Liputan6.com, Jakarta - Para astronom mendeteksi sinyal misterius yang berasal dari luar angkasa. Bahkan, sinyal misterius tersebut memerlukan waktu 8 miliar tahun untuk mencapai Bumi.
Dikutip dari laman Science pada Rabu (27/03/2024) sinyal ini juga mewakili jenis fenomena kosmik yang dikenal sebagai “ledakan radio cepat” atau fast radio burst (FRB). Menariknya, sinyal misterius dari tempat yang sangat jauh ini bukanlah yang pertama.
Sebelumnya, para astronom dan ilmuwan juga pernah menerima sinyal-sinyal misterius lainnya. Melansir laman IFL Science yang dikutip pada Rabu (27/03/2024), berikut sinyal misterius dari luar angkasa yang sampai ke Bumi.
Advertisement
Baca Juga
1. Fast Radio Burst
Sinyal misterius Fast Radio Burst (FRB) adalah semburan radio singkat dan sangat kuat yang datang dari luar angkasa. Durasinya hanya seperseribu detik, namun energinya setara dengan 500 juta Matahari.
Asal-usul dan penyebab FRB masih menjadi misteri, dan para ilmuwan terus mempelajarinya. Sinyal misterius ini pertama kali dideteksi ada 2007.
Hingga saat ini, para astronom telah mendeteksi 25 gelombang radio yang datang dari ruang angkasa dalam sebuah studi. FRB yang belum pernah dilihat sebelumnya memberikan pencerahan baru tentang sinyal luar angkasa.
Para ilmuwan membangun instrumen CHIME/FRB dengan tujuan untuk mencari FRB secara real-time. Dalam waktu dekat, eksperimen FRB akan meningkatkan sensitivitasnya, sehingga dapat menangkan sinyal FRB dalam jumlah yang lebih banyak.
Sinyal WOW!
2. Sinyal WOW!
Sinyal misterius "WOW!" adalah sinyal radio kuat yang diterima oleh teleskop radio Big Ear di Ohio State University pada tanggal 15 Agustus 1977. Sinyal ini berlangsung selama 72 detik dan tidak pernah terdeteksi lagi.
Insiden itu terdengar ketika seorang astronom yang sedang mengerjakan proyek Search for Extra-Terrestrial Intelligence (SETI). Kemunculan suara itu telah memberikan harapan kepada sebagian penduduk Bumi, yang menantikan kebenaran adanya alien.
Sinyal tersebut mengarungi atmosfer dalam 1.420 megahertz, dengan panjang gelombang 21 cm. Penelitian terbaru oleh Alberto Caballero, seorang astronom amatir, mempersempit kemungkinan dari mana sinyal tersebut berasal.
Dikutip dari laman Live Science pada Rabu (27/03/2024), melalui makalah penelitian yang dipublikasikan di International Journal of Astrobiology pada 2022, Caballero mengusulkan bahwa sinyal WOW berasal dari sebuah bintang mirip matahari, yang lokasinya persis di asal sinyal WOW.
3. Lorimer Burst
Pada 2007, sebuah teleskop radio di Parkes, Australia, mendeteksi sinyal aneh yang berlangsung hanya beberapa milidetik. Sinyal ini, yang kemudian dikenal sebagai Lorimer Burst, sangat kuat dan berasal dari galaksi yang berjarak miliaran tahun cahaya.
Beberapa ilmuwan berspekulasi bahwa itu bisa terjadi karena tabrakan benda kosmik, sementara yang lain memiliki gagasan teknologi milik alien. Sinyal misterius Lorimer Burst menjadi salah satu sinyal paling membingungkan hingga saat ini.
Advertisement
Pulsar
4. Pulsar
Pulsar adalah sisa-sisa bintang masif yang telah runtuh setelah supernova. Bintang neutron ini sangat padat, dengan massa yang setara dengan Matahari namun terkonsentrasi dalam diameter hanya beberapa kilometer.
Rotasi pulsar yang sangat cepat, yang dapat mencapai ratusan kali per detik, menghasilkan emisi gelombang radio yang terdeteksi di Bumi sebagai denyut periodik. Beberapa pulsar memancarkan sinyal yang tidak dapat dijelaskan dengan teori astrofisika.
5. Voyager Golden Record
Pada 1977, NASA meluncurkan dua wahana antariksa yakni Voyager 1 dan Voyager 2. Voyager memiliki misi untuk menjelajahi tata surya dan ruang antarbintang.
Masing-masing wahana membawa piringan emas berlapis nikel, yang dikenal sebagai Voyager Golden Record. Voyager Golden Recordberisi pesan untuk peradaban luar angkasa.
Pada 2017, Voyager 1 mulai mengirimkan data yang tidak dapat dijelaskan oleh para ilmuwan. Data tersebut tampaknya berisi sinyal acak yang tidak sesuai dengan pola yang diharapkan dari wahana.
NASA sedang menyelidiki sinyal misterius tersebut untuk menentukan penyebabnya. Para ilmuwan berharap untuk dapat menguraikan data dan mempelajari lebih lanjut tentang asal-usulnya.
(Tifani)