Liputan6.com, Buenos Aires - Argentina pada hari Selasa (26/3/2024) menuduh Venezuela memutus pasokan listrik ke kedutaan besarnya di Caracas setelah misi diplomatik tersebut mengadakan pertemuan dengan para pemimpin oposisi di negara itu. Peristiwa ini merupakan tanda terbaru dari memburuknya hubungan antara pemerintah dua negara Amerika Selatan yang secara ideologis bertentangan.
Dalam pernyataannya, Kantor Presiden Argentina Javier Milei mengklaim listrik di kedutaan dimatikan pada hari Senin (25/3) sebagai tindakan yang disengaja yang membahayakan keselamatan personel diplomatik Argentina dan warga negara Venezuela yang berada di bawah perlindungan.
Baca Juga
Kualifikasi Piala Dunia 2026: Sempat Tertinggal, Uruguay Berbalik Lumat Kolombia
Hasil Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona CONMEBOL: Kejutan, Paraguay Kalahkan Argentina, Brasil Main Imbang
Diduga Berinteraksi dengan Liam Payne Sebelum Meninggal, 2 Karyawan Hotel CasaSur Jadi Fokus Penyelidikan Polisi
Menurut pernyataan yang sama, para diplomat Argentina telah mengundang para pemimpin oposisi Venezuela, yang tidak disebutkan namanya, ke misi tersebut karena kekhawatiran yang berasal dari memburuknya situasi institusional dan tindakan pelecehan sert penganiayaan yang ditujukan terhadap tokoh-tokoh politik di Venezuela. Demikian seperti dilansir CNN, Kamis (28/3)
Advertisement
Ketegangan meningkat antara Buenos Aires dan Caracas setelah Presiden sosialis Venezuela Nicolas Maduro mengkritik kemenangan Milei dalam pemilu pada November tahun lalu, dengan mengklaim bahwa ekstrem kanan neo-Nazi telah memenangkan kekuasaan di Argentina.
Oposisi Venezuela menuduh pemerintahan Maduro menindas para pemimpinnya dan menghambat kampanye yang bebas dan adil menjelang Pilpres Venezuela pada 28 Juli.
Maduro Nyapres Lagi
Maduro yang memerintah Venezuela sejak kematian mentornya, Hugo Chavez, pada tahun 2013 mengumumkan pada 17 Maret bahwa dia mencalonkan diri kembali untuk masa jabatan enam tahun berikutnya. Tidak jelas apakah dia akan menghadapi tantangan nyata.
Di bawah pemerintahan Maduro, Venezuela mengalami hiperinflasi dan keruntuhan ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang diperparah dengan sanksi yang dijatuhkan Amerika Serikat (AS) pada tahun 2017 terhadap sektor minyak dan gas yang penting bagi Venezuela.
AS membatalkan sebagian tindakan hukuman terhadap Caracas pada akhir tahun 2023, tetapi pada Januari menerapkan kembali sanksi ekonomi terhadap perusahaan pertambangan milik negara Venezuela setelah Maria Corina Machado dilarang ikut pemilu.
Kolombia dan Brasil mengeluarkan pernyataan pada hari Selasa yang menyatakan keprihatinan atas kemampuan oposisi untuk bersaing secara adil dalam Pilpres Venezuela mendatang.
Maduro sendiri pada hari Selasa mengkritik pemerintah asing yang menurutnya berusaha campur tangan dalam urusan dalam negeri Venezuela.
Advertisement