Liputan6.com, Jakarta - Dalam rangka memperingati 75 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Australia, Duta Besar (Dubes) Australia untuk Indonesia, Penny Williams dan Direktur Jenderal (Dirjen) Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri RI (Kemlu), Abdul Kadir Jailani meluncurkan kampanye hubungan diplomatik antara kedua negara pada Kamis (28/9/2024) di Taman Ismail Marzuki, Jakarta.
Dalam acara tersebut, diresmikan mural hasil kolaborasi antara seniman mural Australia George Rose, dan artis mural Indonesia Age "Tutu" Airlangga yang berjudul 'Together' serta logo peringatan 75 tahun Indonesia dan Australia karya Alif Pandu Sofyana.Â
Baca Juga
"Kami ucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada Ibu Duta Besar dan Kedutaan Besar Australia di Jakarta, yang telah menjadi tuan rumah dalam acara yang cukup meriah di sore hari ini." kata Dirjen Abdul Kadir Jailani membuka sambutannya.
Advertisement
Duta besar Penny menjelaskan bahwa acara ini juga merayakan hubungan yang sudah lama terjalin antara Indonesia dan Australia. "Perayaan ini bukan hanya tonggak sejarah hubungan diplomatik kita - ini juga saat bagi semua warga Australia dan Indonesia berkumpul untuk merefleksikan hubungan kita bersama dan merayakan kemitraan kita," jelasnya.
Dubes Penny menjelaskan hubungan Australia dan Indonesia yang sudah dekat sejak dulu, tapi hubungan kedua negara sejatinya lebih dari itu.
"Karena Australia merupakan negara yang sangat mendukung kemerdekaan Indonesia dengan melakukan aksi boikot armada Belanda yang datang membawa persenjataan dan personal militer itu kembali ke Indonesia, namanya Black Armada."
"Tetapi Indonesia dan Australia memiliki hubungan yang lebih dari itu. Kita adalah sahabat, dan kita berkumpul hari ini untuk merayakan sejarah yang kita miliki bersama dan untuk merayakan persahabatan yang erat di antara kita," tambahnya.
Â
Makna Logo Peringatan 75 Tahun RI-Australia dan Kolaborasi Mural
Karya seni mural berjudul "Together" hasil kolaborasi antara seniman dari Australia dan Indonesia, George Rose - Age "Tutu" Airlangga, melambangkan perbedaan dan juga persatuan di satu karya yang sama.
"Ini mewakili keberagaman, jadi sungguh keseimbangan yang indah bahwa kita dapat memiliki keberagaman dan kesatuan dalam satu simbologi," jelas Rose.
Adapun judul mural tersebut diambil dari perbedaan yang Indonesia dan Australia miliki, tapi hal itu dapat dijadikan sebuah persatuan.
"Dari gabungan 2 artis yang berbeda kebudayaan dan kebiasaan kami ingin membuat suatu mural yang menyatukan antara kedua perbedaan tersebut. Oleh karena itu kami beri judul together (bersama) karena prosesnya dari pertama kami selalu bersama, nggak pernah sendiri-sendiri." jelas Tutu.
Dirjen Abdul menggambarkan mural ini sebagai karya yang "kaya dan mendalam" karena makna yang dimilikinya. selai itu, mural ini menggunakan teknologi augmented reality yang memungkinkan publik untuk berinteraksi langsung dengan karya seni tersebut.Â
Sementara logo perayaan 75 tahun hubungan diplomatik Australia dan Indonesia, dipilih melalui kompetisi secara umum yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Australia bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri Indonesia.
Pemenang dari kompetisi ini berasal dari Indonesia, Alif Pandu Sofyana yang menjelaskan desainnya merupakan simbol nasional kedua negara.
"Tema besarnya tentang kolaborasi dan kebersamaan atau persahabatan, jadi di sini ada angka 7 yang diwakili dengan siluet garuda dan angka 5 ada siluet kanguru," jelas Alif.
Advertisement
Karya Seni Merupakan Simbol yang Tepat
Peluncuran logo dan mural resmi untuk perayaan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Australia didasari pada makna karya seni itu sendiri dan keberagaman juga tercermin dalam pilihan logo yang terpilih.
"Kenapa kita menggunakan mural karena kita melihat bahwa setiap negara memiliki perbedaan masing masing dan seni bisa berbicara dengan bahasa yang lebih universal, hal ini tercermin pada logo yang kita pilih hari ini yaitu melambangkan garuda dan kanguru yang merupakan simbol dari kedua negara " jelas Dirjen Abdul.
Dubes Penny juga menjelaskan bahwa hubungan saling mengerti antara kedua negara merupakan hal yang paling penting diantara hubungan-hubungan lain yang terjalin antara Indonesia dan Australia. "Tapi pada dasarnya yang terpenting adalah hubungan saling paham antara masyarakat Indonesia dan Australia, dan bagi saya, karya seni itu tepat menjadi simbol perayaan 75 tahun hubungan diplomatik kita," katanya.
Â
Harapan Kolaborasi ke Depannya
Hubungan diplomatik antara Indonesia dan Australia sudah berjalan 75 tahun dan akan berlanjut seterusnya dengan harapan akan lebih kerja sama kedepannya.
Duta Besar Penny Williams dan Direktur Jenderal (Dirjen) Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia dalam acara perayaan kemarin juga mengungkapkan harapan kolaborasi antara kedua negara di masa depan.
"Hubungan kerja sama kedua negara yang lebih erat. Hubunga kerja sama di berbagai sektor dapat terus meningkat, walaupun hubungan kedua negara sudah cukup bagus, tapi saya melihat masih banyak hal yang dapat kita lakukan bersama," jelas Dubes Penny.
Â
Advertisement