Liputan6.com, Taipei - Gempa mengguncang Taiwan pada hari Rabu (3/4/2024), menimbulkan korban tewas dan luka serta tsunami di Jepang. Filipina sempat mengeluarkan peringatan tsunami, namun kemudian mencabutnya.
Departemen Pemadam Kebakaran Taiwan mengatakan satu orang diduga tewas tertimpa batu di wilayah pegunungan Hualien, tempat pusat gempa berada. Sementara itu, lebih dari 50 orang terluka. Demikian seperti dilansir Reuters.
Baca Juga
"Setidaknya 26 bangunan runtuh, lebih dari setengahnya berada di Hualien, dengan sekitar 20 orang terjebak dan upaya penyelamatan masih berlangsung," sebut Departemen Pemadam Kebakaran Taiwan.
Advertisement
Badan pemantau gempa Taiwan menyebutkan gempa bermagnitudo 7,2 dengan kedalaman 15,5 km, sedangkan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) memperkirakan gempa bermagnitudo 7,4 - sebelumnya menyebutnya 7,5.
Jepang menyebut gempa, yang memicu beberapa kali gelombang tsunami kecil di bagian selatan Prefektur Okinawa, bermagnitudo 7,7.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) Lalu Muhammad Iqbal melalui pernyataan tertulis yang diterima Liputan6.com menyebutkan bahwa hasil koordinasi dengan KBRI Tokyo dan KDEI (Kamar Dagang dan Ekonomi Indonesia) di Taipei menemukan bahwa sejauh ini tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang terdampak gempa Taiwan maupun di Prefektur Okinawa, Jepang.
Media pemerintah China mengatakan gempa Taiwan turut dirasakan di Provinsi Fujian dan Shanghai.
87.000 Rumah Mati Listrik
Pemerintah Kota Taipei menyatakan mereka belum menerima laporan mengenai kerusakan besar dan MRT di kota itu langsung beroperasi setelah gempa terjadi, sementara operator listrik Taipower mengatakan lebih dari 87.000 rumah tangga di Taiwan masih tanpa aliran listrik.
"Dua pembangkit listrik tenaga nuklir Taiwan tidak terdampak gempa tersebut," tambah Taipower.
Operator kereta api berkecepatan tinggi Taiwan mengonfirmasi tidak ada kerusakan atau cedera, namun mencatat kereta akan mengalami keterlambatan menyusul inspeksi.
Kantor berita Taiwan melaporkan gempa pada Rabu pagi merupakan yang terbesar yang melanda pulau itu sejak tahun 1999 ketika gempa magnitudo 7,6 menewaskan sekitar 2.400 orang dan menghancurkan atau merusak 50.000 bangunan.
Advertisement