Liputan6.com, Bilund - Billund Airport (Bandara Billund), bandara terbesar kedua di Denmark menerima ancaman bom pada Sabtu 20 April 2024 waktu setempat.
Situs Crisis24 yang dikutip Minggu (21/4/2024) menyebut bahwa pihak berwenang telah mengevakuasi Bandara Billund (BLL) 20 April akibat ancaman bom. Penerbangan pun dialihkan, dibatalkan, atau ditunda akibat ancaman tersebut dan gedung terminal ditutup.
Baca Juga
Layanan darurat merespons ancaman bom tersebut dan seseorang dilaporkan telah ditahan.
Advertisement
Pihak berwenang kemudian dilaporkan meningkatkan keamanan sepanjang tanggal 20 April. Gangguan penerbangan kemungkinan akan terus berlanjut setelah peringatan keamanan berakhir seiring dengan upaya maskapai penerbangan untuk mengatasi penundaan penerbangan. Gangguan ini bisa berdampak besar pada bandara-bandara lain di Denmark.
"Bandara terbesar kedua di Denmark dibuka kembali Sabtu (20/4) malam setelah seorang pria ditangkap sehubungan dengan ancaman bom yang memaksa evakuasi," kata polisi melansir AFP.
Selama penggeledahan di Bandara Billund di Central Denmark, polisi menangkap seorang pria berusia tiga puluhan dan memindahkan sebuah benda yang "kemungkinan berisi bahan peledak". Tes kimia akan dilakukan untuk konfirmasi.
Polisi Denmark menangkap pria tersebut setelah dia "sendiri memberi tahu polisi di bandara bahwa benda yang dijatuhkannya mengandung bahan peledak", kata mereka dalam sebuah pernyataan.
Bandara Denmark itu kemudian dibuka kembali pada pukul 19:00 (05.00 GMT), namun beberapa penerbangan dibatalkan atau ditunda selama penutupannya.
Polisi juga menyelidiki apakah ada kaitan antara ancaman bom ini dengan pemboman ATM di Billund pada hari Sabtu (21/4) sekitar pukul 04.00.
Bandara Billund berada di dekat kantor pusat produsen mainan Lego dan taman hiburan Legoland.
Ancaman Bom Picu Evakuasi di 8 Bandara Prancis
Ancaman bom juga pernah melanda delapan bandara di Prancis pada 18 Oktober 2023 lalu. Memicu evakuasi karena alasan keamanan.
Pihak Bandara Beauvais dekat Paris mengatakan bandara tersebut telah dievakuasi "menyusul adanya ancaman anonim yang diterima oleh beberapa bandara di Prancis." Pihak bandara kemudian mengatakan sedang dalam proses pembukaan kembali.
Di Prancis timur, Bandara Strasbourg menyatakan dievakuasi karena ancaman bom.
Afiliasi CNN, BFMTV, mengutip sumber polisi melaporkan Bandara Nantes di Prancis barat juga telah dievakuasi karena alasan yang sama.
Bandara Biarritz dan Toulouse di barat daya, Lille di utara dan Lyon-Bron di tenggara mengatakan operasi dilanjutkan setelah operasi polisi. Keempatnya dievakuasi pada Rabu pagi karena ancaman bom.
Operasi di Bandara Nice di Prancis selatan telah dilanjutkan setelah evakuasi karena ada barang tak bertuan pada hari sebelumnya.
Advertisement
Ancaman Bom Picu 42 Bandara di Filipina Siaga Tinggi
Sejumlah bandara di Filipina juga pernah dilaporkan mengalami ancaman bom.
Patroli keamanan dan anjing pelacak dikerahkan di puluhan bandara Filipina pada hari Jumat (6/10/2023), setelah regulator penerbangan menerima ancaman bom terhadap pesawat komersial.
Mengutip Channel News Asia, Otoritas Penerbangan Sipil Filipina mengatakan pihaknya sedang menyelidiki ancaman yang diterima melalui email pada Rabu 4 Oktober yang memperingatkan bahwa pesawat di bandara Manila dan empat lainnya akan meledak.
Regulator penerbangan Filipina kemudian mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat bahwa 42 bandara komersial “dalam keadaan siaga tinggi” dan “langkah-langkah keamanan yang ditingkatkan segera diterapkan di semua bandara".
Eric Apolonio, juru bicara otoritas penerbangan Filipina, mengatakan kepada AFP bahwa tidak ada penerbangan yang terganggu dan tidak ada bom yang ditemukan.
Otoritas bandara Manila mengatakan pada hari Jumat bahwa “patroli berjalan kaki dan bergerak telah dilakukan dan unit K9 berkeliling terminal sebagai langkah tambahan pada protokol sehari-hari yang telah ditetapkan”.
Tindakan di bandara Manila juga diterapkan di bandara lain, kata Apolonio kepada AFP.
Eric Apolonio, juru bicara otoritas penerbangan Filipina, mengatakan ancaman bom tersebut adalah yang kedua di bandara Filipina sejak Senin 2 Oktober, ketika sebuah penerbangan tujuan Manila membatalkan lepas landas di Bandara Bicol setelah pilot menemukan secarik kertas di toilet pesawat dengan tulisan "BOMB??" tertulis di atasnya.
Seluruh penumpang yang berjumlah 133 orang diperintahkan turun dari pesawat untuk menjalani pemeriksaan keamanan, sementara penerbangan yang masuk dikirim kembali ke Manila karena otoritas Bandara Bicol menutup landasan pacu dan menghentikan operasi penerbangan, kata Apolonio.
Pihak berwenang kemudian menyimpulkan bahwa hal itu hanyalah sebuah "lelucon" dan pesawat diizinkan lepas landas hampir empat jam kemudian, sambung Apolonio.
Apolonio tidak mau berkomentar apakah pihak berwenang menduga ancaman pada hari Senin dan Rabu itu ada kaitannya.
Gara-Gara Bikin Ancaman Bom Palsu Agar Tak Tertinggal Pesawat, Pria London Dibui
Sementara itu, seorang pria asal London, yang membuat ancaman bom palsu dalam upaya untuk mengejar ketertinggalan atas penerbangannya dari Bandara Gatwick London ke Amerika Serikat, telah dipenjara otoritas setempat.
Jacob Meir Abdellak (47) terlambat untuk penerbangan maskapai Norwegia relasi London-Los Angeles, sehingga ia memutuskan untuk menghubungi polisi guna melaporkan ancaman bom palsu.
Panggilan anonim darurat dilakukan pada jam 05.47 pagi waktu setempat pada 11 Mei 2018, tepat delapan menit sebelum penerbangan tersebut dijadwalkan berangkat.
Ancaman bom palsu itu menyebabkan pesawat tersebut harus melaksanakan pemeriksaan ulang penuh terhadap semua penumpang dan membuat lepas landas tertunda selama 90 menit. Demikian seperti The Evening Standard, Jumat (17/8/2018).
Investigasi oleh staf Bandara Gatwick London mengungkapkan bahwa Abdellak, yang telah terlambat secara signifikan untuk penerbangannya, berkontribusi atas panggilan anonim darurat tersebut. Akibatnya dalam sebuah sidang pada 16 Agustus 2018, ia divonis 10 bulan penjara dan diwajibkan membayar denda ratusan ribu pound sterling karena membuat ancaman bom palsu tersebut.
Advertisement