Sukses

Taiwan Deteksi 9 Pesawat Tempur dan 5 Kapal Angkatan Laut China Masuk ke Kawasannya

Otoritas di Taiwan mengatakan bahwa sembilan pesawat militer China dan lima kapal angkatan laut terdeteksi beroperasi di seluruh negaranya.

Liputan6.com, Taipei - Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan (MND) pada Sabtu (4/5/2024) mengatakan bahwa sembilan pesawat militer China dan lima kapal angkatan laut terdeteksi beroperasi di seluruh negaranya.

Dari pantauan MND, terpantau aktivitas militer China dimulai dari jam 6 pagi (waktu setempat) pada Jumat (3/5) hingga jam 6 pagi (waktu setempat) pada hari Sabtu (4/5).

Menanggapi tindakan Tiongkok, Taiwan memantau situasi dan mengerahkan pesawat patroli tempur, kapal angkatan laut, dan sistem rudal pesisir, menurut pernyataan MND Taiwan, dikutip dari business standard, Senin (6/5/2024).

Dalam postingan di X, Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan menyatakan:

"Sembilan pesawat PLA dan lima kapal PLAN yang beroperasi di sekitar Taiwan terdeteksi hingga pukul 6 pagi (Waktu setempat) hari ini. #ROCArmedForces telah memantau situasi dan merespons dengan tepat."

Sebelumnya pada Jumat (3/5), Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan (MND) mengatakan bahwa pihaknya mendeteksi 26 pesawat militer Tiongkok dan lima kapal angkatan laut yang beroperasi di seluruh negara tersebut mulai pukul 6 pagi (waktu setempat) pada Kamis (2/5) dan pukul 6 pagi (waktu setempat) pada Jumat (3/5).

Di antara 26 pesawat Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), 14 pesawat melintasi garis median Selat Taiwan, kata MND Taiwan.

Dua pesawat militer Tiongkok terlihat di sektor timur laut zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) Taiwan dan tiga pesawat tempur lainnya memasuki ADIZ barat daya, Taiwan News melaporkan.

Menyusul tindakan China, Taiwan memantau situasi menggunakan sistem intelijen, pengawasan, dan pengintaiannya serta mengerahkan pesawat patroli tempur, kapal angkatan laut, dan sistem rudal pertahanan udara berbasis darat, menurut MND Taiwan.

 

2 dari 3 halaman

Aktivitas Militer China di Kawasan Taiwan

Selama Mei 2024, MND Taiwan mendeteksi pesawat militer Tiongkok sebanyak 30 kali dan kapal angkatan laut sebanyak 16 kali.

Sementara, sejak September 2020, Tiongkok telah mengintensifkan penggunaan "taktik zona abu-abu" dengan mengoperasikan lebih banyak pesawat militer dan kapal angkatan laut di sekitar Taiwan.

MND Taiwan juga mengatakan bahwa negara tersebut berada dalam periode puncak akuisisi senjata untuk memperkuat fungsi “rantai pembunuh” yang terintegrasi dan mencegah serangan Tiongkok, lapor Taiwan News.

Kementerian Taiwan lebih lanjut menekankan bahwa mereka akan terus meningkatkan integrasi senjata yang baru diperoleh dengan sistem komando dan control, sehingga menggandakan efektivitas tempur.

3 dari 3 halaman

Menlu AS Antony Blinken Minta China-Taiwan Minimalisir Konflik dan Menahan Diri

Belum lama ini, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken tiba di China pada Rabu (24/4/2024).

Kunjungan ini dilakukan ketika AS meningkatkan tekanan terhadap saingan utamanya tersebut.

Di China, Blinken akan bertemu dengan petinggi Tiongkok. Di mana ia  meminta agar Taiwan dan China bisa menahan diri, jelang pelantikan presiden Taiwan.

Blinken juga diharapkan bisa menstabilkan hubungan Amerika Serikat dengan Beijing, dikutip dari laman Channel News Asia.

Sebelumnya, pada pertemuan puncak di California, Presiden Tiongkok Xi Jinping menyetujui daftar keinginan AS termasuk memulihkan kontak antar militer dan menindak bahan kimia prekursor fentanil, obat penghilang rasa sakit di balik epidemi kecanduan di Amerika Serikat.

Blinken juga melakukan kunjungannya ke Shanghai. Di sana ia bertemu dengan mahasiswa dan pemimpin bisnis sebagai upaya untuk menyoroti hubungan hangat antara masyarakat AS dan China.

Menurut pengakuan seorang pejabat senior AS yang mengulas perjalanan Blinken mengatakan bahwa Amerika Serikat dan China berada di situasi yang berbeda dibandingkan tahun lalu.

“Kami juga percaya, dan kami juga telah menunjukkan dengan jelas, bahwa mengelola persaingan usaha secara bertanggung jawab tidak berarti kami akan menarik kembali langkah-langkah untuk melindungi kepentingan nasional AS,” ujarnya.