Sukses

Ukraina Kuak Rencana Gagal Rusia Bunuh Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Mata-Matanya Dibayar Ribuan Dolar

Mata-mata Rusia dilaporkan sedang mencari "eksekutor" di antara para pengawal Zelenskyy yang bersedia menculik dan membunuhnya.

Liputan6.com, Kyiv - Ukrainian security service (SBU) atau Dinas keamanan Ukraina mengatakan pihaknya telah menggagalkan rencana Rusia untuk membunuh Presiden Volodymyr Zelenskyy dan pejabat tinggi Ukraina lainnya.

Dua kolonel unit perlindungan pemerintah Ukraina telah ditangkap.

SBU mengatakan mereka adalah bagian dari jaringan agen milik Federal Security Service (FSB) atau dinas keamanan negara Rusia.

Mereka dilaporkan sedang mencari "eksekutor" di antara para pengawal Zelenskyy yang bersedia menculik dan membunuhnya.

Sejak pasukan terjun payung Rusia berusaha mendarat di Kyiv dan membunuh Presiden Ukraina, Zelenskyy pada dini hari dan hari-hari awal invasi besar-besaran pada Februari 2022, rencana untuk membunuhnya sudah menjadi hal yang lumrah.

Pemimpin Ukraina itu mengatakan pada awal invasi bahwa dia adalah "target nomor satu" Rusia.

Namun dugaan plot ini menonjol dari yang lain. Ini melibatkan kolonel yang bertugas menjaga keamanan pejabat dan institusi, yang diduga dipekerjakan sebagai mata-mata.

Sasaran lainnya termasuk kepala intelijen militer Kyrylo Budanov dan kepala SBU Vasyl Malyuk, tambah badan tersebut seperti dikutip dari BBC, Rabu (8/5/2024).

Kelompok tersebut dilaporkan berencana membunuh Budanov sebelum Paskah Ortodoks, yang tahun ini jatuh pada tanggal 5 Mei.

Menurut SBU, para komplotan bermaksud menggunakan mata-mata untuk mendapatkan informasi tentang lokasinya, yang kemudian akan mereka serang dengan roket, drone, dan granat anti-tank.

Salah satu petugas yang kemudian ditangkap telah membeli drone dan ranjau anti-personil, kata SBU.

 

2 dari 4 halaman

Serangan untuk Zelenskyy Diklaim Hadiah untuk Vladimir Putin

Kepala Ukrainian security service (SBU) atau Dinas keamanan Ukraina Vasyl Malyuk mengatakan serangan itu seharusnya menjadi "hadiah untuk Putin sebelum pelantikan" - mengacu pada Vladimir Putin dari Rusia yang dilantik untuk masa jabatan kelima sebagai presiden di Kremlin pada hari Selasa.

Operasi tersebut berubah menjadi kegagalan layanan khusus Rusia, kata Malyuk.

"Tetapi kita tidak boleh lupa – musuh kuat dan berpengalaman, dia tidak bisa dianggap remeh," tambah Malyuk.

Kedua pejabat Ukraina yang ditangkap tersebut ditahan karena dicurigai melakukan pengkhianatan dan mempersiapkan aksi teroris.

SBU mengatakan tiga pegawai Federal Security Service (FSB) atau dinas keamanan negara Rusia mengawasi organisasi dan serangan tersebut.

Salah satu dari mereka, bernama Dmytro Perlin, telah merekrut mata-mata itu sejak sebelum invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina.

Pegawai FSB lainnya, Oleksiy Kornev, dilaporkan mengadakan pertemuan "konspirasi" "di negara-negara tetangga Eropa" sebelum invasi dengan salah satu kolonel Ukraina yang ditangkap.

 

3 dari 4 halaman

Dibayar Ribuan Dolar

Dalam interogasi yang dilakukan terhadap salah satu tersangka, mereka terdengar menjelaskan bagaimana mereka dibayar ribuan dolar secara langsung melalui parsel atau secara tidak langsung melalui kerabat mereka. Tidak jelas apakah dia berbicara di bawah tekanan atau tidak.

Penyelidik bersikeras bahwa mereka terus memantau orang-orang tersebut. Kita tidak mungkin mengetahui seberapa dekat mereka dalam melaksanakan rencana mereka.

Plotnya mungkin terlihat seperti sebuah thriller tetapi juga merupakan pengingat akan risiko yang dihadapi pemimpin masa perang Ukraina.

Sebelumnya pada bulan April lalu, seorang pria Polandia ditangkap dan didakwa berencana bekerja sama dengan badan intelijen Rusia untuk membantu kemungkinan pembunuhan Zelenskyy.

 

4 dari 4 halaman

Presiden Zelenskyy Masuk Daftar Orang yang Dicari Rusia

Pada akhir pekan, presiden Ukraina muncul dalam daftar orang yang dicari Kementerian Dalam Negeri Rusia atas tuduhan yang tidak ditentukan.

Kementerian luar negeri di Kyiv mengutuk tindakan tersebut karena menunjukkan "keputusasaan mesin dan propaganda negara Rusia", dan menunjukkan bahwa Pengadilan Kriminal Internasional telah mengeluarkan surat perintah penangkapan Vladimir Putin.

Rusia memulai penyelidikan pidana terhadap Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan memasukkan namanya dalam daftar pencarian. Demikian menurut kantor berita TASS pada Sabtu (4/5/2024).

TASS menyebutkan bahwa database Kementerian Dalam Negeri Rusia menunjukkan Zelenskyy ada dalam daftar orang yang dicari. Namun, tidak ada rincian lebih lanjut.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Ukraina menyatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin bisa ditangkap berdasarkan surat perintah dari Mahkamah Kriminal Internasional atau ICC.

 "Kami ingin mengingatkan bahwa tidak seperti pengumuman Rusia yang tak berarti, sebuah surat perintah dari Mahkamah Kriminal Internasional untuk menangkap diktator Rusia Vladimir Putin atas dugaan kejahatan perang adalah hal nyata, dan dapat dijalankan di 123 negara," ungkap Kementerian Luar Negeri Ukraina, seperti dilansir VOA Indonesia, Minggu (5/5).

Pernyataan Ukraina juga menyebut pengumuman Rusia itu merupakan "bukti keputusasaan mesin negara dan propaganda Rusia, yang tidak memiliki cara lain untuk menarik perhatian".  Â