Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah misi antariksa dijadwalkan meluncur ke ruang angkasa pada 2024 ini. Misi-misi antariksa termasuk wahana dengan tujuan ke bulan, Venus, hingga Jupiter.
Pada awal 2024, ada empat rencana pendaratan di bulan. Dua misi digagas Amerika Serikat (AS), dan dua lainnya dari Jepang dan China.
Sementara pertengahan 2024, Roket Ariane 6 Eropa bakal melakoni debutnya ke ruang angkasa menuju asteroid Dimorphos. Misi ini bertujuan untuk meneliti kelayakhunian bulan es Jupiter, Europa.
Advertisement
Baca Juga
Melansir laman Live Science pada Jumat (03/05/2024), berikut misi antariksa 2024.
1. Pendaratan Bulan Peregrine
Sejak program Apollo berakhir lebih dari 50 tahun lalu, pesawat ruang angkasa akan mendarat di bulan. Dua perusahaan swasta, Astrobotic yang berbasis di Pittsburgh dan Intuitive Machines yang berbasis di Houston, masing-masing mendaratkan pesawat ruang angkasa pada 8 Januari 2024.
Jika sesuai rencana, pesawat ruang angkasa itu akan mendarat pada 23 Februari di Sinus Viscositatis dan beroperasi selama delapan hari. Pesawat ini dilengkapi dengan 20 muatan dari berbagai entitas pemerintah dan swasta.
Pesawat ruang angkasa ini akan menjadi yang pertama mempelajari wilayah misterius yang dikenal sebagai Gruithuisen Domes, wilayah yang berdekatan dengan lokasi pendaratannya. Misi AS yang kedua adalah IM-1 dari Intuitive Machines yang bakal diluncurkan pertengahan Februari.
Misi tersebut akan mengantarkan pendarat Nova-C ke tepi kawah Malapert A dekat kutub selatan bulan. Peregrine menggunakan teknologi pendaratan baru yang dikembangkan oleh Astrobotic, termasuk Vision Based Navigation System (VBNS) untuk navigasi presisi di permukaan bulan, dan Adaptive Landing Gear (ALG) untuk mendarat dengan aman di berbagai medan.
Â
Peluncuran Ariane 6
2. Peluncuran Ariane 6
Roket Ariane 6 merupakan penerus terbaru dari keluarga peluncur Eropa yang ikonik. Roket ini bersiap untuk melakukan peluncuran perdananya pada pertengahan Juni hingga akhir Juli 2024.
Misi ini menandakan tonggak sejarah penting bagi Eropa. Misi antariksa ini juga menandakan kemandiriannya dalam mengakses luar angkasa dan membuka jalan bagi berbagai misi ilmiah dan komersial yang ambisius.
Eropa saat ini tidak memiliki akses independen terhadap ruang angkasa. Pendahulu Ariane 6, Ariane 5, dihentikan pada Juli 2022, dan roket lain yang lebih kecil, Vega-C, tetap tidak dapat terbang karena mengalami masalah teknis.
Keberhasilan peluncuran Ariane 6 akan menjadi momen penting bagi Eropa, sehingga memungkinkannya untuk sekali lagi meluncurkan satelit secara mandiri ke orbit.
3. Misi Hera
Pada September 2022, pesawat ruang angkasa Double Asteroid Redirection Test (DART) menguji metode pertahanan planet dengan menabrak asteroid Dimorphos. Asteroid ini terletak sekitar 6,8 juta mil (11 juta km) dari bumi, memperpendek orbitnya sebanyak 32 menit.
Misi hera bertujuan untuk mempelajari dampak tabrakan asteroid ini. Hera akan diluncurkan pada bulan Oktober, dengan tujuan untuk bertemu dengan Dimorphos pada akhir 2026 atau awal 2027.
Misi ini dirancang untuk mempelajari kawah yang ditinggalkan DART dan mendokumentasikan kondisi fisiknya Dimorphos dan pendamping asteroidnya, Didymos.
Â
Advertisement
Misi CNSA Kumpulkan Batuan
4. Misi CNSA Kumpulkan Batuan
China berencana meluncurkan wahana antariksa mereka, Chang'e 6. Wahana ini akan pergi untuk mengumpulkan batu dari sisi jauh bulan pada Mei 2024.
Badan antariksa China belum mengungkapkan secara pasti lokasi pendaratan pesawat ruang angkasa tersebut. Namun, wahana ini diperkirakan akan mendarat di Cekungan Kutub Selatan-Aitken.
Sebuah cekungan hasil tabrakan berusia 4 miliar tahun dan merupakan wilayah terbesar yang terpelihara dengan baik di sisi jauh bulan. Sampel yang dikumpulkan di wilayah ini diperkirakan berasal dari mantel bulan dan mungkin memberikan petunjuk tentang evolusi awal bulan, bumi, dan bahkan mungkin tata surya.
5. Misi SLIM Jepang
Badan Eksplorasi Dirgantara Jepang (JAXA) berencana untuk mendaratkan robot pendarat Smart Lander for Investigating Moon (SLIM). SLIM yang dijuluki "sniper bulan" akan mendarat di sisi dekat bulan pada 20 Januari.
Tujuannya adalah untuk tiba dalam jarak 100 meter dari lokasi pendaratan targetnya, di tepi kawah tumbukan Shioli. Tempat ini yang dapat mengungkap lebih banyak wawasan tentang bagaimana bulan terbentuk.
Jika berhasil, Jepang akan menjadi negara kelima yang mendaratkan pesawat ruang angkasa di bulan, menyusul kesuksesan Uni Soviet, AS, China, dan India.
(Tifani)