Liputan6.com, George - Sebuah bangunan lima lantai yang sedang dibangun di Afrika Selatan runtuh pada hari Senin 6 Mei 2024. Dua orang dilaporkan tewas dalam insiden tersebut.
Melansir BBC, Selasa (7/5/2023), operasi penyelamatan berlanjut di Afrika Selatan setelah sebuah bangunan lima lantai yang sedang dibangun runtuh, menewaskan dua orang dan menyebabkan 53 lainnya terjebak.
Baca Juga
Pihak berwenang di Kota George, Provinsi Western Cape, mengatakan 22 orang telah dikeluarkan dari reruntuhan dan dibawa ke rumah sakit.
Advertisement
Sebuah tim yang terdiri dari 75 kru berada di lokasi ketika bangunan itu runtuh pada hari Senin (6/5).
Penyebab insiden bangunan runtuh di kota pesisir itu sedang diselidiki.
Bangunan itu runtuh pada pukul 14:09 waktu setempat (12:09 GMT), kata Perdana Menteri Western Cape Alan Winde.
"75Â anggota kru konstruksi telah dikonfirmasi berada di lokasi pada saat kejadian," tambahnya.
Layanan darurat terlihat bergegas ke lokasi kejadian untuk mencari korban selamat di kota 450 km (279 mil) timur Cape Town.
Dua dari 22 orang yang berhasil diselamatkan dari reruntuhan kemudian meninggal karena luka-luka mereka.
"Pikiran kami tertuju pada keluarga dan semua orang yang terkena dampak yang terus menunggu kabar dari orang yang mereka cintai," kata Wali Kota George Ald Van Wyk.
Para pejabat mengatakan mereka berhasil melakukan kontak dengan beberapa orang yang terjebak, dan peralatan angkat berat serta anjing pelacak telah dikerahkan untuk membantu operasi tersebut.
Foto-foto yang muncul menunjukkan lokasi konstruksi yang rata seluruhnya, dengan sebagian atap bangunan berada di atas reruntuhan.
"Saya melihat satu orang sedang bekerja dan kemudian 'ledakan' dan saya melihat seluruh bangunan runtuh... Saya juga trauma. Sangat menyedihkan," kata anggota dewan setempat Theresa Jeyi seperti dikutip kantor berita Reuters.
Bangunan yang Sedang Dibangun di Penang Malaysia Runtuh, 3 Orang Tewas
Insiden bangunan runtuh juga pernah terjadi di Malaysia, tiga orang dilaporkan meninggal dunia akibat peristiwa tersebut.
Tim penyelamat mencari empat pekerja yang hilang yang diyakini terjepit di bawah reruntuhan bangunan yang sedang dibangun runtuh sekitar pukul 21.45 pada Selasa 28 November 2023.
Wakil kepala polisi Penang Mohamed Usuf Jan Mohamad mengatakan sejauh ini tim penyelamat telah menemukan lima dari sembilan pekerja yang diyakini terjebak.
"Sebuah balok berukuran panjang sekitar 12 meter dan berat sekitar 14 ton telah jatuh dan merobohkan 14 balok lainnya dalam kejadian di lokasi tersebut," kata Wakil Komisaris Mohamed Usuf seperti dikutip dari The Straits Times, Rabu (29/11/2023).Â
"Ada 18 pekerja yang ditugaskan di lokasi tersebut. Tak satu pun dari mereka yang keluar untuk salat pada saat itu. Sejauh ini kami telah mengidentifikasi tiga korban meninggal – dua meninggal di tempat kejadian dan satu lagi meninggal di rumah sakit," tutur Mohamed Usuf.
"Dua korban lainnya yang mengalami luka serius telah dikirim ke Rumah Sakit Penang untuk perawatan. Kami yakin masih ada empat korban lagi yang masih terjebak di bawah reruntuhan bangunan," sambung Mohamed Usuf.
Dia menambahkan, seluruh pekerja adalah warga negara Bangladesh.
Wakil direktur Departemen Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Penang Malaysia Zulfahmi Sutaji mengatakan upaya penyelamatan sulit dilakukan karena beratnya struktur yang terlibat.
"Kami membutuhkan mesin besar untuk memindahkan bangunan berat dan mengakses korban," katanya.
"Unit K-9 telah dipanggil untuk membantu mendeteksi para korban di lokasi yang ukurannya kira-kira sebesar lapangan basket."
Laporan awal Departemen Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan menyebutkan sedikitnya sembilan pekerja terjebak di bawah reruntuhan.
Pekerjaan pencarian dan penyelamatan sedang berlangsung.
Diberitakan pada Maret 2022, Titijaya Land dan DHL Supply Chain (Malaysia) menandatangani nota kesepakatan untuk mengembangkan kompleks logistik di Bayan Lepas.
Ini akan terdiri dari kantor, sistem rak otomatis, fasilitas gudang dan berbagai utilitas.Â
Advertisement
Apartemen 5 Lantai di Mesir Runtuh Tewaskan 12 Orang, Korban Diberi Kompensasi Rp29 Juta
Adapun sebuah gedung apartemen berlantai lima runtuh pada Senin 17 Juli 2023 di ibu kota Mesir, Kairo. Pihak berwenang setempat mengatakan insiden itu menyebabkan sedikitnya 12 orang tewas, sementara tim penyelamat terus mencari korban selamat di antara puing-puing.
"12 orang tewas dan upaya terus dilakukan untuk menemukan dua orang hilang," kata Wakil gubernur Kairo, Hossam Fawzi, seperti dikutip dari Associated Press (AP), Selasa (18/7/2023).
Bangunan runtuh umum terjadi di Mesir, di mana konstruksi yang buruk dan kurangnya pemeliharaan tersebar luas di kota-kota kumuh, lingkungan kota yang miskin, dan daerah pedesaan.
Kantor berita MENA yang dikelola pemerintah Mesir mengatakan tim penyelamat mengeluarkan jasad dari reruntuhan dan mengirim empat orang yang selamat ke rumah sakit, setelah insiden bangunan runtuh di lingkungan Hadaeq el-Qubbah Kairo -- kira-kira 2 mil (3,2 kilometer) dari pusat kota.
Hasil penyelidikan awal menyebutkan, Jaksa Penuntut Umum Mesir mengatakan bangunan ambruk itu kemungkinan disebabkan oleh salah satu penghuni lantai dasar yang memindahkan sejumlah tembok selama pekerjaan pemeliharaan sebelumnya. Warga laki-laki itu ditangkap dan sedang diinterogasi, katanya.
Kementerian Solidaritas Sosial Mesir mengatakan akan memberikan 60.000 pound Mesir (sekitar Rp29 juta) kepada keluarga sembilan korban. Kementerian juga mengatakan akan memberikan bantuan kepada yang terluka dan sedang memantau kerusakan properti di dekatnya.
Menurut laporan setempat, pasukan polisi menutup daerah itu saat tim penyelamat menyisir puing-puing untuk mencari kemungkinan korban selamat.
Pemerintah telah mencoba menindak bangunan ilegal dalam beberapa tahun terakhir setelah penegakan hukum yang lemah selama beberapa dekade. Selain itu, pihak berwenang juga membangun kota dan lingkungan baru untuk menampung mereka yang tinggal di daerah berisiko.
Bangunan 4 Lantai di Kamerun Ambruk Tewaskan 12 Orang
Di kota terbesar Kamerun, Douala, juga pernah sebuah bangunan runtuh menewaskan sedikitnya 12 orang dan melukai lima lainnya.
Menurut laporan BBC yang dikutip Senin (24/7/2023), sejauh ini tidak diketahui berapa banyak orang yang berada di dalam gedung berlantai empat itu ketika runtuh menimpa blok perumahan lain pada Minggu 23 Juli dini hari waktu setempat.
Pencarian korban selamat dari puing-puing bangunan ambruk tengah dilakukan.
Tetangga yang tertekan menggambarkan mendengar jeritan dan dengan panik mencoba menggali orang-orang yang tertimpa bangunan.
Tim dari pemadam kebakaran Kamerun, Palang Merah dan layanan penyelamatan lainnya masih bekerja di tempat kejadian.
Gubernur wilayah Douala, Samuel Dieudonné Ivaha Diboua, berusaha meyakinkan masyarakat - dengan mengatakan situasinya terkendali dan tim penyelamat akan memastikan tidak ada yang tertinggal di bawah reruntuhan.
Tiga anak dan sepuluh orang dewasa menerima perawatan darurat di dekat Rumah Sakit Laquintinie, lapor AFP.
Staf di sana mengatakan seorang anak berusia tiga tahun yang dibawa ke Rumah Sakit Laquintinie telah meninggal.
Sejauh ini tidak diketahui apa yang menyebabkan bangunan di lingkungan Ange Raphael di Douala itu runtuh, namun penduduk mengatakan kepada wartawan bahwa bangunan itu terlihat bobrok.
Otoritas kota telah menghancurkan rumah-rumah yang dianggap berisiko terkena banjir atau tanah longsor, tetapi blok khusus ini tidak direncanakan untuk dibongkar.
Runtuhnya bangunan tidak jarang terjadi di Kamerun.
Sebelumnya pada tahun 2016, sebuah bangunan bobrok di Douala yang melanggar aturan konstruksi runtuh, menewaskan lima orang.
Â
Advertisement