Liputan6.com, Beijing - Banyak rumah sakit di China berhenti memberikan layanan persalinan bayi pada tahun ini lantaran angka kelahiran baru yang semakin merosot.
Dilansir CNA, Rabu (20/3/2024), dalam dua bulan terakhir, rumah sakit di berbagai provinsi seperti Zhejiang dan Jiangxi, mengumumkan bahwa mereka akan menutup departemen kebidanan mereka.
Baca Juga
The Fifth People's Hospital of Ganzhou City di Provinsi Jiangxi mengumumkan melalui akun WeChat resminya bahwa layanan kebidanan ditangguhkan mulai 11 Maret 2024. Sementara Rumah Sakit Jiangshan di Zhejiang juga mengumumkan bahwa bisnis kebidanan mereka akan berhenti mulai 1 Februari 2024.
Advertisement
Penutupan ini terjadi ketika para pembuat kebijakan di China sedang berupaya dalam meningkatkan keinginan pasangan muda untuk memiliki anak, ketika pihak berwenang menghadapi masalah demografi yang semakin besar akibat masyarakat yang menua dengan cepat.
Data terbaru dari Komisi Kesehatan Nasional China menunjukkan jumlah rumah sakit bersalin turun menjadi 793 pada tahun 2021 dari 807 pada tahun 2020.
Media lokal termasuk Daily Economic News mengatakan anjloknya jumlah bayi baru lahir membuat banyak rumah sakit tidak mungkin tetap mengoperasikan departemen kebidanan mereka.
"'Musim dingin kebidanan' tampaknya akan datang dengan tenang," lapor surat kabar tersebut.
Perempuan China Enggan Punya Anak
Banyak perempuan di China memilih untuk tetap tidak memiliki anak karena tingginya biaya perawatan anak, keengganan untuk menikah atau menunda karir mereka dalam masyarakat tradisional dimana mereka masih dipandang sebagai pengasuh utama dan diskriminasi gender masih marak.
Pihak berwenang telah mencoba memberikan insentif dan langkah-langkah untuk meningkatkan angka kelahiran, termasuk memperluas cuti hamil, tunjangan finansial dan pajak untuk memiliki anak, dan subsidi perumahan.
Kendati demikian, China merupakan salah satu negara termahal di dunia untuk membesarkan anak dibandingkan dengan produk domestik bruto per kapita.
Advertisement
Faktor Penyebab Menurunnya Angka Kelahiran
Terdapat kombinasi faktor yang menjadi penyebab penurunan angka kelahiran di China, yakni:
- Konsekuensi luas dari kebijakan satu anak di China yang diperkenalkan pada tahun 1980-an (tetapi sudah ditinggalkan).
- Perubahan sikap terhadap ide pernikahan dan keluarga di kalangan pemuda Tionghoa.Ketidaksetaraan gender yang mengakar.
- Tantangan membesarkan anak-anak di kota-kota mahal China.Ketidaksetaraan gender yang mengakar dan berdampak pada ketidakadilan pembagian pekerjaan rumah tangga membuat perempuan-perempuan berpendidikan dan mandiri di China semakin menyangsikan pilihan menikah dan berkeluarga.
- Masalah tersebut jelas memperburuk kondisi krisis demografis di China.
Faktor-faktor yang disebutkan di ataslah yang menjadi penyebab angka kelahiran China yang terus menurun dari tahun ke tahun.
Di saat angka kelahiran menurun, angka kematian justru meningkat karena populasi lansia di negara itu menjadi membengkak.
Selain itu, penyusutan tenaga kerja juga memicu kekhawatiran tentang penurunan ekonomi, yang akan menimbulkan masalah potensial bagi seluruh dunia.
Seperti diketahui, China memegang peran kunci sebagai ekonomi global terbesar kedua, sehingga kondisi ekonomi negara tersebut tentu akan mempengaruhi negara lain.