Liputan6.com, Shah Alam - Tradisi mudik seperti di Indonesia juga ternyata terjadi di Malaysia. Orang-orang rela balik kampung untuk merayakan Lebaran bersama keluarga besar.
Kendati demikian di Negeri Jiran tengah ramai sorotan soal penyewaan kendaraan terkait mudik Idul Fitri.
Baca Juga
Laporan New Straight Times yang dikutip Jumat ((12/4/2024) menyebut permintaan pada industri rental mobil tinggi selama musim perayaan Idul Fitri di Malaysia.
Advertisement
"Saat Lebaran memang banyak peminatnya di semua segmen, namun pilihan yang paling banyak diminati adalah Toyota Vellfire dan Toyota Alphard yang sudah full booking sejak Januari lalu karena desainnya yang lapang dan nyaman untuk perjalanan jauh, terutama jika bepergian bersama keluarga besar. dan penumpang lanjut usia," kata Hafiz Johari, 39, pemilik Dino Car Rental.
Ia menambahkan, mobil lokal seperti Perodua Bezza, Axia, Myvi, dan Alza menjadi pilihan utama bagi mereka yang merantau ke kota karena harganya yang lebih terjangkau.
"Ada yang mengutamakan gaya dan rela membayar harga tinggi mulai dari RM1.500 (Rp 5 jutaan) hingga RM5.000 (sekitar Rp16,8 juta) per hari untuk menyewa kendaraan mewah seperti Ford Mustang, BMW, Mercedes-Benz, Mercedes G63, Porsche, dan Lamborghini," papar Hafiz.Â
"Bagi mereka yang bekerja di luar negeri, biasanya mereka melakukan pemesanan dalam jangka waktu yang lebih lama, hingga satu bulan, ketika kembali pada hari raya," tutur Hafiz seraya menyebutkan seluruh kendaraannya sudah penuh dipesan untuk Idul Fitri kali ini.
Â
Â
Terjun ke Industri Mobil Sejak Pandemi COVID-19
Hafiz Johari sang pemilik Dino Car Rental mengaku beralih ke bisnis ini karena permintaan yang masih tinggi, terutama saat hari raya dan liburan sekolah setelah perusahaan listriknya tutup di era COVID-19.
Ia mengatakan, dirinya mulai menawarkan jasa sewa mobil dengan tujuh mitra lebih dari dua tahun lalu.
"Saya memulai dengan mobil saya sendiri, Perodua Axia dan Perodua Bezza, sebelum berkembang secara bertahap.
"Melihat potensi industri ini, saya dan mitra tidak menoleh ke belakang melainkan memperluas layanan hingga mencakup rental kendaraan dengan supir," ujarnya kepada Harian Metro.
Agar layanan dapat diakses oleh semua orang, Hafiz menawarkan enam kategori segmen mulai dari tarif sewa RM100 (Rp330 ribu) per hari hingga RM5.000 (Rp16,8 juta) per hari, tergantung pada kemampuan pelanggan.
"Kami memiliki enam kategori: budget, mid-range, luxury, lifestyle, sports utility vehicles (SUVs), dan multi-purpose vehicles (MPVs)".
"Harganya berkisar mulai dari RM100 per hari hingga RM5.000 per hari, dengan diskon pada hari biasa bagi pelanggan yang melakukan reservasi selama tujuh hari," pungkas Hafiz.
Advertisement
Mudik 193 Juta Warga Indonesia Curi Perhatian Media Asing, Sorot Diskon Tol hingga Helikopter Evakuasi
Sebelumnya, budaya mudik warga Indonesia jelang Idul Fitri atau Lebaran mencuri perhatian media asing.
Arab News yang Liputan6.com kutip Minggu (7/4/2024) menyebut bahwa jumlah orang eksodus jelang Idul Fitri, peristiwa tahunan bagi masyarakat Indonesia tahun ini mencapai rekor tertinggi. Mengutip polisi pada hari Sabtu (6/4), disebutkan bahwa sekitar 193 juta orang meninggalkan kota-kota di negara tersebut untuk merayakan hari raya umat Islam bersama keluarga.
Dikenal secara lokal sebagai mudik, pulang kampung massal di negara berpenduduk 270 juta jiwa yang mayoritas Muslim ini ada lah salah satu pergerakan masyarakat terbesar di dunia. Di mana para pelancong harus menghadapi kemacetan yang sangat parah, ribuan kilometer dan kelelahan untuk bisa pulang ke rumah untuk liburan yang menandai hari raya akhir bulan puasa suci Ramadhan.
Lebih dari 123 juta orang ambil bagian dalam eksodus tahunan, mudik massal pada tahun 2023 – hampir 40 juta lebih banyak dibandingkan tahun 2022. Tahun ini, jumlahnya jauh lebih tinggi, menurut perkiraan Kementerian Perhubungan Indonesia.
"Hasil survei menunjukkan 71,7 persen penduduk Indonesia berencana merayakan Idul Fitri dengan mudik ke kampung halaman, yang berarti sekitar 193,6 juta jiwa," kata Juru Bicara Polri Brigjen. Jenderal Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan kepada Arab News.
"Ini tentu yang tertinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya."
Jakarta, yang terkenal dengan kemacetan lalu lintasnya, sepi saat akhir pekan dimulai, dengan banyak bisnis tutup dan anggota keluarga kaya yang bergantung pada pembantu rumah tangga check-in ke hotel-hotel di ibu kota karena pembantu rumah tangga dan supir mereka sedang pergi.