Liputan6.com, Rafah - Kementerian Luar Negeri Prancis desak Israel untuk menghentikan operasi militernya di Rafah.
Pemerintah Prancis juga dibukanya kembali perbatasan untuk memungkinkan masuknya bantuan ke Gaza, dikutip dari laman middleeasteye, Minggu (12/5/2024).
Baca Juga
Dalam sebuah pernyataan yang diposting di X, Kemlu Prancis mengutuk serangan Israel terhadap kota paling selatan Gaza tersebut.
Advertisement
Kemlu Prancis juga memperingatkan bahwa hal itu dapat menyebabkan bencana bagi penduduk sipil Gaza.
Kementerian Luar Negeri Prancis juga mendesak Israel untuk kembali melakukan perundingan, satu-satunya jalan yang memungkinkan untuk segera membebaskan sandera dan mencapai gencatan senjata.
#Israël #Territoirespalestiniens l La France déplore le lancement le 7 mai d’une opération militaire de l’armée israélienne à Rafah. Une telle opération menace de provoquer une situation catastrophique pour les populations civiles de Gaza. Déclaration ➡️ https://t.co/x3tpYqHnaa pic.twitter.com/mhNkswCrzw
— France Diplomatie🇫🇷🇪🇺 (@francediplo) May 10, 2024
Israel Perintahkan Warga Palestina Tinggalkan Rafah
Israel memerintahkan puluhan ribu warga Palestina untuk meninggalkan Rafah, seiring meningkatkan operasi militer di Gaza selatan.
Perintah tersebut diumumkan dengan menyebarkan selebaran yang dijatuhkan dari udara dan sejumlah unggahan di media sosial, meminta penduduk di distrik timur untuk pindah ke al-Mawasi, wilayah pesisir sempit yang disebut Israel sebagai "zona kemanusiaan yang diperluas".
Usai perintah tersebut diumumkan, sejumlah wilayah di Rafah yang penuh penduduk dan pengungsi belakangan ini, kini terlihat seperti kota hantu.
AS Desak Israel Hentikan Operasi Militer di Rafah
Dilansir BBC, Minggu (12/5/2024), Israel mengatakan bahwa pihaknya akan melanjutkan operasi yang direncanakan di Rafah meskipun AS dan sekutu lainnya memperingatkan bahwa serangan darat dapat menyebabkan korban sipil dalam jumlah besar dan krisis kemanusiaan.
Pada Sabtu (11/5), Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan, gencatan senjata di Gaza dapat dilakukan secepatnya pada hari berikutnya jika Hamas membebaskan sanderanya.
"Israel mengatakan, itu terserah Hamas, jika mereka ingin melakukannya, kita bisa mengakhirinya besok. Dan gencatan senjata akan dimulai besok," ujarnya pada acara penggalangan dana di Seattle.
Salah satu pengungsi, yang menerima perintah evakuasi mengaku tidak tahu harus mengungsi ke mana.
"Kami tidak tahu ke mana harus pergi. Jumlah kami sekitar 80 orang," katanya kepada program Gaza Lifeline di BBC Arab.
"Saya tidak punya uang untuk kembali ke Khan Younis. Beberapa tetangga mengatakan, untuk datang dan menyewa tempat dengan harga sewa yang sangat murah. Tapi saya tidak punya uang bahkan untuk menyewa mobil."
Advertisement