Sukses

5 Fakta Senjata yang Digunakan Iran untuk Serang Israel, Pakai 300 Buah Rudal hingga Drone

Serangan terhadap Israel telah dikonfirmasi oleh Kementerian Luar Negeri Iran sebagai bentuk balasan atas penyerangan gedung konsulatnya yang ada di Suriah.

Liputan6.com, Teheran - Israel mengatakan bahwa Iran menggunakan lebih dari 300 rudal dan drone untuk menyerang kawasannya pada Sabtu (13/4/2024).

Serangan ini telah dikonfirmasi oleh Kementerian Luar Negeri Iran sebagai bentuk balasan atas penyerangan gedung konsulatnya yang ada di Suriah.

Insiden tersebut memakan belasan korban jiwa, termasuk dua orang jenderal.

Lantas, jenis senjata apa saja yang digunakan Iran untuk menyerang Israel?

Dikutip dari laman Al Jazeera, Minggu (15/4), berdasarkan laporan dari koresponden Al Jazeera, Alex Gatopolous berikut ini fakta terkait senjata Iran:

  1. Iran menembakkan drone, rudal jelajah, dan sekitar 110 rudal balistik, total ada lebih dari 300 senjata.
  2. Drone tersebut berukuran kecil dan digunakan dengan sistem jelajah.
  3. Senjata Iran sengaja dirancang untuk mencoba dan mengalahkan sistem pertahanan udara canggih milik Israel, yang berlapis-lapis.
  4. Iran menahan sebagian besar persediaannya, yang mencakup ratusan rudal hingga beberapa ribu drone.
  5. Pangkalan udara Israel Nevatim terkena sedikitnya 15 rudal balistik, namun Israel berhasil mencegat sejumlah besar rudal tersebut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Iran Ungkap Alasan Serang Balik ke Israel: Hak Kami Membela Diri

Kementerian Luar Negeri Iran mengungkap alasan penyerangan balik ke Israel. Dalam pernyataan resmi yang disampaikan Kedutaan Besar Iran untuk Indonesia, disebutkan bahwa hal ini berkaitan dengan upaya membela diri.

"Pada hari ini (14 April 2024) angkatan bersenjata Republik Islam Iran dalam menjalankan hak wajarnya untuk membela diri seperti yang diatur dalam pasal 51 Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan sebagai tanggapan pembalasan terhadap agresi militer berulang-ulang rezim Zionis," kata Kemlu Iran, dalam pernyataan yang diterima Liputan6.com dari Kedubes Iran di Jakarta, Minggu (14/4).

"Langkah hari ini juga sekaligus merupakan pembalasan secara khusus terhadap serangan militer rezim Zionis pada tanggal 1 April 2024 terhadap fasilitas diplomatik Iran di Damaskus-Suriah."

Kemlu Iran juga menyatakan bahwa pihaknya mempergunakan kesempatan ini untuk menekankan kembali kepatuhannya terhadap prinsip-prinsip dan tujuan Piagam PBB serta hukum internasional.

"Begitu juga Iran menegaskan tekad tegasnya untuk mempertahankan kedaulatan, integritas wilayah, dan kepentingan nasionalnya terhadap berbagai bentuk penggunaan ilegal kekuatan dan agresi."

"Tindakan defensif Republik Islam Iran dalam menjalankan haknya untuk membela diri menunjukkan pendekatan bertanggung jawab Iran terhadap perdamaian dan keamanan regional dan internasional pada saat tindakan ilegal dan genosida yang dilakukan oleh rezim apartheid Zionis terhadap bangsa Palestina. Serta agresi militer terhadap pemerintah negara-negara di kawasan dengan tujuan memperluaskan api peperangan terus dilakukan oleh rezim Zionis."

"Apa bila diperlukan maka Republik Islam Iran tidak akan ragu untuk mengambil tindakan yang lebih defensif untuk melindungi kepentingan sahnya dari tindakan militer agresif dan penggunaan kekuatan ilegal."

3 dari 3 halaman

Sekjen PBB Antonio Guterres Kutuk Serangan Iran ke Israel, Minta Eskalasi Dihentikan

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengutuk serangan Republik Islam Iran yang menargetkan Israel.

"Saya mengutuk keras eskalasi serius yang ditunjukkan dengan serangan besar-besaran yang dilancarkan Republik Islam Iran terhadap Israel malam ini. Saya menyerukan penghentian segera permusuhan ini," kata Antonio Guterres.

"Saya sangat khawatir mengenai bahaya nyata dari eskalasi yang menghancurkan di seluruh kawasan."

"Saya mendesak semua pihak untuk menahan diri semaksimal mungkin guna menghindari tindakan apa pun yang dapat mengarah pada konfrontasi militer besar-besaran di berbagai bidang di Timur Tengah."

Sekjen Antonio Guterres juga menyatakan pernyataan secara berulang bahwa kawasan maupun dunia tidak mampu melakukan perang lagi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.