Sukses

The Ambassador: Bos NOAA Bongkar Kolaborasi AS-Indonesia dan Tantangan Dunia Hadapi Perubahan Iklim

Untuk mengetahui tantangan apa saja yang akan dihadapi masyarakat dunia, terutama generasi muda terkait perubahan iklim. Termasuk upaya AS dan Indonesia untuk mengatasi masalah tersebut. Berikut ini wawancara khusus Bos NOAA Richard Spinrad dalam program The Ambassador Liputan6.com:

Liputan6.com, Jakarta - Dunia sedang menghadapi perubahan iklim yang tak bisa dipandang sebelah mata. Dampaknya bukan hanya dirasa warga Indonesia, namun juga masyarakat dunia.

Lihat saja, sejumlah dampak dari perubahan iklim muncul. Mulai dari suhu Bumi yang lebih panas, meningkatnya kekeringan, kenaikan suhu dan permukaan laut, serta kekurangan makanan hingga hilangnya spesies makhluk hidup.

Bos National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) atau Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional Amerika Serikat (AS), Richard Spinrad kemudian buka suara membocorkan bagaimana upaya negaranya menangani krisis iklim tersebut melalui badan yang dipimpinnya.

"Prioritas utama saya yaitu membangun negara yang siap menghadapi iklim. Jadi konsep negara siap iklim ini berarti kita memahami dampak perubahan iklim terhadap setiap bagian masyarakat, dalam wawancara khusus program The Ambassador Liputan6.com baru-baru ini. 

"Jika kami memahaminya dengan sangat baik, dan kami dapat memprediksinya dengan sangat baik, maka kami dapat beradaptasi dengannya. Jadi jika Anda seorang petani dan tahu bahwa Anda tidak akan bisa menanam gandum pada waktu yang sama setiap tahunnya karena perubahan iklim, kami dapat memberi tahu Anda cara menanamnya dengan lebih baik," ungkap Spinrad.

<p>Richard (Rick) W. Spinrad, Ph.D (Under Secretary of Commerce for Oceans and Atmosphere & NOAA Administrator). (Liputan6.com/Angga Yuniar)</p>

Richard Spinrad menuturkan, perubahan iklim tidak hanya terjadi di Amerika Serikat. "Setiap negara, setiap warga negara di dunia akan terkena dampak perubahan iklim. Jadi agar kita bisa menciptakan negara yang siap menghadapi iklim, kita harus menjadi dunia yang siap menghadapi iklim," jelasnya.

Mengaitkan dengan Indonesia, Spinrad mengambil contoh masyarakat Indonesia yang tinggal di dekat pantai perihal kenaikan permukaan air laut.

"Jadi masyarakat Indonesia, apa yang paling mereka pedulikan terkait dampak perubahan iklim terhadap mereka? Masyarakat yang tinggal di dekat pantai tentu sangat peduli dengan kenaikan permukaan air laut. Yang lain peduli tentang bagaimana badai bisa berubah. Oleh karena itu, apa yang kita pelajari dapat kita bagikan, apa yang dipelajari oleh ilmuwan Indonesia dapat dibagikan kepada ilmuwan lain di seluruh dunia. Kita semua mempunyai tantangan yang sama untuk menjadi dunia yang siap menghadapi perubahan iklim," paparnya.

Spinrad kemudian mengungkkap bahwa kedatangannya ke Indonesia adalah untuk menghidupkan kembali kerja sama antara AS dan RI dalam hal memerangi perubahan iklim.

"Kita semua harus bekerja sama. Ilmuwan terbaik, di mana pun mereka berada, perlu mengembangkan prediksi terbaik untuk memecahkan masalah ini, dan para pembuat kebijakan terbaik harus mampu melihat sekeliling dan berkata, hei, apa yang mereka lakukan di Indonesia? Apa yang mereka lakukan di Prancis? Apa yang mereka lakukan di Amerika? Dan lalu menemukan solusi melalui kolaborasi," bebernya.

Untuk mengetahui tantangan apa saja yang akan dihadapi masyarakat dunia, terutama generasi muda terkait perubahan iklim. Termasuk upaya AS dan Indonesia untuk mengatasi masalah tersebut. Berikut ini wawancara khusus Kepala National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) atau Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional Amerika Serikat (AS), Richard Spinrad dalam program The Ambassador Liputan6.com: