Liputan6.com, Tokyo - Setelah ledakan bom atom yang meledak secara berturut-turut di Hiroshima dan Nagasaki, dua dari kota terbesar di Jepang pada 6 dan 9 agustus 1945, bayangan hitam manusia dan benda-benda seperti sepeda dan lain sebagainya ditemukan tersebar di sepanjang trotoar dan bangunan. Demikian seperti dikutip dari Live Science, Rabu (3/4/2024).
Bayangan-bayangan para korban bom di Hiroshima yang kemungkinan memuat momen terakhir sebelum bom atom dijatuhkan memiliki similaritas dengan cetakan abu dari korban letusan gunung berapi kuno yang terawetkan di Pompeii.
Menurut Dr. Michael Hartshorne, anggota dewan emeritus dari Museum of Nuclear Science and History di Albuquerque, New Mexico, dan profesor emeritus radiologi di University of New Mexico School of Medicine, ketika setiap bom meledak, cahaya dan panas yang sangat intens menyebar dari titik ledakan.
Advertisement
Benda dan orang-orang yang berada di jalurnya menyerap sebagian besar cahaya dan energi dari ledakan. Akibatnya, area di sekitar mereka menjadi lebih terang atau memutih sehingga meninggalkan bayangan gelap.
Dengan kata lain, bayangan-bayangan yang menyeramkan sebenarnya adalah bagaimana trotoar atau bangunan tersebut terlihat, lebih kurangnya sebelum ledakan nuklir. Hanya saja, permukaan lainnya menjadi putih, membuat area yang biasanya berwarna tampak seperti bayangan gelap.
Energi besar yang dilepaskan selama ledakan atom merupakan hasil dari fisika fisi nuklir.Â
Ditenagai oleh Fisika Fisi Nuklir
Menurut Atomic Heritage Foundation, sebuah organisasi nirlaba berbasis di Washington D.C, fisika fisi terjadi ketika sebuah neutron menghantam inti atom yang berat, seperti isotop uranium 235 atau plutonium 239.Â
Selama tabrakan, inti elemen itu akan terpecah, melepaskan sejumlah besar energi. Tabrakan awal memicu reaksi berantai yang berlanjut sampai semua bahan induk abis.
"Reaksi berantai terjadi dalam pola pertumbuhan eksponensial yang berlangsung selama sekitar satu milidetik," kata Alex Wellerstein, seorang asisten profesor studi sains dan teknologi di Stevens Institute of Technology di New Jersey.
"Reaksi ini membelah sekitar satu triliun atom dalam periode waktu tersebut sebelum reaksi berhenti," tambah Wellerstein.
Senjata bom atom yang digunakan dalam serangan tahun 1945 ditenagai oleh uranium 235 dan plutonium 239 dan melepaskan jumlah panas yang besar serta radiasi gamma gelombang pendek yang sangat besar.Â
Advertisement
Gelombang yang Bervariasi
Energi mengalir sebagai gelombang foton dengan panjang gelombang yang bervariasi, termasuk dalam gelombang panjang, seperti gelombang radio, dan dalam gelombang pendek seperti sinar-X dan sinar gamma. Di antara gelombang panjang dan pendek terletak panjang gelombang yang terlihat mengandung energi yang mata kita persepsikan sebagai warna.
Namun, berbeda dengan energi dan gelombang yang lebih panjang, radiasi gamma bersifat merusaka bagi tubuh manusia karena dapat menembus pakaian hingga kulit, menyebabkan ionisasi (kehilangan elektron), yang dapat merusak jaringan dan DNA, menurut Universitas Columbia.Â
"Sebenarnya, kemungkinan ada banyak bayangan yang terbentuk pada awal ledakan, sebagian besar dari mereka kemungkinan hancur atau terhapus oleh gelombang ledakan dan panas yang terjadi setelahnya," ungkap Hartshorne kepada Live Science.
 Pada 6 Agustus 1945, bom atom yang dijuluki Little Boy tersebut meledak 580 meter di atas Hiroshima, kota terbesar ketujuh di Jepang. Menurut World Nuclear Association, ledakan itu setara dengan 16.000 ton TNT yang meledak dan mengirimkan gelombang energi termal melintasi kota.Â
Gelombang energi itu meratakan 13 kilometer persegi kota, dan hampir seperempat dari populasi Hiroshima meninggal seketika. Seperempat lainnya dilaporkan meninggal akibat keracunan radiasi dan kanker dalam beberapa bulan berikutnya.
Mengingat Kembali
Amerika Serikat mengincar Hiroshima dan Nagasaki selama perang karena signifikansi militer mereka dan keamanan relatif mereka dari serangan-serangan bom sebelumnya. Karena kedua kota tersebut hampir tidak terkena serangan, kerusakan yang diakibatkan oleh bom atom akan mudah diukur, menurut Atomic Archive, sebuah repositori daring dokumen terkait pengembangan dan penggunaan senjata atom.
Konsekuensi jangka panjang dari radiasi yang dilepaskan oleh setiap bom telah menimbulkan pertanyaan signifikan tentang penggunaannya semenjak bom atom dijatuhkan. Banyak bayangan yang terukir di jalanan atau batu hilang akibat pelapukan dan erosi oleh angin serta air.Â
Beberapa bayangan nuklir telah dihapus dan dilestarikan di Hiroshima Peace Memorial Museum untuk dipertimbangkan oleh generasi yang akan datang.
"Saya pikir sangat penting untuk tetap mengingat konsekuensi penggunaan senjata nuklir," kata Wellerstein kepada Live Science. "Sangat mudah untuk menganggap senjata-senjata ini sebagai alat negara dan bukan senjata pemusnah massal. Bayangan nuklir berfungsi sebagai pengingat kuat atas biaya manusiawi dari penggunaan senjata atom."
Advertisement