Sukses

Emmanuel Macron: Donor Dunia Janjikan 2,1 Miliar Dolar AS Atasi Krisis Kemanusiaan di Sudan

Macron mengatakan bahwa donor dari berbagai penjuru dunia telah menjanjikan dana 2,1 miliar dolar AS untuk membantu meringankan krisis kemanusiaan di Sudan.

Liputan6.com, Paris - Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan pada hari Senin (15/4) bahwa donor dari berbagai penjuru dunia telah menjanjikan dana 2,1 miliar dolar AS untuk membantu meringankan krisis kemanusiaan di Sudan yang tengah dilanda perang.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mendesak dunia agar tidak melupakan rakyat Sudan, serta menyerukan diakhirinya pertempuran. Ia menyampaikan itu pada peringatan satu tahun perang saudara di negara Afrika tersebut, dikutip dari VOA Indonesia, Rabu (17/4/2024).

“Dampak konflik ini meluas ke negara-negara tetangga. Lebih dari 8 juta orang telah meninggalkan rumah mereka untuk mencari tempat yang aman, 1,8 juta orang di antaranya ke negara-negara tetangga,” ujar Guterres kepada awak media PBB di New York hari Senin (15/4).

Pertempuran di ibu kota Sudan, Khartoum, meletus pada tahun lalu antara jenderal Angkatan Bersenjata Sudan (SAF) dan jenderal Pasukan Pendukung Cepat (RSF). Pertikaian kedua jenderal itu meluas dengan cepat ke seluruh negeri.

PBB mengatakan bahwa konflik tersebut telah menewaskan lebih dari 14.000 orang, melukai 33.000 orang lainnya dan menyebabkan separuh populasi, sekitar 25 juta orang, membutuhkan bantuan kemanusiaan.

2 dari 2 halaman

PBB Sampaikan Rasa Prihatin

Guterres prihatin atas meningkatnya kekerasan di Darfur utara, di pinggiran ibu kotanya, El Fasher.

Dia mengatakan bahwa milisi yang terafiliasi RSF menyerang dan membumihanguskan desa-desa dalam beberapa hari terakhir di wilayah barat kota itu sehingga mengakibatkan lebih banyak orang mengungsi dan membahayakan satu-satunya sumber air di kota tersebut.

“Dan saya perjelas, setiap serangan terhadap El Fasher akan sangat menghancurkan bagi warga sipil dan dapat menimbulkan konflik besar-besaran antarkomunal di seluruh Darfur,” imbuh Guterres.

Kepala PBB itu juga mengatakan bahwa kondisi tersebut akan mengganggu operasi bantuan kemanusiaan karena El Fasher adalah pusat bantuan. Dia tidak banyak berharap pada mediasi untuk mengakhiri perang dengan cepat karena menurutnya, “kedua pihak telah bertaruh dan taruhannya adalah menang secara militer.”