Liputan6.com, Moskow - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, keempat pria bersenjata yang melakukan serangan mematikan di lokasi konser yang ramai penonton di Moskow telah ditangkap.
Setidaknya 133 orang tewas dan lebih dari 140 orang terluka ketika para penyerang gedung tersebut.
Baca Juga
Para teroris menembak tanpa pandang bulu dan membakarnya, dikutip dari laman BBC, Minggu (24/3/2024).
Advertisement
Pihak berwenang mengatakan, total 11 orang ditahan, dan empat pria bersenjata ditangkap saat menuju ke Ukraina.
Kelompok Negara Islam (ISIS) mengatakan, mereka berada di balik serangan itu.
Pada Sabtu (23/3) saluran ISIS di Telegram, mengunggah gambar empat pria bertopeng yang mereka klaim terlibat dalam serangan tersebut. Namun Rusia belum mengomentari klaim ISIS tersebut.
Dalam pidatonya yang disiarkan televisi, Putin mengutuk pembantaian tersebut – yang paling mematikan di Rusia selama hampir 20 tahun – sebagai aksi teroris.
Di sisi lain, Kyiv menolak klaim bahwa mereka terlibat dalam serangan itu dan menyebutnya sebagai hal yang "tidak masuk akal".
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuduh Putin berusaha "menyalahkan" Ukraina atas serangan itu.
“Putin yang tidak lagi berharga,” katanya dalam pidato malamnya.
Dewan Keamanan Nasional AS mengatakan, pihaknya memperingatkan Rusia tentang potensi serangan dan penembakan di pertemuan besar, termasuk konser, di Moskow awal bulan ini.
Kremlin pada saat itu menganggap hal itu sebagai "propaganda" dan upaya Washington untuk ikut campur dalam pemilu Rusia baru-baru ini.
Pada hari Sabtu, Gedung Putih mengatakan pihaknya mengutuk serangan “keji” tersebut dan menggambarkan ISIS sebagai “musuh dan teroris yang harus dikalahkan di mana pun”.
KBRI: Belum Ada Indikasi WNI Korban Penembakan Massal di Moskow Rusia
Pihak KBRI Moskow mengeluarkan pernyataan terkait kasus penembakan massal di kota tersebut.
"Sekelompok orang yang tidak dikenal dan bersenjata otomatis telah melakukan penyerangan dan penembakan di sebuah gedung konser Crocus City Hall, Moscow region, sekitar 25 km arah barat laut pusat dari Moskow, pada tanggal 22 Maret 2024," kata pihak KBRI Moskow seperti disampaikan oleh Direktur Pelindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri/Kemlu RI Judha Nugraha dalam pesan tertulisnya, Sabtu (23/3/2024).
Menurut saksi mata, Judha mengatakan, sekelompok pelaku tersebut melepaskan tembakan secara acak ke massa sebelum dimulainya konser. Diberitakan juga telah terjadi ledakan dan kebakaran yang menimpa sepertiga gedung.
"Aparat keamanan yakni pasukan gerak cepat Rosgvardia (SOBR), polisi anti huru hara (OMON), serta pemadam kebakaran dan tim paramedis dengan 50 ambulans dikerahkan untuk mengevakuasi dan mengamankan," papar Judha.
Advertisement
KBRI Moskow Segera Berkoordinasi
Hingga saat ini (23/3), Judha menuturkan bahwa untuk sementara data yang diperoleh dari otoritas Rusia, bahwa korban meninggal mencapai 60 orang dan lebih dari 100 orang mengalami luka-luka. "Dan hingga saat ini juga belum terdapat informasi lebih lanjut mengenai identitas kelompok pelaku dan kondisi para pelaku mengingat situasi masih sangat cair dan dalam penanganan aparat terkait," imbuhnya.
"KBRI Moskow segera berkoordinasi dengan otoritas setempat dan menjalin komunikasi dengan masyarakat Indonesia di Rusia. Hingga saat ini belum ada indikasi adanya WNI yang menjadi korban," jelas Judha.
"Sejauh ini aparat keamanan Rusia telah dan akan terus melakukan inspeksi penjagaan keamanan yang ketat setelah kejadian tersebut," tambah Judha lagi.
Pada kesempatan tersebut, Judha turut menyampaikan bahwa pihak KBRI Moskow juga telah menyampaikan imbauan kepada masyarakat Indonesia agar meningkatkan kewaspadaan dan segera menghubungi hotline KBRI Moskow jika mengalami situasi kedaruratan. Dengan nomor hotline Pelindungan WNI KBRI Moskow : +79857502410.