Sukses

Presiden Chili Hadapi Interupsi dari Jurnalis Lokal saat Pidato di Konferensi WPFD 2024

Interupsi itu terkait dengan kasus kematian jurnalis Francisca Sandoval, yang diduga tewas akibat tembakan dari polisi saat meliput demo buruh pada 1 Mei 2022.

Liputan6.com, Jakarta Presiden Chili, Gabriel Boric pada Jumat (4/5) dikejutkan dengan interupsi dari sejumlah jurnalis lokal, saat ia menyampaikan pidato di acara Hari Kebebasan Pers Sedunia atau World Press Freedom Day (WPFD 2024) di Santiago.

Saat ditelusuri lebih lanjut di lokasi kejadian, interupsi itu terkait dengan kasus kematian jurnalis Chili, Francisca Sandoval yang diduga tewas akibat tembakan dari polisi saat meliput aktivitas demo buruh pada 1 Mei 2022.

Dalam interupsi itu, hadir Direktur Signal 3 La Victoria, yang dahulu tempat Sandoval bekerja, membawa banner besar yang mendesak pemerintah untuk segera memberikan keadilan bagi mendiang jurnalis tersebut.

Mereka menuding Carabineros de Chile dan pemerintah belum bertindak cukup tegas dalam penyelidikan kasus kematian Sandoval.

"Tidak ada imvestagasi, kita harus segera mewujudkan keadilan untuk Fransisca," ujar demonstran kepada Presiden Gabriel Boric di ruangan panelis Hari Kebebasan Pers Sedunia 2024, Santiago, Chili pada Jumat (3/5/2024).

Sementara itu, Presiden Gabriel Boric dalam tanggapannya menyatakan bahwa kematian Sandoval bukanlah akibat tindakan Carabineros, melainkan akibat pembunuhan kejam yang harus diadili.

Presiden Chili kemudian menyampaikan komitmennya untuk mempercepat penyelidikan dan bekerja sama dengan keluarga korban, serta pihak terkait untuk segera mewujudkan keadilan. 

 

"itu tidak benar, dan saya mengatakan bahwa Fransisca Sandoval tidak dibunuh oleh polisi, dia tewas akibat tindakan kejam dan harus diadili," jelasnya.

2 dari 2 halaman

Sekilas Tentang Kasus Pembunuhan Jurnalis Chili Fransisca Sandoval

Melansir laman The Guardian, Francisca Sandoval sedang melakukan tugas peliputan di Barrio Meiggs, sebuah distrik pasar di pusat ibu kota Santiago, ketika sekelompok orang melepaskan tembakan setelah terjadi perselisihan dengan para pengunjuk rasa.

Nahas, tembakan tersebut mengenai Sandoval dan dua jurnalis lainnya yang terluka dalam insiden tersebut.

"Francisca tidak meninggalkan kami, mereka membunuhnya," tulis Señal 3 La Victoria saat itu di platform X, media independen yang menjadi pemberitaan Sandoval.

"Dengan kata-kata ini kami mengonfirmasi kematian Fran yang kami sayangi. Kami akan merindukanmu dan akan melakukan segala kemungkinan untuk mendapat keadilan," tegasnya.

Dua hari setelah insiden tersebut, seorang warga bernama Marcelo Naranjo ditangkap karena dicurigai melakukan percobaan pembunuhan, membawa senjata api secara ilegal dan melepaskan senjata api secara tidak wajar di tempat umum.

Setelah kematian Sandoval, jaksa penuntut umum Chile mengonfirmasi bahwa dakwaan tersebut akan ditinjau ulang.

Seorang warga negara Kolombia dan Venezuela juga menjadi tahanan rumah sehubungan dengan insiden tersebut. Dilaporkan, Sandoval merupakan jurnalis pertama yang terbunuh saat menjalankan tugas di Chili sejak kediktatoran Pinochet.