Sukses

Perayaan Idul Fitri di Lebanon Dibayangi Operasi Militer Hezbollah Vs Israel

Sebagian besar warga Lebanon yang tinggal di perbatasan tidak merasakan sukacita perayaan Idul Fitri.

Liputan6.com, Beirut - Pada hari terakhir bulan suci Ramadan, desa-desa dan kota-kota di sepanjang perbatasan Lebanon dengan Israel tidak seperti biasanya saat mempersiapkan Idul Fitri, meski terkadang ada periode tenang dalam pertempuran antara Hizbullah dan pasukan Israel.

Dilansir Arab News, Rabu (10/4/2024), jelang Idul Fitri, hampir tidak ada kegiatan belanja di pasar, khususnya di kota-kota besar seperti Bint Jbeil, Khiam, Naqoura dan Mays Al-Jabal.

"Idul Fitri tidak ada artinya selama penembakan roket dan peluru yang merusak ke rumah-rumah dan apa pun yang bergerak di jalan terus berlanjut," kata Samer, seorang ayah sekaligus pengungsi. 

"Suara ledakan yang mengerikan telah menimbulkan ketakutan dalam jiwa kami."

Lebih dari 27.000 orang mengungsi di kota Tirus dan daerah sekitarnya, dengan ratusan orang tinggal di tempat penampungan.

Pasar-pasar di kota tersebut melaporkan aktivitas belanja yang wajar, namun pembelian dibatasi pada pakaian dan persediaan makanan anak-anak.

Maryam, seorang ibu lima anak, mengatakan bahwa "masyarakat menghadapi kesulitan yang luar biasa dan tidak mampu memenuhi kebutuhan anak-anak mereka… karena gaji mereka sangat terpengaruh oleh kemerosotan ekonomi di wilayah selatan. Selain itu, suasana ketakutan dan kecemasan yang disebabkan oleh serangan Israel semakin memperburuk situasi."

2 dari 3 halaman

Aktivitas Ekonomi Menurun

Selama kunjungan ke pasar komersial di wilayah selatan, Mohammed Saleh, pemimpin Kamar Dagang, Pertanian dan Industri di Sidon dan Lebanon Selatan, mengatakan bahwa serangan Israel di wilayah tersebut telah menyebabkan penurunan aktivitas ekonomi sebesar 40 persen.

Saleh menambahkan, "Hari ini saya mengunjungi pasar-pasar di Sidon dan menemukan bahwa pasar-pasar tersebut adalah pasar yang paling terkena dampak di antara kota-kota di selatan, dengan tingkat penurunan sebesar 70 persen, sedangkan tingkat penurunan di Nabatiyeh dan Tirus hanya 30 persen."

"Alasannya adalah kedua kota ini menampung persentase terbesar pengungsi dari daerah perbatasan, dan mereka ingin makan, minum, dan berbelanja untuk anak-anak mereka."

Komentar Saleh muncul ketika Hizbullah melancarkan serangkaian operasi terhadap situs militer Israel di wilayah perbatasan selatan pada hari Selasa.

3 dari 3 halaman

Israel Serang Kompleks Militer dan 3 Lokasi Infrastruktur di Lebanon Timur

Sebelumnya, serangan oleh Israel terhadap Hizbullah terjadi baru-baru ini.

Militer Israel mengatakan pada Minggu (7/4) bahwa pesawat-pesawat tempurnya telah menyerang situs-situs Hizbullah di Lebanon timur, di mana kelompok yang didukung Iran mempunyai kehadiran yang kuat. Serangan itu diklaim sebagai pembalasan atas salah satu drone mereka yang ditembak jatuh.

Sebuah sumber yang dekat dengan Hizbullah mengatakan kepada koresponden AFP di wilayah Baalbek, Lebanon timur, bahwa serangan tersebut menargetkan Janta dan Sifri di Bekaa Valley.

Baca selengkapnya...

Video Terkini