Liputan6.com, Harare - Dampak cuaca ekstrem menimbulkan bencana kekeringan baru yang menyebabkan jutaan orang menghadapi kelaparan di Afrika bagian selatan.
Para peneliti menyatakan kondisi ini semakin sering terjadi dan semakin merusak. Peristiwa ini utamanya terjadi di negara-negara termiskin di dunia dan berdampak pada orang-orang yang paling rentan, dikutip dari VOA Indonesia, Selasa (2/4/2024).
Baca Juga
Beberapa bulan yang lalu, wilayah selatan Afrika dilanda badai tropis dan banjir yang mematikan. Zambia dan Malawi telah mengumumkan keadaan bencana nasional akibat kekeringan, dan Zimbabwe kemungkinan akan melakukan hal yang sama.
Advertisement
Di sebuah lokasi distribusi makanan di pedalaman Zimbabwe, para pekerja distribusi bantuan makanan baru-baru ini memberikan bantuan kepada sekitar 2.000 orang yang membutuhkan.
Diperkirakan ada sebanyak 20 juta orang membutuhkan bantuan di wilayah tersebut dan masih banyak yang belum mendapatkannya.
Kondisi kekeringan di Zimbabwe, yang berbatasan dekat dengan Zambia dan Malawi, telah mencapai titik kritis. Kekeringan tersebut juga telah mencapai Botswana dan Angola di sisi barat, sementara di sisi timur telah mencapai Mozambik dan Madagaskar.
Â
Siklus Cuaca Ekstrem
Setahun lalu, sebagian besar wilayah tersebut dilanda badai tropis dan banjir yang mematikan. Pasalnya, wilayah itu berada di tengah-tengah siklus cuaca ekstrem seperti terlalu banyak hujan, lalu menjadi sangat jarang.
UNICEF mengatakan di wilayah selatan Afrika, sekitar 9 juta orang dengan setengahnya adalah anak-anak, membutuhkan bantuan di Malawi. Lebih dari 6 juta orang di Zambia, termasuk di dalamnya 3 juta anak-anak, terdampak bencana kekeringan tersebut.
Advertisement