Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyinggung soal penderitaan warga Palestina saat menyelenggarakan Buka Puasa Bersama dengan para Duta Besar negara sahabat.
Menurutnya, dari bulan suci Ramadan, sumua pihak mendapatkan pelajaran terutama soal rasa kasih sayang dan solidaritas.
Baca Juga
"Dari Ramadhan, kita mendapat pelajaran berharga tentang kasih sayang dan solidaritas," kata Retno Marsudi di Ruang Nusantara Kemlu RI, Jumat (22/3/2024).
Advertisement
"Saat kita berkumpul hari ini, dengan nyaman dan aman dari bahaya, lebih dari 32.000 warga Palestina telah terbunuh di Gaza dan dua juta orang mengungsi, kehilangan hak untuk hidup di tanah mereka sendiri."
Retno Marsudi menyebut, solidaritas global dipertanyakan ketika UNICEF melaporkan kematian lebih dari 13.000 anak-anak korban yang tersisa hidup dalam kelaparan.
"Bahkan kita tidak punya tenaga untuk menangis," kata Retno.
"Sebagai seorang wanita, seorang ibu, seorang nenek, dan sebagai seorang manusia, mereka membawa penderitaan yang tak terbayangkan."
Retno Marsudi lalu mengingatkan; Haruskah kita, sebagai komunitas global, hanya menangis atas nama mereka? atau haruskah kita melakukan sesuatu di tengah krisis kemanusiaan yang dahsyat ini?"
"Bagi Indonesia, pilihan terakhir adalah satu-satunya jawaban yang logis."
"Kami tetap berkomitmen meringankan beban warga Palestina dengan terus mengirimkan bantuan yang sangat dibutuhkanbantuan kemanusiaan, melipatgandakan kontribusi kita kepada UNRWA dan terus mencari cara untuk memberikan bantuan yang mendesak bantuan yang dibutuhkan."
Â
Bicara di ICJ untuk Proses Advisory Opinion
Dalam pernyataannya, Menlu Retno Marsudi menyebut bahwa dirinya telah menyampaikan Pernyataan Lisan di ICJ untuk mendukung proses Advisory Opinion.
"Sebuah mosi hati nurani global untuk mengakhiri pendudukan ilegal Israel selamanya. Untuk selamanya," kata Retno Marsudi.
"Dalam semangat ini, mari kita rayakan Ramadan sebagai waktu untuk mengkatalisasi upaya kita demi mengadvokasi perdamaian, untuk dialog, dan untuk dunia di mana tidak ada anak yang harus menanggung beban konflik."
Retno juga berpesan agar Ramadan sebagai momentum solidaritas kemanusiaan yang melampaui agama, etnis dan batas negara.
"Semoga semangat Ramadan menjadi pancaran cahaya yang menerangi kita secara spiritual dan menerangi jalan kitamenuju solidaritas global."
Advertisement