Sukses

Otoritas China Investigasi Taman Margasatwa Fuyang Usai Kematian 20 Ekor Harimau Siberia

Taman margasatwa milik pribadi di Tiongkok dituduh memelihara satwa liar dalam kondisi yang tidak manusiawi.

Liputan6.com, Beijing - Sebuah taman margasatwa yang dimiliki secara pribadi di Tiongkok bagian timur sedang diinvestigasi oleh otoritas di China setelah banyaknya laporan kematian abnormal hewan dalam beberapa tahun terakhir, termasuk 20 ekor harimau Siberia.

Melansir dari The Independent, Jumat (17/5/2024), Taman Margasatwa Fuyang, yang terletak di distrik Yingdong, kota Fuyang, menjadi tempat kontroversial setelah laporan di media lokal yang mengungkapkan bahwa banyak hewan dipelihara dalam kondisi tidak manusiawi.

Kemarahan terhadap taman zoologi tersebut memaksa mereka untuk berhenti beroperasi selama tiga hari.

Taman tersebut dituduh secara ilegal membiakkan harimau Siberia yang dilindungi dan menampung hewan-hewan sebelum konstruksinya selesai, menurut laporan dari majalah China Philantropist.

Laporan tersebut juga mengungkapkan bahwa sejak 2018, ketika hewan-hewan tersebut diperoleh, banyak yang mati karena fasilitasnya tidak memadai.

Beberapa hewan telah dipelihara dalam kandang kecil selama bertahun-tahun, yang akhirnya menyebabkan mereka mengalami cacat fisik, menurut laporan tersebut.

Banyak hewan yang mati, termasuk 20 harimau Siberia, dua singa Afrika, dan tiga jerapah. Harimau Siberia terdaftar sebagai hewan yang dilindungi tingkat pertama di Tiongkok.

Laporan tersebut merinci bahwa hewan tersebut menjalani hidup di kondisi yang sempit dan juga gelap, dengan mayat hewan yang ditemukan selama kunjungan di lokasi.

Beruang hitam dan harimau dikurung dalam kandang besi kecil, serta harimau dan singa ditempatkan di ruangan yang minim cahaya, demikian laporan tersebut. Selain itu, ditemukan juga tumpukan bangkai hewan yang diawetkan dalam lemari pembeku.

 

 

2 dari 4 halaman

Dikecam Atas Perlakuan Buruk terhadap Hewan

Pada tahun 2018, 33 harimau Siberia, 11 beruang hitam, lima singa, tiga unta, dan berbagai satwa liar lainnya dilaporkan diperoleh oleh taman tersebut dari Fuyang Tengfei Domestication Exhibition Co Ltd (atau Perusahaan Tengfei) dengan total biaya sebesar USD 350.000 atau setara dengan Rp5,5 miliar.

Meskipun Administrasi Kehutanan dan Padang Rambut Nasional Tiongkok menolak izin untuk pembiakan buatan, taman tersebut tetap melanjutkan kegiatannya, demikian laporan tersebut.

Pihak berwenang di kota Fuyang telah membentuk tim investigasi untuk memeriksa kematian-kematian tersebut dan menyelidiki tuduhan-tuduhan ini.

Para pendukung hak-hak hewan, termasuk PETA Asia, mengecam taman margasatwa tersebut atas perlakuannya terhadap hewan dan menyoroti isu-isu yang lebih luas mengenai perlakuan buruk terhadap hewan di penangkaran di seluruh dunia.

"Sangat memilukan mendengar bahwa 20 harimau, dua singa, tiga jerapah, dan banyak hewan liar lainnya dilaporkan telah mati dalam beberapa tahun terakhir di Taman Margasatwa Fuyang yang bobrok ini," ungkap Jason Baker, wakil presiden PETA Asia, dalam sebuah pernyataan. 

"Taman Margasatwa Fuyang tampaknya telah menjadi tempat perlindungan yang suram bagi hewan-hewan yang terlantar dari industri sirkus yang runtuh," tambahnya.

3 dari 4 halaman

Netizen Tiongkok Ikut Berkomentar

Di Weibo, platform media sosial Tiongkok, para netizen menyatakan kekhawatiran dan kemarahan atas kehilangan satwa liar di taman margasatwa tersebut.

"Hewan-hewan ini seharusnya hidup bebas di padang rumput dan hutan yang luas. Mereka malahan hidup di area yang gelap dan sempit. Bagaimana mereka bisa tumbuh dengan baik dalam kondisi seperti itu?," tulis salah satu pengguna medsos yang dikutip Global Times.

"Jika kita tidak bisa merawat mereka dengan baik, kita harus mencari cara lain. Jika ini terus berlanjut, apa nasib hewan-hewan yang tersisa?"

Li Lianghua, perwakilan hukum Perusahaan Tengfei, mengatakan bahwa pada April 2019, perusahaan tersebut menemukan bahwa taman margasatwa ini telah berhenti beroperasi ketika sedang mengangkut 25 harimau dari Shanghai ke Fuyang.

"Ketika saya melihat lingkungan yang tidak cocok untuk harimau Siberia, saya tidak berani mengangkut lebih banyak," Li Lianghua dikutip oleh The Lai Times.

4 dari 4 halaman

Pihak yang Bertanggung Jawab Belum Jelas

Media lokal Tiongkok menginformasikan bahwa Anhui Qicai Wildlife Park Co Ltd sebagai operator dari Taman Margasatwa Fuyang.

Masih tidak jelas siapa sebenarnya yang bertanggung jawab atas operasi kebun binatang tersebut.

Pan Zhichao, selaku perwakilan hukum untuk Anhui Qicai Wildlife Park Co Ltd, mengatakan bahwa Tengfei Company tidak memiliki hubungan dengan kebun binatang tersebut, dan saat ini merupakan "tindakan yang tidak sah dan jahat" dari Taman Margasatwa Fuyang.

Kantor media The Independent telah mencoba menghubungi sejumlah nomor yang terkait dengan Taman Margasatwa Fuyang secara daring untuk mendapatkan komentar atau informasi lebih lanjut.

Video Terkini