Liputan6.com, Roma - Pola makan nabati, atau pola makan yang berfokus mengonsumsi makanan yang berasal dari tumbuhan merupakan pola makan terbaik untuk kesehatan dan umur panjang manusia.
Itulah kesimpulan yang didapat oleh para ilmuwan setelah melakukan tinjauan menyeluruh dari data yang sudah dikumpulkan selama lebih dari 20 tahun terakhir.
Dilansir dari Science Alert, Jumat (28/6/2024), setelah mempelajari literatur ilmiah yang diterbitkan dari tahun 2000 sampai 2023 dengan seksama, sebuah tim penelitian yang dipimpin oleh dokter medis bernama Angelo Capodici dari Universitas Bologna di Italia menemukan bahwa manusia yang memilih untuk menjadi vegan (tidak mengonsumsi produk hewani atau turunannya) memiliki hasil kesehatan yang lebih baik di beberapa bagian.
Advertisement
Hasil penelitian tersebut bukan berarti menyarankan Anda untuk menghentikan konsumsi daging secara keseluruhan, karena kebutuhan gizi setiap orang bisa sangat bervariasi, tergantung kondisi setiap individu.
Mengubah pola makan bisa menjadi cara yang sangat efektif untuk meningkatkan kesehatan, lebih dari yang kita sadari sebelumnya. Namun, penting untuk memastikan bahwa perubahan tersebut dilakukan dengan cara yang aman dan sesuai dengan kebutuhan gizi setiap individu.Â
Dalam dekade terakhir ini, banyak orang berpindah ke pola makan nabati karena berbagai alasan, beberapa di antaranya adalah untuk meningkatkan kesehatan, mengurangi biaya makanan, dan mengurangi dampak buruk kepada lingkungan.
Dengan meningkatnya orang-orang yang mengonsumsi sayuran, terjadi peningkatan yang signifikan pada data tentang pola makan nabati, dan data-data inilah yang diteliti oleh Capodici dan rekan-rekannya.
Â
Kesehatan yang Lebih baik pada Orang-orang dengan Pola Makan Vegetarian
Banyak penelitian menunjukkan bahwa jenis makanan yang kita konsumsi sangat memengaruhi kondisi kesehatan kita.Â
Pola makan yang tinggi daging merah dan daging olahan, biji-bijian olahan, dan gula tambahan telah diidentifikasi sebagai faktor risiko untuk masalah seperti penyakit kardiovaskular (CVD) dan kanker.
Karena pola makan adalah salah satu variabel yang relatif mudah diubah, Capodici dan timnya ingin meneliti lebih mendalam tentang dampak pola makan nabati terhadap risiko penyakit-penyakit tersebut, karena penyakit kardiovaskular dan kanker adalah dua penyebab utama kematian dan kecacatan di seluruh dunia.
Mereka telah meneliti sekitar 48 ulasan dan meta-analisis yang dilakukan antara bulan januari tahun 2000, hingga bulan Juni tahun 2023. Hasilnya menunjukan bahwa pola makan vegetarian berhubungan dengan status kesehatan yang lebih baik pada berbagai faktor risiko kanker dan CVD.
Secara keseluruhan, pola makan nabati ini berhubungan dengan kadar kolestrol yang lebih baik, kontrol gula darah yang lebih optimal indeks massa tubuh yang lebih rendah, dan tingkat peradangan yang lebih rendah dibandingkan dengan orang-orang dengan pola makan omnivor (Mengonsumsi nabati dan daging).Â
Orang yang mengadopsi pola makan nabati memiliki risiko lebih rendah terkena kanker dan penyakit jantung, serta tingkat kematian yang lebih rendah akibat CVD.
Â
Advertisement
Menjadi Omnivor juga Memiliki Manfaat Tersendiri
Tim peneliti mencatat bahwa wanita hamil yang menjalani pola makan vegan tidak menunjukan penurunan risiko diabetes gestasional (terjadi saat kehamilan) dan hipertensi yang signifikan.
Para peneliti juga berhati-hati untuk tidak menyimpulkan bahwa pola makan nabati menjadi satu-satunya alasan meningkatnya kondisi kesehatan seseorang.
"Selain mengurangi asupan daging, vegetarian juga cenderung mengonsumsi lebih sedikit biji-bijian olahan, lemak tambahan, manisan, makanan ringan, dan minuman berkalori dibandingkan dengan non-vegetarian, serta meningkatkan konsumsi berbagai macam makanan nabati," tulis tim peneliti.
Oleh karena itu, masuk akal bila seorang omnivora juga dapat manfaat kesehatan yang signifikan, tidak hanya dengan mengurangi atau menghindari daging, tetapi juga dengan mengurangi makanan olahan serta makanan yang tinggi lemak dan gula.
Memiliki Efek Positif dan Negatif Masing-Masing
Perlu diingat juga bahwa pola makan nabati bisa menyebabkan tubuh kekurangan vitamin dan mineral yang dibutuhkan.
Selain itu, berbagai kondisi kesehatan seperti alergi dan penyakit pencernaan memerlukan ketelitian dan penyesuaian dalam memilih makanan.
Hasil analisis baru ini juga terbatas oleh keterbatasan studi-studi aslinya. Oleh karena itu, para peneliti memperingatkan untuk tidak menerapkan pola makan nabati secara besar-besaran.
Mereka menyarankan agar penelitian yang lebih spesifik dan terfokus dilakukan untuk memahami mengapa pola makan ini berkorelasi positif dengan kesehatan yang lebih baik.
"Studi kami," kata para peneliti, "mengevaluasi dampak dari pola makan bebas hewani terhadap kesehatan jantung dan risiko kanker, menunjukkan bagaimana pola makan vegetarian dapat bermanfaat bagi kesehatan manusia dan menjadi salah satu strategi pencegahan yang efektif untuk dua penyakit kronis yang paling memengaruhi kesehatan manusia di abad ke-21," tambah para peneliti.
Advertisement