Liputan6.com, Peshawar: Parlemen provinsi sebuah kawasan di Pakistan yang berbatasan dengan Afghanistan mengesahkan Rancangan Undang-undang Syariat Islam, Senin (2/6) malam. Keputusan parlemen yang anggotanya didominasi Muttahida Majlisi Amal--sebuah aliansi enam partai Islam--ini dituduh kelompok kanan di Pakistan berupaya meniru rezim Taliban di Afghanistan. Apalagi, dengan keberadaan UU tersebut, setiap warga di kawasan Pakistan sebelah barat laut yang menolaknya itu otomatis dinilai sebagai pembangkang. Semua warga di sana wajib mentaati.
Seperti diketahui, dalam hukum syariat, segala penilaian tingkah laku manusia diukur berdasarkan ajaran dalam agama Islam. Semisal, bagi yang mencuri akan dipotong tangannya. Sedangkan yang berzinah akan dirajam. Pengesahan RUU itu segera ditindaklanjuti dengan membentuk sebuah komisi yang bertugas mengkaji ulang produk hukum yang sudah ada di kawasan tersebut. Sedianya, mereka akan menyelaraskan produk hukum itu dengan RUU Syariah, termasuk melarang praktik pinjam-meminjam dengan bunga.(SID/Nlg)
Seperti diketahui, dalam hukum syariat, segala penilaian tingkah laku manusia diukur berdasarkan ajaran dalam agama Islam. Semisal, bagi yang mencuri akan dipotong tangannya. Sedangkan yang berzinah akan dirajam. Pengesahan RUU itu segera ditindaklanjuti dengan membentuk sebuah komisi yang bertugas mengkaji ulang produk hukum yang sudah ada di kawasan tersebut. Sedianya, mereka akan menyelaraskan produk hukum itu dengan RUU Syariah, termasuk melarang praktik pinjam-meminjam dengan bunga.(SID/Nlg)