Liputan6.com, Kuala Lumpur - Ketika musim yang panas dan kemarau terus melanda Malaysia, semakin banyak daerah yang mengeluarkan peringatan gelombang panas, terutama di bagian utara Semenanjung Malaysia. Ketinggian air di bendungan-bendungan di wilayah ini juga mencapai batas tingkat peringatan.
Misalnya saja, seperti dikutip dari The Star Minggu (17/3/2024), Pokok Sena di Kedah telah menerima peringatan gelombang panas Level 2 pada Sabtu (16/3), sehingga ini merupakan kali kedua wilayah tersebut menerima peringatan tersebut. Yang pertama terjadi pada 28 Februari.
Baca Juga
Pada hari Jumat (15/3), seluruh Perlis diberi peringatan Level 2. Namun statusnya diturunkan menjadi Level 1 hari Sabtu (16/3).
Advertisement
Peringatan Level 1 juga dikeluarkan untuk Kuala Lumpur dan sebagian Kedah, Perak, Pahang dan Selangor sesuai dengan peringatan Departemen Meteorologi Malaysia (MetMalaysia) pada Sabtu (16/3) mulai pukul 16.30.
Di Kedah, wilayah yang diwaspadai gelombang panas adalah Padang Terap, Sik, Baling, Kuala Muda, Pendang, dan Kota Setar.
Hulu Perak, Kuala Kangsar, Kinta dan Kampar di Perak dikeluarkan peringatan Level 1.
Di Pahang, lokasi yang terkena dampak adalah Raub, Temerloh dan Bera.
Hulu Selangor di Selangor juga mengeluarkan peringatan Level 1 serupa.
Adapun Peringatan Level 2 dikeluarkan setiap kali suhu berkisar antara 37 dan 40°C selama tiga hari berturut-turut.
Peringatan Level 1 dikeluarkan ketika suhu di lokasi tertentu berada antara 35 dan 37°C dalam jumlah hari yang sama.
Air Bendungan Menyusut
Pemeriksaan di National Water Commission (Komisi Air Nasional) menunjukkan bahwa ketinggian air di bendungan di Perlis dan Kedah berada pada tingkat peringatan.
Di Perlis, kapasitas bendungan Timah Tasoh mencapai 59,72%. Di Kedah, kapasitas bendungan Muda mencapai 47,8%, diikuti oleh BS Padang Saga (59,83%) dan Malut (45,8%).
Ketinggian air di bendungan Air Hitam di Penang juga tercatat pada tingkat peringatan, dengan kapasitas hanya 37,7%.
Di Johor, bendungan Sembrong Barat hanya berkapasitas 35,23%.
Menurut laporan pemantauan kekeringan yang dikeluarkan oleh MetMalaysia pada tanggal 13 Maret, sebagian besar wilayah negara tersebut mencatat pembacaan Indeks Curah Hujan Standar (SPI) secara teratur.
Sementara itu, Chuping di Perlis, Kota Baru di Kelantan, Melaka dan Sitiawan di Perak mencatat tingkat kekeringan sedang dan sangat kering.
“Namun, tidak ada stasiun yang mencatat defisit curah hujan melebihi 35%,” kata laporan tersebut.
“Pemantauan akan dilakukan dengan frekuensi yang lebih tinggi sehingga peringatan kekeringan dapat dikeluarkan sesegera mungkin.”
Advertisement
Sudah Sebulan Tak Hujan
Sementara itu, Stasiun Meteorologi Chuping di Perlis mencatat tidak ada hujan pada bulan Februari, dan menambahkan bahwa musim kemarau mengakibatkan suhu tertinggi di Malaysia pada bulan tersebut sebesar 37,9°C.
Daerah lain di Malaysia yang mencatat suhu melebihi 36°C adalah Butterworth di Penang (37,5°C), Alor Setar dan Langkawi di Kedah (masing-masing 37,2 dan 37°C), KLIA Sepang dan Subang di Selangor (36,4 dan 36,1°C, masing-masing), dan Temerloh di Pahang (36,1°C).
Sementara itu, beberapa warga di Perlis mengatakan, hujan terakhir turun sudah sebulan lebih.
“Kalaupun terjadi, itu hanya berlangsung antara lima dan 10 menit. Kelembapan kemudian memperburuk keadaan,” kata pedagang yang akrab disapa Shahrizal itu.
Nur Shuhada mengatakan dia sekarang melakukan sebagian besar pekerjaannya di ruang tamu.
“Kedua balita saya juga sekarang tidur di sini, karena panas di dalam kamar tidak tertahankan, bahkan di malam hari,” kata ibu rumah tangga tersebut.
Malaysia di Ujung Akhir Monsun Timur Laut
Malaysia saat ini berada di ujung akhir monsun timur laut, yang diperkirakan akan berakhir bulan Maret ini.
Cuaca panas dan kering diperkirakan terjadi selama periode ini, dengan curah hujan minimal, terutama di bagian utara semenanjung.
Di George Town, Perusahaan Penyedia Air Penang (PBAPP) mengeluarkan pemberitahuan peringatan setelah produksi airnya mencapai kapasitas maksimum hari Sabtu (16/3).
"Diberitahu bahwa produksi air PBAPP telah mencapai titik maksimal," demikian bunyi postingan di halaman Facebook perusahaan tersebut.
"Namun, karena konsumsi air yang tinggi dan penurunan permukaan air, rumah pompa di sepanjang Sungai Ara, Batu Maung, Teluk Kumbar, dan Prai Seberang Selatan akan terkena dampaknya."
Advertisement