Liputan6.com, Bhubaneshwar: Gelombang panas yang melanda India selama beberapa hari menewaskan 1.065 orang di Bhubaneshwar dan Andra Pradesh. Korban tewas di Andra Pradesh tersebar di sejumlah distrik antara lain 192 orang di Distrik Nalgonda, 152 jiwa di Distrik Godavari Timur, 138 penduduk Distrik Guntur, 130 warga Distrik Warangal dan 90 orang di Distrik Prakasam
Sebagian besar korban tewas adalah manusia usia lanjut dan tunawisma yang tidak mampu bertahan di bawah sengatan suhu 48 derajat Celcius. Warga setempat baru-baru ini melakukan berbagai upaya untuk bertahan hidup mulai dari meminum air sebanyak-banyaknya, menghindari kontak langsung dengan matahari, dan mengenakan pakaian tertutup.
Penduduk berharap tak ada perubahan jadwal musim hujan yang biasanya awal Juni. Namun Badan Meteorologi setempat memperkirakan, paling cepat hujan akan turun pekan mendatang. Orang-orang tampak keluar rumah dan berdoa di kuil-kuil meminta hujan. Permohonan ini bisa dimengerti karena sumber air mulai mengering. Kebijakan pemerintah India menghentikan aliran listrik selama beberapa jam setiap hari dengan alasan penghematan, turut menambah penderitaan warga. Gelombang panas saat ini adalah musibah cuaca kedua di Anak Benua Asia itu pada 2003. Awal Januari silam, sekurangnya 2.000 orang tewas akibat serangan hawa dingin.
Gelombang panas juga mempengaruhi 300 juta orang di utara India yang bekerja di sektor pertanian. Karena tanamannya rusak, mereka menderita kerugian hingga US$ 1 miliar tahun silam. Gelombang itu juga merambah hingga negara tetangga. Tercatat 42 orang tewas di Bangladesh dan 40 jiwa meninggal dunia di Kota Mulkan, Pakistan.(COK/Pin)
Sebagian besar korban tewas adalah manusia usia lanjut dan tunawisma yang tidak mampu bertahan di bawah sengatan suhu 48 derajat Celcius. Warga setempat baru-baru ini melakukan berbagai upaya untuk bertahan hidup mulai dari meminum air sebanyak-banyaknya, menghindari kontak langsung dengan matahari, dan mengenakan pakaian tertutup.
Penduduk berharap tak ada perubahan jadwal musim hujan yang biasanya awal Juni. Namun Badan Meteorologi setempat memperkirakan, paling cepat hujan akan turun pekan mendatang. Orang-orang tampak keluar rumah dan berdoa di kuil-kuil meminta hujan. Permohonan ini bisa dimengerti karena sumber air mulai mengering. Kebijakan pemerintah India menghentikan aliran listrik selama beberapa jam setiap hari dengan alasan penghematan, turut menambah penderitaan warga. Gelombang panas saat ini adalah musibah cuaca kedua di Anak Benua Asia itu pada 2003. Awal Januari silam, sekurangnya 2.000 orang tewas akibat serangan hawa dingin.
Gelombang panas juga mempengaruhi 300 juta orang di utara India yang bekerja di sektor pertanian. Karena tanamannya rusak, mereka menderita kerugian hingga US$ 1 miliar tahun silam. Gelombang itu juga merambah hingga negara tetangga. Tercatat 42 orang tewas di Bangladesh dan 40 jiwa meninggal dunia di Kota Mulkan, Pakistan.(COK/Pin)