Liputan6.com, Jakarta - Bintang Tabby atau Tabby's Star menrupakan salah satu bintang paling misterius di alam semesta. Bintang ini pertama kali ditemukan melalui projek Planet Hunters pada 2011.
Kemudian, seorang astronom asal Amerika Serikat bernama Tabetha “Tabby” S. Boyajian menemukan fluktuasi aneh dan tidak teratur dari bintang ini pada 2015. Bintang Tabby memiliki jarak 1.500 tahun cahaya dari bumi.
Bintang ini punya aktivitas menarik dan tidak biasa. Cahaya Tabby's Star dapat meredup dengan tingkat keredupan berbeda dan terjadi dalam rentang waktu berbeda juga.
Advertisement
Baca Juga
Dikutip dari laman Space pada Kamis (04/04/2024), Tabby’s Star memiliki ukuran yang sangat besar. Bintang yang juga disebut sebagai KIC 8462852 ini berukuran 50 persen lebih besar dari matahari dan juga 1.000 derajat lebih panas.
Bintang ini pertama kali ditemukan oleh citizen scientists atau tenaga non-profesional. Para citizen scientist tersebut tergabung dalam projek Planet Hunters.
Projek ini mengijinkan siapa saja untuk mencari planet di data Kepler. Selain itu, pengamatan lebih lanjut dari bintang ini juga dilakukan dengan melibatkan astronom amatir yang tidak memiliki pendidikan astronomi yang formal.
Beberapa astronom amatir yang bergabung dalam pengamatan Tabby’s Star adalah Franky Dubois (pensiunan mandor di pabrik sabuk pengaman), Ludwig Logie (koordinator keamanan di industri konstruksi), dan Steve Rau (seorang pelatih di sebuah perusahaan kereta api Belgia). Kemudian pada Januari hingga Desember 2016, para peneliti memanfaatkan sinar ultraviolet untuk mengamati Tabby’s Star dengan menggunakan Swift.
Inframerah
Tidak hanya itu, pada peneliti juga memanfaatkan inframerah untuk mengamati bintang ini dengan menggunakan Spitzer. Keunikan dari Tabby’s Star atau Bintang Tabby adalah cahayanya yang dapat meredup dalam rentang waktu dan tingkat keredupan yang berbeda-beda.
Kedua hal tersebut berhasil menarik minat para astronom untuk terus mengamati bintang yang ada di konstelasi Cygnus, the Swan (angsa) ini. Dari data yang sudah dikumpulkan oleh para astronom, cahaya Tabby’s Star diketahui dapat meredup sampai 22 persen dalam waktu beberapa hari.
Tidak hanya itu, setelah observasi lebih lanjut, para astronom menemukan bahwa magnitudo keseluruhan bintang ini juga secara bertahap meredup selama bertahun-tahun. Kaunikan pada Tabby’s Star ini mengundang banyak teori mengenai apa yang sebenarnya terjadi pada bintang ini.
Beberapa berpendapat bahwa hal ini disebabkan oleh adanya alien. Meskipun begitu, NASA memiliki teori berbeda yang lebih masuk akal, yakni adanya debu yang bergerak mengelilingi bintang.
Melansir dari laman NASA pada Kamis (04/04/2024), hasil studi yang menggunakan misi Spitzer dan Swift milik NASA serta observatorium AstroLAB IRIS Belgia, menunjukkan penyebab dari pereduban di Tabby’s Star kemungkinan besar karena awan debu di sekitar bintang. Para astronom berpendapat demikian karena pereduban cahaya Tabby’s Star lebih terlihat pada sinar ultraviolet dibandingkan dengan sinar inframerah.
(Tifani)
Advertisement