Sukses

75 Tahun Hubungan Bilateral RI-Turki, Menlu Retno Dorong Finalisasi CEPA hingga Pengembangan Kerja Sama Pertahanan

Menlu Retno mendorong kerja sama bilateral multisektoral dengan Turki, bertepatan dengan 75 tahun hubungan kedua negara.

Liputan6.com, Ankara - Hubungan bilateral antara Indonesia dan Turki yang sudah berlangsung selama 75 tahun mendorong kedua pihak untuk mempererat kerja sama di berbagai bidang, termasuk investasi hingga pertahanan.

"Kami berkomitmen untuk menggunakan perayaan 75 tahun hubungan diplomatik tahun depan untuk membawa hubungan bilateral ke tingkat yang lebih tinggi," ujar Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi usai melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan di Ankara, Rabu (1/5/2024).

Sejumlah kerja sama yang akan diperkuat antara lain sebagai berikut:

Pertama, di bidang investasi.

Menlu Retno mendorong percepatan finalisasi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Turki dan menyambut baik rencana penyelenggaraan perundingan Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) putaran kelima tahun ini.

"Kami yakin bahwa finalisasi CEPA akan membawa perubahan dan meningkatkan perdagangan dan investasi bilateral kita," ujar Menlu Retno.

Kedua, di bidang pertahanan.

Indonesia dan Turki sepakat untuk mengadakan pertemuan 2+2 dan menyambut baik dialog militer dan pertahanan yang sedang berlangsung.

"Kami juga menyambut baik kerja sama strategis dalam pengembangan industri pertahanan," tambah Menlu Retno.

Ketiga, di bidang pemberantasan kejahatan transnasional.

"Kami menyambut baik penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Keamanan sebagai payung kerja sama dan berharap MOU mengenai pemberantasan terorisme dan pemberantasan kejahatan transnasional dapat segera diselesaikan," sambung dia.

2 dari 3 halaman

Kerja Sama Strategis di Bidang Pembangunan

Lebih jauh, Indonesia dan Turki juga membina kerja sama strategis dalam kerja sama pembangunan.

Menlu Retno juga mengatakan bahwa Indonesia merupakan salah satu mitra pertama Turki di Kawasan Asia Pasifik yang membentuk mekanisme Dewan Kerja Sama Strategis Tingkat Tinggi (HLSC).

"Kami menugaskan para pejabat kami untuk mengidentifikasi lebih lanjut dan mempercepat penyelesaian perjanjian-perjanjian potensial dan hasil-hasil yang dapat dicapai demi keberhasilan penyelenggaraan HLSC Indonesia-Turki yang pertama," paparnya.

3 dari 3 halaman

Isu Global Turut Dibahas

Selain hubungan bilateral kedua negara, Menlu Retno dan Menlu Fidan juga membahas isu global yakni Palestina. 

"Palestina merupakan isu yang paling banyak kami diskusikan. Posisi Indonesia sangat jelas dan kami ingin selalu membela kemanusiaan dan keadilan bagi Palestina, bagi rakyat Palestina," kata dia. 

Menlu Retno menegaskan bahwa Indonesia saat ini mendorong gencatan senjata segera dilakukan, adanya bantuan kemanusiaan tanpa hambatan dan berkelanjutan, proses perdamaian menuju solusi dua negara dan keanggotaan penuh Palestina di PBB.

"Indonesia akan menggunakan segala cara untuk mendukung Palestina," ujar Menlu Retno, seraya menyampaikan upaya Indonesia dengan menyampaikan pernyataan di hadapan Mahkamah Internasional pada Februari 2024.

Diskusi antara Menlu Retno dan Menlu Hakan juga menyoroti peran penting negara-negara Selatan sebagai pembangun jembatan dan penentu agenda dalam berbagai forum multilateral dan sebagai pendukung tata kelola global yang adil.

"Indonesia berharap dapat memanfaatkan pengaruh strategisnya untuk berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat, kesejahteraan dunia, dan umat manusia secara lebih luas," tambah Menlu Retno.