Sukses

Ketahuan Pernah Bunuh dan Aniaya Kucing, Pemuda di China Ditolak Kampus Bergengsi Meski Dapat Nilai Tertinggi

Kasus berlatar pembunuhan dan penganiayaan kucing yang berakibat gagalnya pelaku masuk kampus bergengsi memicu perdebatan di media sosial, dengan banyak yang berkomentar bahwa ia layak mendapat hukuman atas apa yang dilakukannya terhadap hewan.

Liputan6.com, Jiangsu - Seorang pemuda di China, yang cukup cerdas dalam bidang akademis, ditolak oleh sebuah kampus bergengsi karena memiliki riwayat kekejaman terhadap hewan.

Dilansir SCMP, Selasa (23/4/2024), pria bermarga Xu itu sejatinya berhasil meraih nilai tertinggi dalam ujian masuk jurusan fisika nuklir di School of Physics (Sekolah Fisika) Universitas Nanjing, Provinsi Jiangsu. Namun, ia disebut gagal dalam tes keduanya.

Pihak kampus tidak menjelaskan secara resmi mengapa Xu gagal, namun seorang pejabat mengatakan mereka telah menerima banyak keluhan tentang Xu yang diketahui pernah menganiaya kucing.

Menurut pedoman penerimaan mahasiswa baru, "kualifikasi moral dan politik" pelamar akan dipertimbangkan dan mereka yang gagal memenuhi kriteria tersebut tidak boleh diterima.

"Sekolah memberikan perhatian yang tinggi terhadap insiden penganiayaan kucing. Perilakunya mungkin mempengaruhi hasil penerimaannya," kata pejabat itu.

Pada awal Maret, salah satu video yang viral di media sosial memperlihatkan Xu yang tengah menganiaya dan membunuh kucing di asramanya.

Dalam salah satu klip, ia terlihat memasukkan seekor kucing ke dalam ember dan berulang kali menginjak-injak kepalanya.

Setelah aksi tersebut menjadi viral di media sosial, polisi Nanjing menyelidikinya. Pihak berwenang pun hanya memberi peringatan terhadap Xu dan orang tuanya, tanpa memberikan hukuman apa pun.

"Xu bilang dia mengakui kesalahannya. Dia menulis surat permintaan maaf, berjanji tidak akan melakukannya lagi," kata polisi dalam pernyataannya.

2 dari 3 halaman

Enggan Diwawancara

Setelah ditolak oleh Universitas Nanjing, Xu mendaftar ke sekolah top lainnya, Universitas Lanzhou dan ditawari wawancara tatap muka.

Dia diketahui menolak permintaan wawancara dari media berita Red Star News.

"Jika saya banyak berbicara dengan Anda, mungkin akan menimbulkan gelombang keributan lagi di internet. Tidak pantas bagi saya untuk menanggapi hal-hal tersebut saat ini," kata Xu.

"Saya tidak memahami opini publik dan tidak yakin tanggapan saya terhadap media akan berdampak baik atau buruk bagi saya," tambahnya.

3 dari 3 halaman

Picu Keributan di Media Sosial

Kisah Xu lantas memicu gelombang kecaman di media sosial lokal.

"Setiap kehidupan adalah sama. Jika orang yang menganiaya kucing bisa dimaafkan, orang yang membunuh orang juga bisa dimaafkan," kata salah satu pengguna media sosial.

"Dia harus membayar mahal atas tindakannya. Dia orang yang berbahaya," kata yang lain.

Namun, pengguna yang lain justru memiliki pandangan yang berbeda dan mengatakan, "Tidak mudah untuk membina seorang peneliti sains. Seekor kucing tidak sepenting bakat (manusia)."