Sukses

Prancis Tuduh Azerbaijan Ikut Campur atas Kerusuhan Kaledonia Baru

Kerusuhan Kaledonia Baru yang dimulai pada Senin (13/5/2024) dipicu oleh reformasi pemilu.

Liputan6.com, Paris - Prancis pada hari Jumat (17/5/2024) menuduh Azerbaijan mengipasi api kerusuhan di Kaledonia Baru dengan membanjiri media sosial melalui foto dan video menyesatkan yang menargetkan polisi Prancis.

Paris telah menindak para pemrotes di Kaledonia Baru yang marah atas reformasi pemilu dan berusaha memulihkan ketertiban di wilayah itu setelah kerusuhan menewaskan empat orang.

Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin pertama kali melontarkan tuduhan terhadap Azerbaijan pada hari Kamis (16/5), tanpa memberikan bukti apa pun. Kementerian Luar Negeri Azerbaijan dengan cepat membantah apa yang disebutnya tuduhan menghina dan menegaskan kembali pada hari Jumat bahwa pihaknya tidak ada hubungannya dengan protes di Kaledonia Baru.

"Daripada menuduh Azerbaijan mendukung protes pro-kemerdekaan di Kaledonia Baru, Prancis harus fokus pada kegagalan kebijakan negaranya terhadap wilayahnya di luar negeri yang menyebabkan protes tersebut. Kami sekali lagi menyerukan Prancis untuk menghentikan klaim tidak berdasar terhadap negara kami," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Azerbaijan Aykhan Hajiyev, seperti dilansir kantor berita Reuters, Sabtu (18/5).

Badan pengawas pemerintah Prancis untuk kampanye melawan disinformasi online, Viginum, unit yang dibentuk sebagai respons terhadap aktivitas Rusia di Afrika, menerbitkan laporan pada hari Jumat yang mengidentifikasi sejumlah akun media sosial terkait Azerbaijan menyebarkan propaganda anti-Prancis.

Viginum mengatakan kampanye tersebut mencakup montase gambar yang menunjukkan pengunjuk rasa pro-kemerdekaan tewas di samping seorang pria kulit putih berpakaian khaki dengan senapan dalam posisi menembak, dengan judul: "Polisi Prancis adalah pembunuh".

Viginum mengungkapkan setidaknya 86 unggahan di platform media sosial X alias Twitter diunggah oleh profil orang-orang yang memiliki koneksi ke Partai Azerbaijan Baru yang berkuasa. Mereka menggunakan tagar #RecognizeNewCaledonia dan #FrenchColonialism.

"Pada tanggal 15 dan 16 Mei, Viginum mendeteksi di X dan Facebook adanya penyebaran konten secara besar-besaran dan terkoordinasi yang jelas-jelas tidak akurat dan menyesatkan, menuduh polisi Prancis membunuh pengunjuk rasa pro-kemerdekaan di Kaledonia Baru," kata laporan tersebut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sentimen Lama

Menurut para pejabat terkait, kampanye di Kaledonia Baru telah berlangsung selama beberapa bulan dan bahkan Azerbaijan mengorganisir jaringan anti-Prancis di lapangan, termasuk melalui pendanaan acara.

"Azerbaijan melakukan outsourcing (pihak ketiga) atas perselisihannya (dengan Prancis)," ungkap seorang sumber Prancis yang mengetahui pandangan pemerintahnya kepada Reuters.

Terlepas atas tuduhan terkait Kaledonia Baru, Azerbaijan marah terhadap dukungan militer Prancis untuk Armenia, di mana keduanya telah berperang dua kali dalam tiga dekade terakhir.

Azerbaijan tahun lalu merebut kembali wilayah Karabakh, tempat etnis Armenia menikmati kemerdekaan de facto sejak awal tahun 1990-an.

Prancis, yang memiliki komunitas etnis Armenia yang besar, bersimpati terhadap Armenia dan menyediakan peralatan militer. Mereka meminta klarifikasi dari Baku pada bulan November tentang kampanye disinformasi yang menargetkan Olimpiade 2024.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.