2022, sebuah langkah yang disetujui oleh Putin, tetapi dikecam oleh negara-negara Barat sebagai tindakan ilegal.

"(Mereka) memberikan suara dalam referendum dalam kondisi yang paling sulit untuk bersatu dengan Rusia dan dalam beberapa hari mendatang mereka akan kembali menentukan pilihan mereka," kata Putin. 

Video Terkini