Sukses

Israel Akui Siap Hadapi Skenario Apa pun dengan Iran

Ketegangan antara Israel dan Iran melonjak tajam pasca serangan ke Konsulat Iran di Damaskus, Suriah, yang menewaskan dua jenderal Iran.

Liputan6.com, Tel Aviv - Israel siap menghadapi skenario apa pun yang mungkin timbul dengan Iran. Hal tersebut disampaikan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant pada Minggu (7/4/2024), setelah Iran mengancam akan membalas serangan ke konsulat jenderal mereka di Damaskus, Suriah, pada 1 April.

Kantor Gallant mengeluarkan pernyataan tersebut setelah dia mengadakan penilaian situasi operasional dengan para perwira militer senior.

"Setelah menyelesaikan penilaian, Menteri Gallant menekankan bahwa lembaga pertahanan telah menyelesaikan persiapan tanggapan jika terjadi skenario apa pun yang mungkin terjadi terhadap Iran," ujar kantor Gallant seperti dilansir CNA, Senin (8/4).

Kepala Staf Umum Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Herzi Halevi, mengatakan Israel tahu bagaimana menghadapi Iran – secara ofensif dan defensif.

"Kami tahu bagaimana bertindak tegas terhadap Iran, baik di wilayah dekat maupun jauh. Kami bekerja sama dengan Amerika Serikat (AS) dan mitra strategis di kawasan," ujar Halevi.

2 dari 3 halaman

Ancaman Iran

Iran mengancam akan menanggapi serangan Israel di Damaskus pekan lalu yang menewaskan tujuh anggota Garda Revolusi Iran, termasuk di antaranya dua jenderal.

Penasihat senior pemimpin tertinggi Iran Yahya Rahim Safavi mengatakan pada hari Minggu bahwa tidak ada satu pun Kedutaan Israel yang aman lagi dan bahwa Teheran memandang konfrontasi dengan Israel sebagai hak yang sah dan legal.

Kantor berita Iran ISNA menerbitkan sebuah grafik pada hari Minggu yang menunjukkan sembilan jenis rudal Iran yang berbeda yang disebut dapat menghantam Israel.

3 dari 3 halaman

AS dalam Siaga Tinggi

Israel belum mengaku mereka berada di balik serangan terhadap Damaskus. Para pemimpinnya telah mengatakan secara lebih umum bahwa mereka beroperasi melawan Iran, yang mendukung kelompok militan Hamas di Jalur Gaza dan Hizbullah di Lebanon, yang keduanya telah berperang dengan Israel selama enam bulan terakhir.

AS juga dalam keadaan siaga tinggi dan bersiap menghadapi kemungkinan serangan Iran yang menargetkan aset Israel atau AS di wilayah tersebut.