Liputan6.com, Jakarta - Raja Charles III dilaporkan akan tetap melakukan perjalanan ke sejumlah negara Persemakmuran meski masih menjalankan pengobatan kanker yang dialaminya.
Salah satu sumber Kerajaan Inggris menyebut bahwa raja berusia 75 tahun itu "bersemangat untuk melanjutkan pekerjaannya".
Baca Juga
Dilansir Mirror, Minggu (6/4/2024), Raja Charles III dan Ratu Camilla dijadwalkan akan mengunjungi Australia, Selandia Baru dan Samoa pada Oktober mendatang, di mana mereka akan melakukan perjalanan udara selama 21 jam.
Advertisement
Sumber kerajaan juga menyebut bahwa dokter dan raja sendiri merasa optimis mengenai perjalanan tersebut, setelah ayah dari Pangeran William dan Pangeran Harry itu berhasil muncul saat Minggu Paskah tanpa hambatan.
"Raja sangat ingin melakukan perjalanan setelah cuti panjang usai didiagnosa kanker," kata sumber tersebut.
"Meski dokter mengawasi kesehatannya, dia sangat ingin mengambil kendali dan kembali ke tugas publiknya. Dia sangat gembira dengan kemajuan yang dialaminya dan perjalanan ke Australia, Selandia Baru dan Samoa," lanjut sumber tersebut.
Perjalanan ke ketiga negara tersebut akan menjadi tugas besar raja dan ratu selama menjabat, di mana keduanya menggantikan mendiang ibunya Ratu Elizabeth II. Ratu Elizabeth adalah satu-satunya pejabat negara yang menginjakkan kaki di Australia, berkunjung sebanyak 16 kali selama masa pemerintahannya.
Sementara itu, kunjungan terakhir Charles dan Camilla ke Australia adalah pada tahun 2018. Ia pertama kali mengunjungi negara tersebut setelah menikah dengan Putri Diana dan memiliki Pangeran William pada tahun 1983.
Bagaimana Nasib Ratu Camilla Jika Raja Charles yang Sedang Berjuang Lawan Kanker Turun Takhta atau Meninggal?
Berita bahwa Raja Charles III menderita sejenis kanker telah memicu banyak pertanyaan bagaimana jika hal terburuk terjadi padanya.
Salah satu skenario yang muncul adalah raja yang sedang sakit memutuskan untuk turun takhta dan menjaga kesehatannya, dan dengan segera menyoroti putra sulungnya dan pewaris takhta pertama, Pangeran William.
Proses itu, tentu saja, akan semakin cepat jika Raja Charles III meninggal, sehingga membawa pemerintahan Raja William V --kecuali dia memilih nama lain.
Di sisi lain muncul pertanyaan soal nasib Camilla, apakah ia akan tetap menjadi ratu Inggris?
Jawabannya berbeda-beda, menurut para ahli kerajaan.
Situs USA Today yang dikutip Senin (19/2/2024) menggambarkan kenyataan rumit bahwa meskipun Raja Charles III pasti akan mengutarakan keinginannya untuk istrinya dengan sangat rinci, raja yang berkuasa --dalam hal ini Raja William-- pada akhirnya mengontrol seberapa besar atau kecil peran Camilla di tahun-tahun berikutnya.
Terlebih lagi, setelah William naik takhta, istrinya, Putri Kate, akan menjadi ratu. Sebagai ibu dari Pangeran George --calon raja selanjutnya, Kate memiliki pengaruh besar, baik dalam kedudukan kerajaan maupun kasih sayang publik.
Advertisement
Nasib Ratu Camilla
Kendati demikian hal itu tidak berarti Ratu Camilla akan cepat dilupakan. Terlepas dari skandal yang dibuat untuk TV sebelum pernikahannya dengan Charles, Camilla, yang bisa dibilang cinta pertama Charles, juga mendapat dukungan banyak warga Inggris ketika dia dinobatkan bersama suaminya pada Mei 2023 lalu dalam upacara penobatan yang rumit di Westminster Abbey.
"Permaisuri Camilla akan tetap mempertahankan gelar tersebut, sama seperti Ibu Suri (mendiang ibunda Ratu Elizabeth II) yang mempertahankan gelar tersebut hingga ia meninggal pada usia 101 tahun," kata Joe Little, redaktur pelaksana majalah "Majesty".
Secara historis, para janda raja disebut Queen Dowager (Janda Ratu), sedangkan istri Raja George VI, Ratu Elizabeth, menjadi Queen Elizabeth the Queen Mother (Ibu Suri Ratu Elizabeth) untuk membedakannya dari sang putri.