Sukses

Peter Pellegrini Jadi Presiden ke-6 Slovakia, Sekutu Perdana Menteri Pro-Rusia

Peter Pellegrini jadi presiden keenam Slovakia sejak negara tersebut memperoleh kemerdekaan setelah perpecahan Cekoslowakia pada tahun 1993. Ia akan menggantikan Zuzana Čaputová, kepala negara perempuan pertama di negara tersebut.

Liputan6.com, Bratislava - Kandidat dari pemerintahan sayap kiri nasionalis Peter Pellegrini memenangkan pemilihan atau pemilu Slovakia untuk presiden. Ia mengungguli kandidat oposisi liberal dan pro-Barat Ivan Korčok.

Sekutu dekat perdana menteri populis Robert Fico memperoleh 53,85% suara dengan suara dari lebih dari 98% TPS yang dihitung oleh Kantor Statistik pada pemilihan putaran kedua hari Sabtu 6 April 2024, melampaui mantan menteri luar negeri Korčok yang memperoleh 46,14%.

"Saya berjanji untuk memastikan bahwa Slovakia tetap berada di pihak perdamaian dan bukan di pihak perang," ujar Pellegrini berbicara di Bratislava, seperti dikutip dari The Guardian, Minggu (7/4/2024). 

Korčok mengakui kekalahan tersebut dan mengucapkan selamat kepada pemenangnya. "Saya kecewa," katanya, seraya menambahkan bahwa dia menghormati hasilnya.

Pellegrini menjadi presiden keenam Slovakia sejak negara tersebut memperoleh kemerdekaan setelah perpecahan Cekoslowakia pada tahun 1993. Ia akan menggantikan Zuzana Čaputová, kepala negara perempuan pertama di negara tersebut.

Čaputová, pendukung setia negara tetangga Ukraina dalam perjuangannya melawan invasi Rusia, mengumumkan bahwa dia tidak akan mencalonkan diri kembali pada pemilu Juni 2023 lalu setelah menerima ancaman pembunuhan.

Peter Pellegrini yang berusia 48 tahun menginginkan peran kuat di negara, memimpin partai sayap kiri Hlas (Voice), yang menempati posisi ketiga dalam pemungutan suara dan bergabung dengan koalisi pemerintahan PM Fico dan partai ultranasionalis Nasional Slovakia.

Kemenangan Pellegrini memperkuat cengkeraman perdana menteri populis Robert Fico pada kekuasaan dengan memberikan dia dan sekutunya kendali atas pos-pos strategis utama.

Adapun Presiden Slovakia memilih perdana menteri setelah pemilihan parlemen, melantik pemerintahan baru dan menunjuk hakim mahkamah konstitusi. Presiden juga dapat memveto undang-undang, meskipun parlemen dapat membatalkan veto tersebut dengan mayoritas sederhana, dan mengajukan keberatan terhadap undang-undang tersebut di mahkamah konstitusi. Kepala negara juga berhak memberikan pengampunan kepada terpidana.

Pemerintah, dipimpin oleh perdana menteri, memiliki sebagian besar kekuasaan eksekutif.

 

 

2 dari 3 halaman

Pemerintah Presiden Baru Bakal Pro-Rusia atau Ukraina?

Partai Smer (Direction) sayap kiri yang menaungi PM Fico memenangkan pemilihan parlemen pada September 2023 dengan mengusung platform pro-Rusia dan anti-Amerika.

Para kritikus khawatir Slovakia di bawah pemerintahan Fico akan meninggalkan jalur pro-Barat dan mengikuti arahan Hongaria di bawah kepemimpinan perdana menteri populis, Viktor Orbán, yang pro-Rusia.

Pemerintahan baru di bawah PM Fico kemudian dikabarkan segera menghentikan pengiriman senjata ke Ukraina. Ribuan orang pun merespons turun ke jalan di Slovakia baru-baru ini untuk melakukan unjuk rasa menentang kebijakan Fico yang pro-Rusia dan kebijakan lainnya, termasuk rencana untuk mengubah hukum pidana dan mengambil kendali media publik.

Sementara kandidat oposisi liberal dan pro-Barat Ivan Korčok mengkritik langkah pemerintah, yang dikhawatirkan oleh para pengunjuk rasa dapat melemahkan supremasi hukum, sementara Pellegrini mendukung pemerintahan baru dan tidak mempertanyakan kebijakannya.

Sebelum pemungutan suara, Pellegrini mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa Uni Eropa dan NATO “terpecah antara mereka yang mendukung kelanjutan perang [antara Rusia dan Ukraina] dengan segala cara, dan mereka yang menuntut dimulainya perundingan perdamaian".

Korčok, mantan duta besar untuk AS dan Jerman, dengan tegas mendukung keanggotaan Slovakia di UE dan NATO.

 

3 dari 3 halaman

Rekam Jejak Peter Pellegrini dan Fico di Partai Smer

Peter Pellegrini yang merupakan mantan wakil Fico di Partai Smer, menjadi perdana menteri pada tahun 2018, setelah Fico terpaksa mengundurkan diri imbas protes jalanan anti-pemerintah besar-besaran atas pembunuhan jurnalis Ján Kuciak dan tunangannya.

Pellegrini untuk sementara waktu berpisah dengan Fico setelah Smer yang ternoda skandal kalah dalam pemilu sebelumnya pada tahun 2020.

Dengan kemenangan Pellegrini, Fico mengalami kekalahan dua kali berturut-turut dalam pemilihan presiden. Fico dikalahkan dalam pemilihan presiden oleh Andrej Kiska 10 tahun lalu, sementara Zuzana Čaputová, kepala negara perempuan pertama di negara tersebut, mengklaim kemenangan atas kandidat yang didukungnya dalam pemungutan suara tahun 2019.

Video Terkini