Liputan6.com, Rafah - MER-C Indonesia akhirnya sukses mengirimkan relawan termasuk tim medis untuk membantu rakyat Palestina di Gaza. Setelah beberapa waktu sebelumnya mengalami kesulitan dan menempuh beragam cara mulai dari segi diplomatis hingga administratif.
"Kami juga berkooperasi dengan WHO, jadi MER-C bersama dengan WHO bareng-bareng di bawah tim EMT (Emergency Medical Team), bersama-sama kita menuju ke Gaza, Palestina," ujar Dr. Sarbini Abdul Murad, Ketua Presidium MER-C, dalam konferensi pers "Tim Medis MER-C Indonesia Tiba di Jalur Gaza, Palestina" yang disiarkan secara daring di akun YoutTube resmi MER-C, Selasa (19/3/2024).
"Jadi dalam hal ini MER-C pergi ke Gaza bareng dengan lembaga internasional yaitu WHO, oleh sebab itu kerja sama inilah yang akan terus kita lanjutkan, MER-C dengan WHO. Jadi kita menggunakan berbagai macam jalur supaya usaha agar kita bisa membantu warga Gaza, maka bekerja sama dengan WHO merupakan pilihan sangat tepat," jelas Dr. Sarbini.
Advertisement
Pada kesempatan tersebut, Dr. Sarbini menuturkan bahwa tim relawan medis dari MER-C Indonesia sudah berhasil menembus lokasi sasaran di Gaza. "Sehingga kami tidak perlu lama menunggu di Kairo, mereka mengkoordinasi dengan WHO dan rombongan negara lain, akhirnya kita bisa masuk ke Gaza, pada hari Senin (18/3), jam 17.15 waktu Gaza atau waktu jam 20.15 WIB."
"Hari ini ada 11 relawan MER-C yang telah berada di Jalur Gaza, baik tim dokter, perawat bedah, dan ditambah dengan dua orang relawan di sana, berarti ada 13 relawan MER-C hari ini di sana. Mereka bekerja minimal dua minggu dan maksimal 1 bulan," papar Dr. Sarbini.
Dr. Sarbini mengutarakan bahwa nanti ada etape (langkah) selanjutnya terkait tim yang dikirim ke Gaza. "Kami berusaha mengusahakan langkah-langkah selanjutnya, kami tidak mau itu berhenti selama ada relawan kita di sana."
"Maka dalam kesempatan ini, kami mengajak dengan sungguh-sungguh kepada bidang elemen kesehatan di bawah naungan IDI (Ikatan Dokter Indonesia), di bawah naungan PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia), atau IBI (Ikatan Bidan Indonesia), atau di bawah lembaga rumah sakit pemerintah secara konsorsium, atau membangun koalisi pesat untuk kontinu, berkelanjutan, sehingga kami bisa menggiring tim medis ke Gaza,"Â tuturnya.
Ini yang akan kita sampaikan kepada semuanya agar bisa di follow up karena memang tim MER-C di samping relawan-relawan bersama dengan PPNI yang bersama-sama. Karena masalah ini besar, kasus besar, harus dipertimbangkan oleh semua bangsa," tegasnya.
Daftar Relawan yang Dikirim
Dr. Sarbini mengatakan bahwa tim relawan yang dikirimkan ke Gaza berasal dari beragam bidang.
"Mereka itu terdiri dari spesialis ortopedi, kemudian ada perawat bedah, ada perawat anestesi, ada juga bagian logistik. Jadi yang terlibat memang mereka-mereka yang ahli dalam bidang emergency (hal darurat)," tuturnya.
"Maka mereka adalah EMT namanya, Emergency Medical Team yang dibuka di beberapa negara, dan tugas mereka di sana adalah untuk membantu korban-korban yang sudah diketahui kebanyakan korban-korban yang terkena serangan bom, rudal, dan sebagainya. Dan diketahui ada banyak dokter ortopedi di sana yang mengalami kelelahan dan ada yang meninggal, dan ini bisa menjadi hal bahagia sepele yang bisa kita bantu untuk mereka," jelasnya lagi.
Dr. Sarbini memperkirakan akan ada rotasi tim relawan ke depannya.
"Prediksi kita dua minggu sampai dengan satu bulan. Nanti ada rolling, ya ada etape selanjutnya," imbuhnya.
Advertisement
MER-C Indonesia Ajak Pemerintah RI Kerja Sama
Dalam kesempatan ini, Dr. Sarbini juga mengajak pemerintah agar bisa secara bersama membantu keluarga Gaza.
"Sekali lagi kami ingin katakan bahwa masalah Gaza adalah masalah dunia, masalah kita bersama, dan tidak cukup hanya satu elemen yang membantu warga Gaza, kita harus saling berkontribusi sehingga satu bidang kesehatan bisa kita tangani di sana bersama," ajak Dr Sarbini.
Dr Sarbini kemudian merinci bahwa saat ini para relawan yang sudah tiba di Gaza berada di lokasi aman.
"Teman-teman relawan ini sekarang sudah berada di Rafah, Gaza Selatan, karena di sana lebih aman dan kami tidak diberi akses untuk pergi ke Gaza Tengah maupun Gaza Utara. Mereka sedang berada di rumah sakit di bawah naungan MOHA (Ministry of Home Affairs) Palestina, yang berkoordinasi dengan MOHA, dan dengan lembaga-lembaga kesehatan lain yang ada di Palestina bersama untuk menangani krisis tenaga kesehatan di rumah sakit yang ada di Gaza," paparnya.
Bagaimana Nasib RS Indonesia di Gaza?
Terkait Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Ir. Faried Thalib dari MER-C buka suara soai fasilitas tersebut.
"Berkaitan dengan Rumah Sakit Indonesia yang ada di Gaza saat ini memang sedang tidak beroperasi, karena memang hampir seluruh komponen serta alat kesehatan tidak berfungsi atau sudah rusak. Kita akan mencoba untuk menyesuaikan equipment atau alat-alat rumah sakit dan bagian apa saja yang harus kita perbaiki dan itu sedang kita upayakan," papar Ir. Faried.
"Ada engineer (insinyur) yang nantinya akan kita minta izin tentunya di bawah WHO untuk bisa masuk ke Rumah Sakit Indonesia walau akan sangat lama dikerjakannya, masih menunggu waktu atau menunggu izin otoritas yang ada di Palestina. Jadi nanti dari assesment itu mudah-mudahan akan timbul arah yang sudah pasti tapi saya tidak mau menspekulasi, nanti pada akhirnya akan kami sampaikan kembali, ungkap Ir. Faried.
Â
Advertisement