Liputan6.com, Jakarta - Duta Besar Iran Mohammad Boroujerdi merespons penyerangan terhadap Gedung Konsulat Kedutaan Besar Republik Iran di Suriah yang dilakukan oleh Israel.
Menurutnya, ini adalah bentuk pelanggaran terbaru yang dilakukan oleh rezim Zionis terhadap negara-negara lainnya.
"Rezim Zionis Israel melakukan penyerangan terhadap Gedung Konsulat Kedutangan Besar Republik Iran dan ini menjadi sesi terbaru dari pelanggaran yang dilakukan oleh rezim Zionis terhadap negara-negara lainnya," kata Dubes Boroujerdi kepada awak media pada Rabu (3/4/2024) di Jakarta.
Advertisement
"Ini memperlihatkan bahwa Israel tidak patuh bukan hanya kepada nilai-nilai demokrasi tetapi kepada berbagai nilai dan tata tertib yang diakui secara universal dan diakui secara bersama," katanya.
Menurut Dubes Boroujerdi, apa yang dilakukan oleh Israel selama ini sebagai upayanya untuk memperluaskan medan perang ke negara-negara lainnya.
"Ini menjadi tujuan dari rezim Zionis dan rezim ini tentu saja akan selalu masuk ke wilayah manapun membawa ketidakstabilan dan membawa ketidakamanan."
"Iran tidak pernah melakukan invasi terhadap negara manapun, tetapi apabila Iran menjadi objek dan target dari sebuah invasi dan penyerangan, Iran tidak ragu-ragu untuk melakukan pembalasan secara kuat, tegas dan besar."
"Kami tidak akan tinggal diam terhadap bentuk invasi apapun. Hanya saja pembalasan Iran selalu merupakan pembalasan yang cerdas, tepat dan tepat sasarannya."
Â
Cegah Meluasnya Perang di Asia Barat
Dubes Boroujerdi menyebut, sejak enam bulan yang lalu, Republik Iran yang telah berupaya untuk mencegah meluasnya perang di kawasan Asia Barat.
"Kami berupaya untuk menyebar luas dan stabilitas sekaligus berupaya untuk menghancurkan berbagai jenis kekerasan dan perang di kawasan kami."
"Tetapi dari sisi Israel, melakukan tindakan sebaliknya dan terus menerus meluaskan perang ini, meluaskan pembunuhan yang terjadi."
"Situasi ini membuat kami berpikir bahwa sebagai sebuah negara yang berada di dalam kawasan tersebut memiliki tanggung jawab dan juga kewajiban untuk tidak bisa tinggal diam apabila masyarakat dari negara lain seperti Palestina, dibasmi dan dibunuh begitu saja."
Dubes Boroujerdi menyebut ini merupakan kewajiban dari Iran untuk mengambil langkah menghentikan aksi Israel.
Â
Advertisement
Dubes Boroujerdi: 30 Ribu Rakyat Palestina Tewas
Dubes Mohammad Boroujerdi juga menyinggung situasi memperihatinkan di Palestina.Â
"Sekitar 6 bulan telah berlalu sejak serangan mematikan rezim Zionis Israel di Gaza dan genosida di wilayah kecil ini. Selama periode ini, sekitar 30 ribu warga Gaza kehilangan nyawa, dimana 70 persen di antaranya adalah perempuan dan anak-anak."
"Setiap hari, komunitas internasional menyaksikan pembunuhan terhadap perempuan dan anak-anak Palestina yang tidak bersalah; Tanpa mengambil tindakan efektif untuk menghentikan kejahatan keji ini. Tidak ada tindakan yang diambil dan tidak ada sanksi yang dijatuhkan terhadap rezim apartheid ini." Sementara itu, beberapa negara yang mengklaim melindungi hak asasi manusia tak hanya tidak mengambil tindakan untuk menghentikan kejahatan rezim Zionis; Mereka pun bertekad mengirimkan bantuan militernya kepada rezim Israel.
Puji Pidato Menlu Retno Marsudi
Dubes Mohammad Boroujerdi memuji pidato Menlu Retno Marsudi di panggung dunia saat membela rakyat Palestina.
"Pidato berani Ibu Retno Marsudi, Menteri Luar Negeri Indonesia, di forum dan organisasi internasional seperti Dewan Keamanan PBB, Majelis Umum PBB, Dewan Hak Asasi Manusia PBB, Mahkamah Internasional, dan lain-lain," kata Dubes Boroujerdi.
"Ini menunjukkan kelanjutan dari dukungan Indonesia yang tiada henti terhadap terwujudnya kemerdekaan Palestina."
Ia menegaskan bahwa Republik Islam Iran dan Republik Indonesia, sebagai dua negara Islam yang penting, baik secara bilateral maupun melalui forum internasional.|
"Selalu mendukung perjuangan Palestina dan mendasarkan posisinya pada kemerdekaan penuh dan pembebasan Palestina. Sikap tegas dan berprinsip pemerintah, bangsa, presiden, dan menteri luar negeri Indonesia dalam mendukung Palestina dan mengecam kejahatan rezim Zionis, khususnya selama 6 bulan terakhir, merupakan hal yang patut diapresiasi."
Advertisement