Sukses

6 Badai Esktrem yang Melanda Planet-Planet di Tata Surya

Para ilmuwan menyebut Mars sebagai planet yang mirip dengan bumi. Planet merah ini juga memiliki badai seperti bumi, namun badai di Mars jauh lebih ekstrem.

Liputan6.com, Jakarta - Badai tidak hanya terjadi di bumi, ada beberapa planet di alam semesta juga memiliki badai di permukaannya. Menariknya, badai di planet lain jauh lebih ekstrem dari pada badai di bumi.

Melansir laman astronomy pada Senin (06/05/2024), berikut badai ekstrem di planet-planet tata surya.

1. Badai Debu di Mars

Para ilmuwan menyebut Mars sebagai planet yang mirip dengan bumi. Planet merah ini juga memiliki badai seperti bumi, namun badai di Mars jauh lebih ekstrem.

Badai di Mars adalah badai debu yang bisa berlangsung selama berbulan-bulan. Badai ini terjadi karena partikel debu yang ada di Mars menyerap sinar matahari dan membuat atmosfer lebih hangat.

Ketika udara hangat ini datang ke tempat yang lebih dingin, udara yang sudah bercampur debu. Kemudian berubah jadi badai kencang yang dapat menyelimuti seluruh permukaan planet.

Tidak berhenti di situ, badai ekstrem di Mars juga sanggup mengubah suhu planet yang minus menjadi lebih hangat yakni sekitar 30 derajat Celsius.

2. Badai Misterius di Saturnus

Planet Saturnus juga bisa mengalami badai yang mengerikan. Badai di Saturnus memang jarang terjadi, hanya beberapa dekade sekali di bagian kutubnya.

Meski begitu, badai Saturnus membentuk segi enam yang dikenal dengan Hexagon. Setiap sisi memiliki ukuran lebih besar dari planet Bumi.

Di bagian pusatnya, badai berputar membentuk badai gas yang berukuran 50 kali lebih besar dari badai di bumi. Saking besarnya, penampakan badai ini terlihat hingga luar angkasa.

 

2 dari 3 halaman

The Great Red Spot di Jupiter

3. The Great Red Spot di Jupiter

Jupiter memiliki sebuah bintik yang dikenal para ilmuwan sebagai The Great Red Spot. Meski bintik tersebut tampak kurang menonjol, The Great Red Spot merupakan badai raksasa yang terjadi di Jupiter.

Tidak tanggung-tanggung, badai raksasa ini memiliki ukuran tiga kali lipat ukuran bumi. Badai Jupiter sudah berlangsung selama tiga ratus tahun.

Tidak ada yang tahu pasti kenapa badai bisa muncul di Jupiter, tapi dugaan paling kuat adalah karena sinar kosmik yang memicu reaksi dan mengubah amonium hidrosulfida. Awan kemudian menjadi senyawa baru dengan rona berdarah.

4. Badai Topan di Neptunus

Neptunus memang tidak punya badai debu atau badai raksasa yang berlangsung selama ratusan tahun. Namun, Neptunus memiliki angin topan yang mengerikan di planetnya.

Angin di Neptunus bisa bergerak dengan kecepatan 1.500 mph. Bahkan melebihi 1.930 km per jam atau setengah dari kecepatan suara di bumi.

 

3 dari 3 halaman

Badai Hujan Asam di Venus

5. Badai Hujan Asam di Venus

Venus adalah rumah bagi atmosfer yang sangat tebal yang sebagian besar terdiri dari karbon dioksida. Sebagai hasilnya, planet ini dapat memerangkap lebih banyak radiasi matahari.

Namun, atmosfer semacam ini membuat hujan di Venus terdiri dari asam sulfat. Asam sulfat bersifat sangat korosif dan dapat menembus pakaian dengan cepat serta meninggalkan luka bakar parah pada kulit.

Karena suhu permukaan Venus yang begitu besar, tetesan hujan di planet ini akan menguap sebelum mendarat.

6. Badai Petir Saturnus

Pesawat ruang angkasa Cassini NASA yang mengorbit Saturnus dari 2004 hingga 2017, pernah melihat kilat di planet ini pada siang hari. Hal ini menandakan bahwa petir di Saturnus pasti sangat kuat.

Bakan, diperkirakan 10 ribu kali lebih kuat daripada yang ada di Bumi. Hebatnya, NASA tidak hanya melihat kilat di Saturnus, tetapi juga mendengarnya.

Di Saturnus kadang terjadi badai besar yang membentang lebih dari 300 ribu kilometer. Badai petir juga mengelilingi hampir seluruh planet.

(Tifani)