Liputan6.com, Moskow - Rusia mengumumkan telah menangkap sejumlah orang diduga terkait dengan peristiwa penembakan massal di Crocus City Hall (Balai Kota Crocus).
"Setidaknya 11 orang, termasuk empat orang yang terlibat dalam serangan pada Jumat 22 Maret 2024 di gedung konser di wilayah Moskow telah ditangkap," kata kepala Federal Security Service (FSB) atau Dinas Keamanan Federal Rusia Aleksandr Bortnikov kepada Presiden Vladimir Putin, menurut Kremlin seperti dikutip dari Anadolu Agency, Sabtu (23/3/2024).
Baca Juga
FSB sedang berupaya mengidentifikasi basis kaki tangan para pelaku serangan teroris di Crocus City Hall, layanan pers Kremlin mengutip perkataan Bortnikov pada hari Sabtu.
Advertisement
Al Jazeera mengutip reporter media pemerintah Rusia mengatakan jumlah korban tewas mencapai 143 orang akibat sejumlah pria bersenjata melepaskan tembakan ke arah penonton konser pada Jumat malam.
Margarita Simonyan, kepala outlet berita RT yang dikendalikan negara Rusia, melaporkan jumlah korban tewas akibat serangan Moskow mencapai 143 orang, tanpa mengutip sumber resmi.
Sementara itu, 145 orang lainnya dilaporkan terluka dalam insiden penembakan tersebut.
Serangan itu terjadi ketika band rock Picnic hendak tampil di Balai Kota Crocus di sebelah barat Moskow.
Setidaknya empat penyerang yang mengenakan perlengkapan kamuflase ikut serta dalam serangan penembakan massal tersebut, di pinggiran barat laut Krasnogorsk, menurut tayangan video yang diverifikasi BBC.
Crocus City Hall (Balai Kota Crocus) sejatinya hendak mengadakan konser rock band ketika orang-orang bersenjata menyerbu masuk ke lobi dan kemudian ke teater itu sendiri.
ISIS Klaim Dalang Serangan
Sebagian besar bangunan Crocus City Hall dilaporkan ludes terbakar dan sebagian atapnya roboh.
Anak-anak dikatakan menjadi salah satu korban penembakan dan pembakaran tersebut, pihak Kementerian Luar Negeri Rusia mengutuk "serangan teroris" tersebut.
Menurut pernyataan online yang belum diverifikasi, kelompok militan ISIS mengklaim mereka berada di balik serangan tersebut.
Lebih dari 6.000 orang Rusia berbondong-bondong ke kompleks ritel dan konser Crocus City Hall untuk menonton konser grup rock Picnic. Seorang saksi mata mengatakan kekerasan terjadi beberapa menit sebelum band tersebut dijadwalkan tampil di panggung. Anggota band Picnic sendiri tidak terluka.
Seorang penjaga keamanan menggambarkan bagaimana para penyerang bersenjata lengkap menyerbu ke dalam serambi sambil menembakkan peluru ketika dia dan rekan-rekannya sedang bekerja di pintu masuk pusat.
"Ada tiga penjaga keamanan lainnya dan mereka bersembunyi di balik papan iklan," katanya kepada saluran telegram Rusia Baza. "Dan para penyerang itu berjarak 10m [30 kaki] dari kami - mereka mulai menembaki orang-orang di lantai dasar secara acak."
Advertisement
Kemlu Rusia Minta Komunitas Internasional Kecam Aksi Teror Tersebut
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova meminta komunitas internasional untuk mengutuk insiden tersebut, dan menyebutnya sebagai “kejahatan yang mengerikan”.
Pemerintah Ukraina dengan cepat menyangkal keterlibatannya dalam serangan itu, yang terjadi lebih dari dua tahun setelah Rusia melancarkan invasi besar-besaran terhadap negara tetangganya.
"Terlepas dari segalanya, bagi Ukraina segalanya akan diputuskan di medan perang," kata penasihat presiden Mykhailo Podolyak melalui Telegram.
National Guard atau Garda Nasional Rusia mengatakan pihaknya memiliki unit khusus yang bekerja di lokasi kejadian untuk memburu para penyerang. Pejabat tinggi Rusia juga menuju ke Krasnogorsk.
Lebih dari 6.000 orang Rusia berbondong-bondong ke kompleks ritel dan konser Crocus City Hall untuk menonton konser grup rock Picnic. Seorang saksi mata mengatakan kekerasan terjadi beberapa menit sebelum band tersebut dijadwalkan tampil di panggung. Anggota band Picnic sendiri tidak terluka.
Seorang penjaga keamanan menggambarkan bagaimana para penyerang bersenjata lengkap menyerbu ke dalam serambi sambil menembakkan peluru ketika dia dan rekan-rekannya sedang bekerja di pintu masuk pusat.
"Ada tiga penjaga keamanan lainnya dan mereka bersembunyi di balik papan iklan," katanya kepada saluran telegram Rusia Baza. "Dan para penyerang itu berjarak 10m [30 kaki] dari kami - mereka mulai menembaki orang-orang di lantai dasar secara acak."
Advertisement Di dalam auditorium, seorang wanita mengatakan dia dan pengunjung lainnya bergegas menuju panggung, segera setelah mereka menyadari ada tembakan. “Saya melihat seseorang di dalam ruangan dengan pistol dan terdengar suara tembakan, saya mencoba merangkak ke belakang pengeras suara,” katanya kepada TV Rusia.
Api dan kepulan asap membubung ke langit dan fasad aula terbakar ketika kaca di dua lantai teratas gedung itu pecah.
Kebakaran tampaknya bermula ketika para penyerang melemparkan semacam alat pembakar.
Seorang pria, Vitaly, menceritakan bagaimana dia melihat para penyerang melepaskan tembakan ketika dia berada di balkon gedung konser: "Mereka melemparkan beberapa bom molotov, semuanya mulai terbakar. Kami dibawa keluar menuju pintu keluar."
Saksi mata lain mengatakan anak-anak dan remaja berada di kompleks tersebut pada saat serangan terjadi, sedang mengikuti kompetisi dansa ballroom.
Sementara beberapa dari mereka yang berada di ruang konser dapat melarikan diri ke area parkir dari panggung, yang lain menuju ke atap dan pihak berwenang Rusia mengatakan sekitar 100 orang lainnya telah melarikan diri melalui ruang bawah tanah.
Puluhan awak ambulans segera dikirim ke lokasi kejadian dan berdiri di luar kompleks di Krasnogorsk selama beberapa waktu setelah penyerangan.
Wali Kota Moskow Sergei Sobyanin menanggapi peristiwa tersebut dengan membatalkan semua acara publik di ibu kota selama akhir pekan. “Saya turut berduka cita untuk orang-orang tercinta para korban," ujarnya.
Beberapa jam berikutnya beberapa wilayah lain juga membatalkan acara, termasuk kota terbesar kedua di Rusia, St Petersburg.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova meminta komunitas internasional untuk mengutuk insiden tersebut, dan menyebutnya sebagai “kejahatan yang mengerikan”.
Pemerintah Ukraina dengan cepat menyangkal keterlibatannya dalam serangan itu, yang terjadi lebih dari dua tahun setelah Rusia melancarkan invasi besar-besaran terhadap negara tetangganya.
"Terlepas dari segalanya, bagi Ukraina segalanya akan diputuskan di medan perang," kata penasihat presiden Mykhailo Podolyak melalui Telegram.
Enam hari yang lalu Vladimir Putin memenangkan masa jabatan kelima dalam pemilihan presiden Rusia. Pemungutan suara tersebut tidak melibatkan pihak yang benar-benar menentang dan negara-negara Barat mengecam pemilu tersebut sebagai pemilu yang tidak bebas dan tidak adil.
Juru bicara intelijen militer Ukraina Andriy Yusov menyatakan serangan itu adalah "tindakan provokasi yang disengaja oleh dinas khusus Putin", tanpa memberikan bukti apa pun.
Serangan pada Jumat (22/3) malam adalah serangan terburuk yang menyasar warga sipil di Moskow selama bertahun-tahun, namun hal ini mengingatkan kembali akan pengepungan teater di ibu kota pada tahun 2002, ketika 40 militan Chechnya menyandera lebih dari 900 orang dalam pertunjukan musikal yang disebut NordOst.
Dinas keamanan Rusia akhirnya menyerbu teater, memompa gas tidur ke dalam aula. Sekitar 130 sandera tewas.
Akibat peristiwa serangan pada Jumat (22/3) malam tersebut, pihak keamanan kini memperketat penjagaan di bandara dan stasiun.
Indonesia Kecam Serangan Teroris Penembakan Massal di Moskow, Simpati Mendalam untuk Keluarga dan Korban
Sejauh ini dipastikan tidak ada di antaranya adalah Warga Negara Indonesia (WNI).
"Sejauh ini tidak terdapat korban warga negara Indonesia," ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu RI) Muhammad Lalu Iqbal dalam keterangan tertulisnya yang diterima Sabtu (23/3/2024).
"Indonesia mengecam serangan teroris yang terjadi di Moscow Crocus City Hall pada 22 Maret 2024 yang telah menyebabkan puluhan orang meninggal dunia dan ratusan orang luka-luka," imbuh Muhammad Lalu Iqbal.
Pada kesempatan tersebut, sambung Iqbal, ia turut menyampaikan duka cita dari Tanah Air teruntuk para korban dan kerabat insiden penembakan massal di Moskow tersebut.
"Indonesia menyampaikan duka cita dan simpati yang mendalam kepada korban dan keluarganya," jelas Iqbal.
Sebelumnya, pihak KBRI Moskow telah mengonfirmasi insiden penembakan massal tersebut dan bergerak cepat mencari tahu apakah ada WNI jadi korban.
"KBRI Moskow segera berkoordinasi dengan otoritas setempat dan menjalin komunikasi dengan masyarakat Indonesia di Rusia. Hingga saat ini belum ada indikasi adanya WNI yang menjadi korban," jelas pihak KBRI Moskow seperti disampaikan oleh Direktur Pelindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri/Kemlu RI Judha Nugraha dalam pesan tertulisnya.
"Sejauh ini aparat keamanan Rusia telah dan akan terus melakukan inspeksi penjagaan keamanan yang ketat setelah kejadian tersebut," tambah Judha lagi.
Advertisement