Sukses

Candaan Joe Biden soal Donald Trump: Dia Terlalu Tua dan Tak Layak Jadi Presiden

Kedua calon presiden dalam pemilu AS 2024, Joe Biden dan Donald Trump, sama-sama dikritik terlalu tua untuk menjadi pemimpin.

Liputan6.com, Washington - Perdebatan sengit jelang pemilihan umum kembali terjadi antara dua calon presiden Amerika Serikat (AS) yang akan melawan satu sama lain pada November 2024, Joe Biden (81) dan Donald Trump (77) .

Kali ini, Biden menyebut bahwa lawannya itu sudah terlalu tua dan tidak layak secara mental untuk melakukan pekerjaannya.

"Yang lain adalah aku," gurau Biden, seperti dilansir VOA News, Minggu (17/3/2024).

Penghinaan terhadap calon presiden dari Partai Republik itu terjadi saat Biden hadir pada acara tahunan Gridiron Club dan Foundation Dinner, ketika ia menjawab spekulasi yang menyebut ingatannya mulai kabur dan tampak bingung. Biden pun justru menyoroti momen-momen ketika Trump juga mengalami hal serupa.

"Jangan bilang padanya, dia mengira dia akan mencalonkan diri melawan Barack Obama, itu yang dia katakan," kata Biden.

Ini adalah pertama kalinya Biden menghadiri makan malam selama masa kepresidenannya, dan terjadi jelang pemilu AS 2024 di mana pertarungan ulang antara Biden dan Trump memanas.

Komentar Biden terkait Trump tak berhenti sampai di situ. Ia kemudian menyoroti apa yang ia lihat sebagai ancaman nyata terhadap demokrasi jika Trump kembali ke Gedung Putih. Pidato tersebut menggemakan pernyataan kampanye Biden, yang mengkritik Trump serta terlalu lunak terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin.

"Kita hidup dalam momen demokrasi yang belum pernah terjadi sebelumnya," katanya.

"Momen yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah. Demokrasi dan kebebasan benar-benar sedang diserang. Putin sedang bergerak maju di Eropa. Pendahulu saya tunduk padanya dan berkata kepadanya, 'lakukan apa pun yang kamu inginkan'."

Biden kemudian memperkenalkan duta besar Ukraina, Oksana Markarova, dan Perdana Menteri Estonia Kaja Kallas.

"Kami tidak akan tunduk. Mereka tidak akan tunduk, dan saya tidak akan tunduk," ujarnya.

2 dari 3 halaman

Pilpres AS 2024

Joe Biden berhasil mengamankan nominasi calon presiden Partai Demokrat. Demikian pula dengan Donald Trump, yang meraih nominasi capres Partai Republik.

Kemenangan tersebut tercapai setelah keduanya sama-sama memperoleh cukup delegasi dalam pemilihan pendahuluan di sejumlah negara bagian, pada Selasa (12/3/2024) malam. Dengan ini, Pilpres AS 2024, pada November mendatang akan kembali mempertemukan Biden dan Trump, seperti halnya Pilpres AS 2020.

Biden hanya menghadapi sedikit perlawanan dalam perjalanannya menjadi capres dari Partai Demokrat.

3 dari 3 halaman

Posisi Trump di Pemilu AS

Di sisi lain, Trump telah mengalahkan sejumlah anggota Partai Republik dalam rangkaian pemilihan pendahuluan, termasuk mantan Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley dan Gubernur Florida Ron DeSantis.

Kandidat lainnya, termasuk mantan wakil presiden Trump, Mike Pence, mundur dari kontestasi berbulan-bulan lalu karena rendahnya dukungan pemilih akibat cengkeraman Trump terhadap basis besar pemilih Partai Republik. 

Bahkan tanpa nominasi resmi dari masing-masing partai pun, Biden dan Trump sudah bergerak dengan kekuatan penuh dalam mode kampanye prapemilu, sambil saling menyindir satu sama lain pada setiap kesempatan.