Liputan6.com, Washington, DC - Delegasi Indonesia yang terdiri dari para pemimpin muda dari berbagai sektor tiba di Amerika Serikat (AS) pada hari Sabtu (11/5/2024) untuk memulai studi selama tiga minggu.
Kunjungan mereka, yang disponsori oleh Kementerian Luar Negeri AS, bertujuan mempelajari kebijakan AS di kawasan Indo-Pasifik, termasuk kebebasan navigasi, hukum internasional, ekonomi dan perdagangan, hak asasi manusia, serta keamanan.
Baca Juga
"Kunjungan studi tur mengenai Kebijakan Indo-Pasifik AS merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk memperkuat hubungan diplomatik antara AS dan Indonesia serta memperdalam kerja sama mengenai prioritas regional bersama," kata juru bicara Kedutaan Besar (Kedubes) AS Michael D. Quinlan dalam pernyataan tertulis yang diterima Liputan6.com, Rabu (15/5).
Advertisement
"Prakarsa ini sejalan dengan semangat peringatan 75 tahun hubungan bilateral tahun ini, menegaskan kembali komitmen kami untuk memupuk kemitraan yang langgeng dan membangun komunitas Indo-Pasifik yang lebih tangguh."
Seiring dengan semakin pentingnya peran Indonesia dalam urusan regional dan global, pemahaman yang jelas mengenai kebijakan AS diharapkan akan membantu mendorong kolaborasi dan memerangi misinformasi.
"AS mengupayakan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka yang saling terhubung, makmur, aman, dan berketahanan, di mana pemerintah di kawasan ini dapat menentukan pilihannya sendiri dan wilayah bersama yang diatur secara sah," sebut Kedubes AS.
Beragam Latar Belakang Partisipan
Selama di AS, para delegasi akan berkunjung ke enam kota seperti Washington, DC; Louisville, Kentucky; Burlington, Vermont; Bloomington, Indiana; Indianapolis, Indiana; dan Honolulu, Hawaii.
Melalui peran serta, diskusi, dan aktivitas budaya di setiap daerah – ditambah dengan waktu luang untuk menjelajahi – para peserta akan memperoleh wawasan berharga mengenai perumusan dan implementasi kebijakan AS di Indo-Pasifik serta berbagai aspek lainnya tentang AS.
Salah satu delegasi yang ikut serta adalah editor Liputan6.com Tanti Yualianingsih. Delegasi lainnya yang berpartisipasi terdiri dari pejabat Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, perwakilan lembaga wadah pemikir, dan akademisi.
"Mereka membawa beragam keahlian yang penting untuk dialog konstruktif dan kemitraan," ungkap Kedubes AS.
Selama kunjungan, mereka akan berinteraksi dengan perwakilan pemerintah AS dan menyumbangkan perspektif mereka dalam diskusi kebijakan. Dari presentasi pakar hingga sesi pemodelan skenario, program ini menawarkan platform komprehensif untuk pertukaran ilmu pengetahuan dan kolaborasi.
Studi tur ini adalah bagian dari International Visitor Leadership Program (IVLP), yakni program pertukaran profesional utama Kementerian Luar Negeri AS dengan masa kunjungan ke AS selama tiga minggu. Program ini memberikan pengetahuan langsung tentang masyarakat, budaya, dan politik AS, sementara membina hubungan profesional.
Setiap tahun, hampir 5.000 peserta internasional dari seluruh dunia berkunjung ke AS melalui IVLP. Hingga saat ini, terdapat lebih dari 2.900 orang alumni IVLP dari Indonesia.
Advertisement