Liputan6.com, Phnom Penh - Ledakan amunisi dilaporkan terjadi di sebuah pangkalan militer di wilayah barat Kamboja. Perdana Menteri Hun Manet pada Sabtu (27/4/2024), mengumumkan bahwa 20 tentara tewas dalam insiden tersebut.
Melalui akun Facebook miliknya seperti dikutip dari VOA Indonesia, Minggu (28/4) PM Hun Manet menyatakan bahwa ledakan yang juga melukai beberapa tentara itu terjadi pada Sabtu sore di sebuah pangkalan militer di Provinsi Kampong Speu. Kendati demikian dia tidak memberikan perincian lebih lanjut.
Baca Juga
"Saya sangat terkejut menerima berita mengenai insiden ledakan amunisi," kata Hun Manet, sambil menyampaikan "bela sungkawa sedalam-dalamnya" kepada keluarga korban tewas.
Advertisement
Sejauh ini belum jelas apa penyebab ledakan tersebut.
Foto-foto yang beredar di media sosial menunjukkan bangunan satu lantai yang hancur diselimuti asap, dengan penduduk desa terdekat juga membagikan gambar-gambar jendela yang retak secara daring.
Dalam pernyataannya, PM Hun Manet mengungkapkan bahwa dia memerintahkan Menteri Pertahanan Nasional dan Panglima Angkatan Bersenjata Kerajaan Kamboja untuk segera mengatur upacara pemakaman bagi para prajurit yang tewas.
Ledakan Hantam Pangkalan Militer Unit Tentara Irak Sekutu Iran dan Tewaskan 1 Orang,
Sebuah ledakan juga terjadi di pangkalan militer Irak.
Di tengah ketegangan yang terjadi di Timur Tengah, sebuah ledakan besar mengguncang pangkalan militer di Irak, menewaskan satu orang dan melukai beberapa lainnya. Menurut AFP, seperti dimuat First Post, Sabtu (20/4/2024), pangkalan militer tempat insiden itu terjadi digunakan oleh Popular Mobilization Forces (PMF) Irak dan terletak di selatan Baghdad.
Meski penyebab ledakan belum terungkap, insiden tersebut dikonfirmasi oleh Muhannad al-Anazi, anggota Komite Keamanan di Kegubernuran Babilonia, di selatan ibu kota Baghdad.
Tak lama setelah laporan ledakan tersebut, Israel dan Amerika Serikat menegaskan bahwa mereka tidak terlibat dalam serangan tersebut. Yang membuat kejadian ini memprihatinkan adalah fakta bahwa kejadian itu terjadi sehari setelah serangan militer mengguncang Iran yang dikaitkan dengan Israel.
Serangan itu terjadi di fasilitas Calso/Kalsu di Kota Babilonia yang digunakan oleh PMF.
PMF adalah badan payung dari puluhan kelompok bersenjata dan pangkalan tersebut adalah markas bagi kepala stafnya.
"Sebuah ledakan terjadi di markas besar Pasukan Mobilisasi Populer di pangkalan militer Kalsu di Distrik Al-Mashrou di jalan raya, sebelah utara Kegubernuran Babil," kata badan tersebut dalam sebuah pernyataan.
"Tim investigasi segera tiba di lokasi kejadian, ledakan tersebut menimbulkan kerugian materi dan korban luka. Kami akan memberi Anda rinciannya setelah penyelidikan awal selesai," lanjutnya.
Advertisement
Gudang Senjata Rusia Meledak, 3.000 Orang Dievakuasi
Sementara itu, gudang senjata Rusia di pangkalan militer daerah Siberia juga pernah dilaporkan meledak. Ribuan orang telah dievakuasi akibat insiden tersebut.
Setidaknya delapan orang terluka dalam ledakan di dekat Kota Achinsk, Rusia tersebut. Di antara yang cedera adalah petugas layanan. Tiga dari mereka telah dirawat di rumah sakit, lapor BBC, dikutip Selasa (6/8/2019).
Gudang senjata itu dilaporkan menyimpan puluhan ribu peluru artileri.
Dari video yang diambil oleh para saksi mata, terlihat bola api dan asap hitam saat ledakan. Hal itu terjadi mulai siang hari kemudian berlanjut setelah gelap.
Segera setelahnya keadaan darurat diumumkan di daerah itu, yakni di sebelah barat kota Krasnoyarsk, Rusia.
Gudang amunisi Achinsk adalah salah satu yang tertua di angkatan bersenjata Rusia. Bangunan itu sebenarnya telah dijadwalkan akan dibongkar pada tahun 2022 mendatang, menurut kantor berita Tass yang berbasis di Rusia, mengutip kementerian pertahanan.
Sekitar 3.000 orang telah dievakuasi, tetapi pejabat kota Achinsk mengatakan kepada kantor berita Tass terdapat 11.000 lebih orang yang sedang dipersiapkan untuk berpindah ke tempat yang lebih aman.
Anak-anak yang tengah berkemah musim panas di dekat lokasi kejadian, telah dibawa ke tempat aman. Sementara itu, para prajurit di pangkalan militer telah berlindung ke tempat perlindungan bom (bom shelter).
Hingga saat ini, penyebab ledakan itu masih belum jelas.
Wilayah Krasnoyarsk itu adalah salah satu yang terkena dampak kebakaran hebat yang melanda bagian Siberia dalam beberapa pekan terakhir, karena cuaca yang sangat panas dan angin kencang.
Namun, kebakaran terburuk adalah beberapa mil jauhnya ke timur laut.
Gudang Senjata di Ukraina Pernah Meledak
Sementara itu, gudang senjata juga pernah meledak di Ukraina pada September 2017. Kala itu pemerintah menduga, ledakan disebabkan oleh sabotase pihak tertentu.
Gudang itu terletak di pangkalan militer dekat Kalynivka, Provinsi Vinnysta, sekitar 238 km barat daya Kiev, seperti dilansir Telegraph.
Ledakan terjadi pada Selasa 26 September, pukul 22.00 waktu setempat. Sekitar 100 serdadu di pangkalan militer itu lantas menyelamatkan diri.
Singkat kemudian, otoritas daerah mengevakuasi sekitar 30.000 warga sipil dan pasien rumah sakit dari kawasan. Dinas penerbangan juga menutup zona udara setempat hingga radius 48 kilometer.
Rabu 27 September pagi waktu setempat, beberapa jam usai ledakan, otoritas setempat menyebut, ada dua korban luka akibat peristiwa itu. Aparat mengaku belum menerima laporan mengenai korban tewas.
Beberapa warga lokal juga melaporkan kerusakan pada properti pribadi mereka akibat proyektil yang terlontar dari gudang senjata itu.
Pada hari yang sama, Perdana Menteri Ukraina, Volodymyr Groysman berkunjung ke tempat kejadian, atas perintah Presiden Petro Poroshenko.
"Itu merupakan gudang senjata militer Ukraina. Saya menduga, peristiwa itu bukan sebuah kecelakaan," jelas Groysman lewat siaran berita.
Sementara itu, Security Service of Ukraine (SBU) menduga, ledakan itu merupakan aksi sabotase sekelompok pihak. Saat ini, aparat belum mengetahui dalang di balik peristiwa.
Depot senjata Kalynivka merupakan salah satu yang terbesar di Ukraina. Gudang itu menampung ribuan selongsong artileri, peluru, dan roket.
Advertisement